Sania Cerita 14

186 11 0
                                    

Setelah mengumpulkan tugasnya yang sudah selesai Sania mengambil tasnya dan melenggang keluar kelas.Meninggalkan teman-temannya yang frustasi karna tak bisa mengerjakan tugas dan menatapnya iri.

Pelajaran di jam terakhir adalah matematika.Bu Ima adalah guru yang mengajar dimana Bu Ima terkenal sangat kejam.Jika ia sudah berkata selesaikan dan tak boleh ada yang pulang jika belum selesai maka harus begitu.Tak ada yang namanya peringanan dan berkata 'lanjut di rumah dan kumpulkan di pertemuan selanjutnya'.Bu Ima tak sebaik itu.

"Males banget gue balik.Mana tau tua bangka itu lagi anu-anu di rumah kan mata suci gua jadi ternoda."

Kemudian terlintas di otaknya untuk mencari tau keadaan keluarganya.Sudah lama sekali rasanya ia tak melihat wajah mereka.Kecuali Alkana.Semoga keluarganya yang lain tak banyak berubah seperti Alkana.Harapnya dalam hati.

"Semoga kematian gue gak berdampak buruk sama mereka."

Aku ikut kamu ya...ya ya ya

Aku mohon Gara...

Ban mobil aku kempes

"Lo bisa gak sih berhenti ngemis-ngemis kek gitu?!"

"Gak tau malu!"

"Kalian apa-apaansih! Yang gue mintain itu Gara bukan kalian!"

Semakin jauh Sania berjalan semakin besar suara-suara yang terdengar sedang berdebat itu.Sepertinya itu berasal dari arah parkiran.

"Ck." Decaknya malas.Ternyata di sini ada adegan seperti di novel.Dimana gadis bermake up tebal sedang merayu pria pujaannya untuk diantar pulang.

"Minggir." Dinginnya menyuruh mereka pindah.Pasalnya mereka berkumpul di depan mobilnya terparkir.

"Eh ada neng Zanu cantik."Ucap Candra centil.

"Mau pulang neng?" Tanyanya dengan senyum menyebalkan.

"...."

Candra cemberut karna tak ditanggapi.

Sementara Bella tertegun.Baru kali ini ia melihat wajah Zanu dari jarak yang begitu dekat.Kecantikan alami yang mempesona.Bella merasa iri dengan itu.Namun dengan cepat ia tersadar dari lamunannya dan berbalik pada Gara untuk kembali di antar pulang.

"Gara.Anter aku pulang.Ya ya ya..." Mohonnya memperlihatkan wajah memelasnya.

"Gak."Tolak Gara menatap tajam Bella.

"Gara! Kamu kenapasih selalu gak peduli sama aku? Aku salah apa sama kamu .. Daridulu kamu selalu acuhin aku padahal aku itu cinta sama kamu Gara!"

Gara tak peduli dengan segala ocehan unfaedah Bella dan pergi menuju motornya.

Bella menatap sendu punggung lebar nan kokok Gara yang perlahan menjauh.Rasa iba muncul dalam diri Sania.

Ia yang barusaja hendak membuka pintu mobilnya berjalan menghampiri Bella.

"Cinta emang bener-bener bisa buat orang jadi bodoh ya? Saking bodohnya sampai kek orang tolol."

"Lo perempuan.Dimana harga diri lo sampai rela memohon kek gitu? Aturannya laki-laki yang mengejar perempuan bukan malah sebaliknya."

Bella menegang kaku mendengar rentetan kalimat pedas yang dilontarkan Zanu.Itu memang benar adanya.Dirinya bodoh.Tapi mau bagaimana lagi? Ia sudah terlalu cinta kepada Gara.Mungkin cintanya sudah merambat ke tahap cinta mati.

"Bukan urusan lo!" Sentaknya marah.

Sania tersenyum kecil.

Bella semakin marah hingga ingin menampar Zanu.Namun kata-katanya barusan membuat tangannya menggantung di udara dan menatap Zanu bingung.

"Mau bareng pulang?"

Ha?

Maksudnya?

"Maksud lo?" Bella menatap bengis.Ia tidak suka wajah yang melebihi kecantikannya itu.

Sania tak membalas dan hanya mengangkat alisnya satu.Matanya mengarah pada mobilnya yang secara tidak langsung memberikan kode kepada Bella.

"Gak."Gengsi dong.Udah mau nampar tapi waktu ditawarin nebeng pulang langsung mau.

"Oh.Gue duluan." Sania tak ada satupun niat memaksa.

Ia menatap Bella yang berdiri mematung dari dalam mobil.

"1.... 2..... 3...." Sania menyalakan mesin mobil dan hendak menginjak gas namun bunyi pintu terbuka membatalkan niatnya.Segera senyum tipis terbit.

"Alamat lo?"

Bella melirik malas.Tidak.Lebih tepatnya malu.

"Jalan X."

Sania mengangguk pelan dan mulai menjalankan mobil.

Hanya ada keheningan karna tak ada satupun yang berniat memecahkan pembicaraan.

"Kok? Kenapa berhenti?"

"Gue laper."

Mobil berhenti di depan sebuah Cafe.Zanu turun meninggalkan Bella sendiri di mobil.

Mau tak mau ia mengekori Zanu masuk ke dalam Cafe.

Sania menatap Bella seakan bertanya.'Lo mau makan juga?'

Bella menggeleng yang diangguki Sania.Sembari menunggu pesanannya selesai di buat Zanu memainkan ponselnya.

Sementara Bella memperhatikan Zanu dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Lo kenapa baik sama gue?"

Zanu mengangkat pandangannya.Setelah beberapa lama Zanu akhirnya memberikan respon dengan mengangkat bahunya pertanda tak tau.

Memang ia sendiri tak tau mengapa ia berbuat demikian pada Bella.Padahal biasanya ia tak sebaik ini.



Tbc.

Mengganti Kepribadian JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang