Eps.03

69 79 106
                                    

"Tidak akan kusakiti wanitaku sekalipun hanya gara-gara masalah sepele, jikaku marah, makaku akan memelukmu hingga hilanglah marahku padamu. " -Alfarez.

🍁🍁🍁

Pagi pun tiba, Alfarez memakai sepatunya dan segera keluar dari rumahnya. "Ma, Arez mau sekolah dulu," ucap Alfarez sembari menduduki motornya dan menyalakan motornya.

(Brum..brum)

Sudah terdengar suara motornya Alfarez, Alfarez pun pergi ke sekolah menggunakan motor kesayangannya yang berwarna merah itu.

15 menit menuju sekolah, akhirnya dia sampai ke sekolah dan segera memasuki kelas IPA.

"Hi." Terdengar suara seseorang yang lagi menyapa Alfarez.

"Caca?"

"Yoi, gue nunggu Aira."

"Gak nanya," ucap Alfarez dengan cuek.

Jordi dan Andi pun memasuki kelas secara bersamaan. Jordi yang melihat Caca langsung senang bukan main, dia pun langsung menanyakan banyak hal kepada Caca, yang tentu saja membuat Caca kebingungan. "Heh, jangan kepo deh lu," ujar Caca sambil memakan permen.

Alfarez hanya duduk diam dibangkunya sembari menunggu kedatangan Aira.

"Tumben gak keluar kelas Rez," ucap Andi.

"Gue males."

"Apa gara-gara.." ucap Andi. Alfarez pun langsung melirik ke arah Andi yang bertepatan dengan arah pintu, disana terlihat Aira yang memasuki kelas dengan wajah gembiranya. Alfarez yang melihat hal tersebut langsung tersenyum.

"Kayaknya Alfarez suka sama Aira," ucap benak Andi yang melihat senyum Alfarez begitu manis kepada Aira. Saat Aira mendekat Alfarez pun langsung mengganti raut wajahnya menjadi datar.

"Hai Rez, gue bawa kue buat lu," ucap Aira sambil mengambilkan kotak makannya dan menaruhnya di atas meja Alfarez.

"Lagi?" Tanya Alfarez dengan muka malas.

"Iya lagi," ujar Aira dengan mengerutkan keningnya. "Ini gue buat yang spesial, didalamnya ada keju dan gula di tambah toping susu coklat," ujar Aira dengan senyum manis diwajahnya.

"Gue gak mau."

"Heh! Gue gak bakal ikhlas kalo sampe mereka semua ini makan bekal yang sudah gue siapin buat lu!"

"Jadi waktu itu lu gak ikhlas?" Sela Andi.

"Ikhlas, tapi buat kali ini gak, gue tau lu lapar Rez, makan aja gak usah malu, lagi pula gue siapin ini memang buat lu bukan buat hantu-hantu lu," ujar Aira sambil melirik ke arah teman-temannya Alfarez.

"Wah, keterlaluan lu bilang kita hantu," ucap Jordi.

"Lah emang kalian han-" ucapan Aira berhenti sejenak karna melihat Caca yang berada tepat di samping Jordi. "Caca?" Ujar Aira dengan wajah bahagia nya melihat Caca hadir lagi kesekolah. Aira pun langsung berlari ke arah Caca dan memeluknya.

"Dari tadi lu gak lihat gue? Jahat banget." Ucap Caca sambil memeluk Aira.

"Gue bukannya gak lihat lu Ca, tapi gue gak sadar lu ada di sana," ucap Aira sambil melepaskan pelukannya terhadap Caca.

Plak!!l

Terdengar suara kotak makan yang jatuh.

"Alfarez?" Ujar Aira sambil melihat mulut Alfarez yang bersumpal dengan kue. "L-lu m-makan kue yang gue kasih ke lu?" Tanya Aira sambil memperlihatkan senyumannya itu, Aira sungguh tidak percaya Alfarez menghabiskan kue yang dibuat oleh dia.

"Ciee.." (ucap satu kelas kepada Alfarez). Alfarez yang mendengar hal itu langsung kebingungan dan segera menghabiskan kue yang ada di mulutnya itu.

"Aaaarrggg Alfarez membuat jantung gue jedag jedugg," ujar Aira dalam benaknya sambil kesenangan.

"Ini," ujar Alfarez sambil memberikan kotak makan milik Aira.

"Makasih ya Rez," ucap Aira yang ternyata ucapannya itu tidak di perdulikan oleh Alfarez.

"Rez! Siang ini ingat ya," ucap Aira. Alfarez lalu melihat ke arah belakang dengan wajah bingungnya. "Bioskop," ucap Aira sambil tersenyum. Alfarez yang mendengar hal itu hanya bersikap biasa saja dan lanjut membaca buku novel yang ia miliki.

~~~

Istirahat pun tiba, semua siswa-siswi keluar kelas kecuali Alfarez dan Aira. Aira pun berjalan menuju ke arah Alfarez. "Rez.." panggil Aira sambil memberikan sebuah bingkisan untuk Alfarez.

Alfarez yang melihat hal itu tentu saja langsung paham, dia mengingat chat Aira kemarin siang di chat.

"Buat lo," ucap Aira sambil menaruh bingkisan tersebut di atas meja Alfarez.

"Thanks," ucap Alfarez dengab mengalihkan pandangannya ke arah papan tulis.

"Gue ke kantin dulu ya."

Alfarez pun lagi-lagi diam tidak menjawab. Disaat Aira sudah keluar kelas kini tertinggal Alfarez sendiri di kelas, Alfarez dari tadi ingin sekali menangis karna dia tidak ingin pergi dari dunia ini secepat mungkin. Hari-hari yang Alfarez lalui sangatlah berarti bagi dirinya. "Aku tidak pernah ingin memiliki takdir seperti ini," ucap Alfarez sambil menahan air mata yang ingin jatuh dari matanya.

Jordi dan Andi masuk ke kelas di waktu yang tidak tepat. Mereka berdua melihat Alfarez yang sedang menangis, Jordi dan Andi mengerti apa yang di rasakan oleh Alfarez.

"Gue tau apa yang lu rasain sekarang," ucap Jordi sambil menepuk-nepuk bahu nya Alfarez.

"Iya Rez, lu gak usah nangis, kita yang bakal jagain Aira," ucap Andi.

"Gak perlu, gak usah kalian jagain Aira demi gue, dia bakal menemukan jodohnya, gue hanya berharap jodoh nya nanti bakal selalu bahagiain Aira."

Bel pun berbunyi. Jordi, Andi dan Alfarez, langsung membubarkan dan menghentika percakapan mereka karna anak-anak pada masuk ke kelas.

Aira pun menuju meja Alfarez. "Rez, gue bawain lu minum, nih ambil," ucap Aira sambil memberikan botol air putih kepada Alfarez.

Alfarez hanya diam, lalu Aira meletakkan nya di meja Alfarez. "Aira.. gue gak tau gimana reaksi lu disaat gue sudah gak ada di dunia ini," ucap Alfarez dengan rasa sedih nya.

ALFAREZ ||HUANG RENJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang