26. Her Feelings

6.1K 920 48
                                    

26

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

26. Her Feelings

Sedari tadi, dia tidak henti-hentinya menangis meneriaki nama-nama keluarganya ditengah kericuhan yang terjadi. Pengap terasa seperti mencakar tenggorokan setiap insani yang berusaha untuk menarik napas

Darah berceceran di mana-mana, bahkan gaun putih selembut sutranya sudah terlumuri oleh darah dari para klan-nya yang dibantai habis-habisan. Di depan matanya sendiri Hinata dapat melihat mereka melayangkan samurai mereka ke tubuh klan Hyuga.

Bahkan ada yang kepalanya terpenggal akibat kejamnya bantaian yang klan musuh lakukan. Hinata menangis ketakutan berlari mencari keberadaan sang ayah dan sang kakak, memastikan dimana mereka dan bagaimana keadaan mereka sekarang.

"Ayah! Ayah!"

Hinata berteriak di antara ricuhnya pembantaian, nafas gadis itu tersengal, Peluh membasahi pangkal dahi yang kemudian bergulir turun memeluk sekujur tubuh. Kedua tangannya ia gunakan untuk mengangkat gaunnya yang sudah dilumuri bercak darah klan-nya sendiri.

Saat menemukan keberadaan sang ayah, Hinata langsung berlari menghampiri lelaki itu namun langkahnya terhenti seketika melihat apa yang terjadi. Tepat di depan matanya, samurai itu membantai tubuh sang ayah, membuat ayahnya langsung ambruk seketika dengan luka sayatan di bagian dada.

Di samping tubuh ayahnya ada tubuh sang kakak--Neji yang tak berbeda jauh, terbaring kaku dengan luka berdarah di bagian lehernya. Udara panas masih terasa mencekik leher Hinata begitu kuat. Nafasnya tercekat di tenggorokan dan dunianya seakan runtuh.

"Tidak" Hinata menggeleng dengan mata yang berkaca.

"Tidak!" Gadis itu berteriak sembari berlari menghampiri tubuh sang ayah dan sang kakak.

"Ayah! Ayah kumohon bangun!"

Hinata meraung mengguncang tubuh tak bernyawa sang ayah, dia juga menghampiri Neji untuk memeriksa lelaki itu namun hasilnya nihil, mereka sudah meregang nyawa.

"Tidak! Kumohon Ayah, Kak Neji, bangun!"

Hinata menangis, tak peduli dengan keadaan sekitar karena seluruh atensinya tengah tertuju pada dua lelaki yang begitu dia sayangi itu,

Hampir seluruh pasang mata tertuju pada gadis itu, tatapan mereka datar dan gelap--Khas tatapan milik klan Uchiha.

"Tangkap dan bawa dia."

Suara itu menggema, membuat dua anggota dari klan Uchiha menghampiri Hinata dan menangkap gadis itu membuat Hinata meraung dan memberontak, berusaha melepaskan diri dari cengkraman mereka.

Kedua pengawal dari klan musuh itu menyeret Hinata membawanya menjauh dari jasad sang ayah dan sang kakak.

"Tidak! Lepaskan aku! Kumohon lepaskan aku.."













White Lotus ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang