BAB 17 'TERKURUNG'

45 13 5
                                    

.

.

Ketiga penyelidik remaja itu melakukan pemeriksaan dengan berhati- hati. Mereka tidak ingin menimbulkan kecurigaan Letitia Radford dan Mrs. Burroughs yang ada di atas, serta Mrs. Chumley yang tidur di kamarnya. Sambil menyelinap mereka membuka lemari-lemari, memeriksa laci-laci.

Di dapur dan di gudang mereka tidak menemukan apa-apa yang bisa dijadikan petunjuk tentang identitas orang-orangan misterius itu. Di kamar duduk pelayan yang terletak di sebelah dapur juga tidak ada apa- apa yang mencurigakan, begitu pula halnya dengan kedua kamar tidur di bagian tempat tinggal pelayan. Di salah satu tempat tidur itu mereka menemukan pakaian seragam pelayan yang digantungkan dalam lemari bersama beberapa potong gaun, sebuah jas model santai serta beberapa lembar celana panjang. Tapi tidak ada karung goni dan topi hitam di situ. "Tapi kita kan tahu. Burroughs sudah pasti bukan orang-orangan itu?" kata Bob memprotes. "Jadi untuk apa kita mencari-cari di sini?"

"Kita ceroboh jika tidak melakukannya," kata Jupiter. "Selama ini kita takut sekali menyebabkan Letitia Radford histeris lagi, sehingga kita tidak bertindak dengan benar-benar cermat. Tapi sudahlah, sudah kukira kita takkan menemukan sesuatu yang berarti di sini. Sekarang kita ke ruang kolong rumah."

Ruang kolong rumah besar itu terbagi dalam sejumlah bilik, yaitu sebuah bilik tempat penyimpanan minuman anggur, sebuah ruang ketel pemanas, beberapa ruangan gudang, dan sebuah bilik tempat bekerja. Kemudian Jupiter menuju ke sudut rumah yang letaknya tepat di bawah kamar tidur Mrs. Chumley. Sewaktu ronda malam sebe-lumnya, Jupiter melihat bahwa di situ ada pintu yang menuju ke halaman rumput Di tempat itu tanah di luar hampir sama tingginya dengan lantai kolong.

"Kalian lihat itu?" kata Jupiter berbisik pada Pete dan Bob yang mengikutinya, ia menunjuk ke lantai yang berlapis semen. Nampak jejak ban di situ. "Orang-orangan itu mendorong gerobak sorong keluar dari sini. Gerobak sorong dengan ban karet dan mengangkut tanah. Kalian lihat tanah yang tercecer itu?"

"Tapi tanah dari mana?" kata Bob dengan heran.

Anak-anak mengikuti jejak ban itu, masuk kembali ke kolong. Dengan mengikuti ceceran tanah di lantai mereka masuk ke suatu lorong sempit antara sebuah ruang gudang yang tidak dipakai dan sebuah kamar berpintu kokoh. Pintu itu tidak terkunci. Pete menyalakan lampu kamar itu. Anak-anak melihat pipa-pipa terselubung debu menjulur di langit-langit.

"Rupanya ini dulu tempat menyimpan daging," kata Pete. "Seperti yang di Pasar Rocky Beach, cuma tidak sebesar itu."

"Kehidupan di rumah ini pasti hebat, ketika masih didiami oleh keluarga Radford," kata Bob. "Bayangkan, bahkan tempat khusus untuk menyimpan daging saja ada!"

Jupe mengangguk asal-asalan saja. Tidak diperhatikannya benar komentar Bob itu. Air mukanya kelihatan puas. Nampaknya seperti ia menemukan hal yang sudah diperkirakannya akan ditemukan, ia menunjuk ke ujung lorong.

"Lihat! Dari situ datangnya tanah yang diangkut ke luar!"

Pete dan Bob memandang dengan heran ke arah yang ditunjuk. Mestinya di situ ada dinding semen, karena merupakan dinding luar kolong. Tapi yang nampak sebuah lubang besar dan gelap.

"Terowongan!" kata Pete. Jupiter mengeluarkan sebuah senter dari kantungnya.

"Aku menemukannya dalam sebuah laci di dapur," katanya. "Kubawa saja, karena siapa tahu perlu."

Dinyalakannya senter itu, lalu diarahkan cahayanya ke dalam lubang yang menganga.

"Wow!" kata Bob kagum. "Ini bukan main-main! Lihatlah, balok-balok yang menopang langit-langitnya!"

"Seperti terowongan tambang." kata Pete. "Jadi ini rupanya yang dikerjakan orang-orangan itu. Tapi... tapi..."

ia tertegun, kelihatan bingung.

"Tapi aneh kan, orang-orangan itu masuk ke rumah orang untuk menggali terowongan," kata Jupiter. "ia pasti ketahuan."

Kalau begitu, mestinya orang-orangan itu salah satu penghuni rumah ini sendiri," kata Pete menarik kesimpulan. "Atau ada orang sini yang bersekongkol dengan orang-orangan itu. Burroughs dan istrinya!"

"Itu rasanya kesimpulan yang masuk akal," kata Jupe. "Dan bisa kita tebak, ke mana tujuan terowongan ini!"

Bob mengamat-amati dinding yang berlubang. Letaknya pada sisi yang menghadap ke jalan.

"Terowongan ini menembus di bawah jalan, menuju Museum Mosby," katanya dengan suara hampir berbisik. "Ada yang hendak masuk ke sana dengan sembunyi-sembunyi!"

"Bagaimana jika kita periksa saja benar tidaknya." kata Jupe mengusulkan, lalu langsung masuk ke dalam terowongan, ia berjalan merunduk-runduk, sambil menyorotkan senter ke kanan dan ke kiri. 154

Pete dan Bob mengikutinya. Ketiga remaja itu berjalan tanpa bicara. Bunyi langkah mereka teredam tanah dasar terowongan. Udara di dalamnya makin lama makin pengap. Setelah rasanya berjam-jam berjalan terunduk-runduk, akhirnya Jupiter berhenti. Jalannya terhadang dinding semen. Disentuhnya dinding itu. Masih utuh.

"Ini pasti dinding ruang kolong museum." katanya berbisik. "Ini satu- satunya bagian dari Museum Mosby yang tidak ada penjagaannya. Tempat-tempat selebihnya, semua dilengkapi dengan alat pengaman."

Bob dan Pete mengangguk. Jupe menyodorkan senter pada Bob, yang segera berbalik dan berjalan mendului kembali ke rumah keluarga Radford.

"Luar biasa!" kata Pete, ketika mereka sudah kembali berada di ruang kolong rumah besar. "Menggali terowongan sepanjang itu, pasti memerlukan waktu berbulan-bulan!"

"Sekarang kita tahu alasannya, kenapa orang-orangan itu merongrong Letitia," kata Jupe. "ia hendak membuatnya begitu ketakutan, lalu cepat-cepat pergi dari sini. Orang-orangan itu khawatir Letitia kapan- kapan akan turun kemari dan dengan begitu melihat terowongan ini.

Atau Letitia secara kebetulan malam-malam memandang ke luar, dan melihatnya mengangkut tanah"

Bob memadamkan senter, dan anak-anak kembali menyusur lorong sempit menuju ke tangga.

"Sekarang aku baru mengerti, apa sebabnya mobil yang dipakai Burroughs tadi kelihatan begitu sarat," kata Jupe. "ia mengangkut tanah dari terowongan, untuk dibuang di salah satu tempat"

Ketika lewat di depan kamar bekas tempat penyimpanan daging, Pete tertegun lalu mengendus-endus.

"Bau barang terbakar!" katanya. Diraihnya sakelar yang terdapat di samping sebelah dalam pintu kamar itu, lalu dinyalakannya lampu di situ. Ruangan yang tidak dipakai lagi itu penuh asap. Di salah satu sudutnya nampak setumpuk kain bekas, serta beberapa kaleng bekas tempat cat yang terbuka tutupnya.

"Astaga! Ada yang meninggalkan kain-kain bekas lap cat di sini!" katanya. "Karena uap minyak cat yang semakin menjenuhi ruangan, akhirnya kain-kain ini mulai terbakar dengan sendirinya!" Ditendang-tendangnya tumpukan kain bekas itu supaya terserak.

Ternyata beberapa potong di antaranya memang sudah mulai terbakar. "Awas!" seru Bob. ia meloncat dengan sigap untuk memadamkan nyala api yang mulai berkobar di sana-sini, dibantu oleh Jupiter.

Tiba-tiba dari arah lorong terdengar bunyi tertawa pelan tapi menyeramkan.

Anak-anak berpaling dengan cepat.

Orang-orangan itu berdiri di ambang pintu, memandang ke arah mereka. Gambar mulutnya yang menyeringai nampak menyeramkan dite rangi sinar lampu. Sesaat makhluk itu diam saja Tapi kemudian ditariknya pintu yang berat sehingga tertutup.

"Jangan! Tunggu!" Pete meloncat ke pintu lalu menarik pegangannya. Pintu itu sedikit pun tidak bergerak.

"Tunggu! Jangan pergi! Buka pintu ini!" teriak Pete lagi dengan panik. "Percuma saja kau berteriak-teriak," kata Jupe. "ia takkan mau membuka pintu. Sekarang pasti tidak. Bahkan mungkin untuk selama- lamanya!"

-------------------------

(30) MISTERI BONEKA BERINGASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang