BAB 15 'KEBAKARAN YG DISENGAJA'

45 11 1
                                    

Utk yang phobia sama serangga jgn terlalu bayangkan yah, soalnya aku jg kurang suka serangga walaupun punya byk pengalaman dengan mereka.

----------------------

Semut-semut itu bergerak membanjir seperti cairan kental di serambi dalam.

Jupiter bergegas menekan tombol walkie-talkienya.

"Pete! Bob!" teriaknya. "Ada semut! Berjuta-juta, di pavilyun tempat tinggal Dr. Woolley! Cepat, panggil dia!"

Banjir semut mulai mengalir masuk ke kamar tidur. "Cepat!" teriak Jupiter lagi. "Aku terjebak di sini!"

"Rojer!" kata Bob lewat alat penghubung mereka.

Jupiter meloncat naik ke ranjang. Disentakkannya seprai sehingga tidak lagi menyentuh lantai, lalu dionggokkannya di tengah-tengah kasur. "Cepat, Bob! Pete!"

Semut-semut itu kini menyebar, makin lama makin dekat ke ranjang, sementara Jupiter berteriak-teriak ketakutan lewat walkie-talkienya.

ia baru diam, ketika terdengar langkah orang berlari-lari di luar. "Astaga!" Itu suara Charles Woolley, disusul Bob yang memanggil- manggil.

"Jupe! Di mana kau, Jupe? Kau tidak apa-apa?"

"Aku di kamar tidur!" seru Jupe membalas. "Cepatlah!"

ia mendengar suara Mrs. Burroughs berteriak-teriak tentang binatang- binatang menyebalkan, disusul suara suaminya yang menyuruh dia minggir. Sesaat kemudian ada yang menggedor-gedor jendela kamar tidur.

Perhatian Jupe beralih dari semut-semut yang semakin membanjir masuk, ia memandang ke arah jendela. Dilihatnya wajah Pete yang memandang ke arahnya dari balik terali. Tangannya terulur ke dalam, berusaha membuka jendela dengan paksa.

"Macet!" kata Jupe berteriak. "Tadi sudah kucoba!"

Burroughs dan Woolley muncul. Woolley menggenggam batu. Pete dan Bob buru-buru menepi. Woolley melemparkan batunya ke dalam, memecahkan kaca jendela.

"Nih, tangkap!" kata Woolley sambil melemparkan sebuah kaleng ke arah Jupiter. Kaleng itu berisi bahan semprot pembasmi serangga. "Cepat, semprotkan ke semut-semut yang ada di dekatmu, lalu lari ke jendela." "Di samping jendela ada gerendel," kata Burroughs. "Jika kautarik terali akan terlepas dan kau bisa keluar."

Sementara itu semut-semut yang paling depan sudah mulai merayap naik lewat kaki-kaki ranjang. Tapi lantai kamar itu belum sepenuhnya dikerumuni serangga-serangga itu. Jupiter menyemprotkan obat pembasmi serangga sambil mengarahkannya ke bagian lantai yang paling dekat dengan ranjang. Setelah itu ia bergegas turun. Terasa olehnya tubuh semut-semut yang hancur terinjak telapak sepatunya. Jupiter bergidik, tapi ia terus saja menyemprot-nyemprot Menyemprot, melangkah, menyemprot, dan melangkah maju lagi.

Kemudian terasa kakinya menginjak pecahan kaca

"Gerendel?" Matanya jelalatan, mencari-cari sepanjang dinding dekat jendela. "Mana dia, gerendelnya?"

Burroughs menuding ke dalam.

"Tarik peti kecil itu ke depan, nanti kau melihatnya."

Jupiter menarik peti yang dimaksudkan. Peti itu tergeser ke depan, menghancurkan tubuh semut-semut yang berkeliaran di situ.

Jupiter melihat sepotong besi di situ, yang merupakan sambungan terali yang terpasang di luar. Potongan besi yang menembus dinding itu berlubang, dan sebuah baut terpasang di dalam lubang itu untuk mencegah kemungkinan lepasnya terali.

Jupiter bergegas menarik baut itu sehingga terlepas. "Berhasil!" serunya.

"Bagus!" kata Woolley. Dibantu Burroughs ditariknya terali sampai terlepas dari ambang jendela.

Jupiter sudah berada di luar sesaat kemudian. Mrs. Burroughs langsung mendekati dengan sikap prihatin, dan memeriksa keadaannya.

Sementara itu Charles Woolley berdiri di depan jendela, asyik memperhatikan semut-semut di dalam kamar tidurnya. Tempat tidur di mana Jupiter tadi menyelamatkan diri, kini sudah hampir sepenuhnya diselubungi semut.

Lalu datanglah Letitia Radford berlari-lari dari rumah besar. Jupiter bisa melihat wajahnya yang diterangi sinar lampu-lampu pavilyun yang menyala. Nampak jelas bahwa Letitia dicekam kengerian yang luar biasa, ia membawa kaleng persegi berwarna merah yang ada pegangannya di sebelah atas.

Jupe terkejut, karena langsung tahu apa yang hendak dilakukan Letitia.

"Jangan!" serunya.

"Minggir!" teriak Letitia. "Jangan dekati aku!"

Suaranya menakutkan. Dengan cepat dibukanya tutup kaleng yang dibawa ia bergerak seakan-akan hendak menyiramkan isinya ke arah Jupiter.

"Jangan, Letitia!" kata Woolley dengan nada memohon. "Semut-semutku! Penelitianku! Jangan, Letitia!"

Letitia Radford memandang Woolley dengan perasaan muak yang jelas terbayang di wajahnya. Kemudian disiramnya serambi dan dinding depan pavilyun itu dengan cairan yang terdapat dalam kalengnya

Tercium bau bensin.

Letitia Radford melemparkan kalengnya lewat pintu depan ke arah semut-semut yang nampak berkerumun memenuhi ruang duduk rumah yang kecil itu. Setelah itu ia mengeluarkan sesuatu dari kantung baju hangatnya.

Melihat itu Woolley meloncat maju sambil berseru untuk mencegah. Tapi percuma. Letitia Radford sudah menyalakan sebatang korek api dan mencampakkannya ke tempat yang sudah tersiram bensin.

Terdengar bunyi letusan yang tidak nyaring. Tahu-tahu api sudah berkobar, menjilati serambi depan, lalu menjalar masuk ke ruang duduk. "Nah, tahu rasa mereka sekarang!" teriak Letitia.

ia berpaling, lalu bergegas naik mendaki bukit.

---------------------

(30) MISTERI BONEKA BERINGASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang