Part 1

2.2K 207 10
                                    

Typo Bertebaran.


Jisung berjalan di koridor sekolahnya, semua tatapan mengarah sinis padanya.

Tapi sungguh, Jisung tidak pernah peduli dengan tatapan bodoh mereka itu.

Brak!!!

Tubuh Jisung langsung terhempas ke belakang dan punggung nya terasa sakit saat bertabrakan langsung dengan lantai.

Jisung sedikit meringis lalu mendongak untuk melihat siapa pelaku yang mendorong nya...belum dia berbicara tangan nya sudah disentak dan ditarik menuju gudang belakang.

Brak!!, lagi lagi tubuh Jisung terhempas...bukan kelantai namun ke sofa usang namun cukup empuk.

"Apa apaan sih, main tarik terus dorong orang gitu aja", kesal Jisung sembari berdiri dan langsung menatap tajam pelaku yang membawanya ke gudang ini.

"Seharusnya gue yang nanya, lu apa apaan cari masalah kemarin?", sentak orang yang berada di hadapan Jisung.

"Goblok atau gimana sih?, bisa nya cuma fitnah tanpa bukti", kesal Jisung.

"Mending lu jauh jauh deh dari hadapan gue, beneran badan gue pegel pegel buat nerima siksaan lu hari ini...ga sanggup, besok aja ya"

Jisung mulai berjalan keluar, namun belum juga 4 langkah tangan Jisung sudah tertarik dan tepat dia langsung terduduk di atas pangkuan orang tersebut.

"YAK LEE JENO, APA YANG LO LAKUIN!!", teriak Jisung kaget sekaligus kesal.

"Shut, cukup diam disini"

Jisung menggelinjang geli saat Jeno menjilat cuping telinganya.

"Jen, l-lu jangan kurang ajar"

Jisung berusaha berontak namun sia sia, tenaga Jeno lebih kuat.

"Mau lu apasih Jeno, lepasin!!"

"Mau gue?, gue mau elu", bisik Jeno dengan suara rendah tepat di telinga Jisung.

"Ga, Jeno jangan macem macem"

Sekuat tenaga akhirnya Jisung bisa lepas dari pelukan Jeno bahkan sudah berdiri dari pangkuan pemuda eyes smile itu. Ya berkat injakan kuat di kaki Jeno tentunya

"Lu....sialan Lee Jeno!!"

Jisung langsung berlari keluar, berusaha menahan isak tangis nya.

"maaf Ji"

◇◇◇◇

"Apa sih Ji, jangan nangis....Kamu itu laki laki harus kuat"

Jisung berusaha menahan tangis nya di kamar mandi, namun sulit.

Akhirnya pertahanan Jisung runtuh sudah.

"Hiks...sudah, ampun....hiks"

Isakan itu terdengar pilu.

Lupakah seorang Lee Jeno bahwa Jisung memiliki trauma?

"Cukup, hiks"

Memori kejadian itu terus berputar di kepala Jisung seperti kaset rusak namun susah untuk di perbaiki ataupun di hilangkan.

"Ahrghhh!!"

Bruk!!, teriakan serta pukulan tangan dan kaca itu menemani ruangan dingin itu, darah segar mengalir dari buku buku tangan Jisung.

Tubuh Jisung luruh bersandar ke dinding kamar mandi.

"Takdir gue selalu sial, apa gue ga berhak hidup?", lirih Jisung dan perlahan mata itu tertutup.

Sebelum itu dapat Jisung lihat seseorang berada di hadapannya dan tak lama tubuhnya melayang yang dia yakini ia sedang di gendong oleh orang tersebut.

Jisung tidak tau siapa itu karena sebelum dia mengenali orang tersebut semuanya sudah gelap.

"Lu berhak bahagia, dan kebahagiaan lu ada di gue Jisung"




TBC.

Bagaimana bagaimana?

Latar nya aku bingung pilih yang mana, jadi maaf kalau berubah ubah.

Vote dan Comment jangan lupa;)

WHITE in BLACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang