Sania cerita 15

185 13 0
                                    

Saat ini Zanu sedang duduk santai di sofa empuk ruang tamu rumah Bella.

Setelah selesai makan ia kembali menjalankan mobil menuju rumah Bella yang ternyata satu arah dengannya.Namun rumahnya masih perlu melewati beberapa meter lagi baru sampai.

Terpaksa rencananya mencari tahu keadaan keluarganya ia tunda dulu.

Bella yang tak ingin berhutang budi kepada Zanu karna telah mengantarnya pulang meminta Zanu mampir ke rumahnya.Dan kini gadis itu turun dari tangga menggunakan pakaian rumahannya.

"Jadi.....?"

Suasana canggung diantara keduanya membuat Bella merasa tak nyaman.Zanu benar-benar devinisi manusia batu.Jika ia tak berniat memecahkan suasana mungkin mereka akan terpikat dalam keheningan sampai Zanu pulang.

"Gue bosen."

Bella mengangguk ragu.

Lalu?

"Temenin gue jalan-jalan."

!!

"Gue? Nememin lo jalan-jalan? Lo minta gue nemenin lo jalan-jalan?"

Menurut yang ia dengar Zanu adalah tipe orang yang tertutup.Sudah setahun lebih gadis cantik itu bersekolah di sekolah yang sama dengannya namun tak memiliki teman satupun.

Bukannya tak ada yang ingin berteman dengannya.Namun memang Zanulah yang selalu mengusir mereka secara halus pertanda tak ingin mengikat hubungan dekat dengan siapapun.Baik itu perempuan atau laki-laki.

"O-oh oke..."

"Baju."

"Hah?" Lagi-lagi Bella dibuat tak mengerti dengan arti ucapan singkat Zanu.

Sedangkan Sania menatap jengah."Pinjem baju.Gerah pake seragam mulu."

Mendengar itu Bella mengangguk-angguk kecil.Lalu mengajak Zanu pergi ke kamarnya.Ia mengambilkan dress selutut untuk Zanu pakai.

Sania yang melihat pakaian yang diberikan Bella kepadanya berdecak kesal."Gue gak suka pake dress."Datarnya dan berjalan menuju lemari pakaian Bella.Matanya melotot melihat semua koleksi baju Bella yang jauh dari kata sopan.

"Lo emang gak tau tren ya."

"Enak aja! Itu semua baju-baju mahal ya bahkan lebih mahal dari jam yang lo pake."

Sania memutar bola matanya malas."Percuma mahal kalau bisanya cuma ngerusak mata.Atau lo emang suka pamer belahan dada? Pamer paha sama orang? Gak malu? Padahal segala bagian tubuh lo itu cuma bisa dinikmatin sama suami lo nanti."

Bella terdiam. Gadis itu menudukkan kepalanya.Bella sadar akan kesalahannya.Namun itu semua ia lakukan karena ingin Gara menyukainya.Ia berfikir Gara akan berpaling padanya setelah melihat tubuhnya yang sexy.

"Gara gak akan suka kalau cara lo masih kek gini.Mencintailah sewajarnya Bella.Merasa sakit karna cinta gak dibalas masih jauh lebih baik daripada cinta terbalas tapi dengan cara yang salah."

"Lo mau Gara cuma suka sama tubuh sexy lo? Giliran nanti lo udah gak sexy Gara bakal ninggalin lo dan cari yang lain."

"Berhenti ngejar yang gak ingin dikejar.Sakit di awal gak seburuk yang lo fikirin."

Bella semakin menundukkan kepalanya sembari memeras tangannya.Jiwa bar-barnya ketika membully seseorang telah lenyap tertelan di tenggorokannya.Perasaannya saja atau memang Zanu terlihat sangat menyeramkan saat ini?

Bella jadi merasa di marahi oleh ibunya.Kata-kata Zanu menusuk tepat di ulu hatinya.Mau mengelak namun semuanya adalah fakta.Rasanya Bella ingin menangis saja.

"Perasaan lo ke Gara bukan cinta.Tapi obsesi."

Kalimat Zanu selanjutnya sontak membuat Bella mengangkat kepalanya dan menatap Zanu marah dengan mata berkaca-kaca.

Bella tidak terima perasaannya yang ia kira cinta mati itu dianggap obsesi semata!

"Apa mau protes?" Tantang Zanu menatap remeh Bella.

Ck!

"Seseorang yang mencintai akan rela melakukan segala cara demi membuat orang yang mereka cintai bahagia.Sekalipun cara itu adalah melihat orang yang mereka cintai bahagia bersama orang lain."

"Hiks...hiks..."

Sania menatap datar Bella yang terisak di depannya.Tanpa aba-aba ia membawa Bella ke pelukannya.Sejenak dapat ia rasakan tubuh Bella yang menegang namun perlahan berangsur-angsur rileks dan membalas pelukannya.

"Gue bukan sok nasehatin lo Bella.Gue cuma mau lo keluar dari lingkaran hitam yang jerat lo selama ini.Jangan nyembunyiin apapun mulai sekarang sama gue.Karna sekarang kita dalah sahabat."

Bella terkejut.Gadis itu tak menyangka dengan apa yang terucap dari bibir Zanu.Hampir saja ia melepas pelukannya jika tak ditahan oleh Zanu.

"Kehancuran keluarga lo bisa lo ambil tolak ukur Bella.Pasangan tanpa cinta berpotensi kecil untuk berakhir bahagia."

"Memaksakan sesuatu akan selalu tak berakhir baik."



Tbc.

Mengganti Kepribadian JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang