"Ku minum obat dirumah untuk mengobati sakitku, bukannya sembuh tapi malah bertambah parah, saatku melihatmu sakit itu tiba-tiba saja hilang, dan akupun mulai mengerti bahwa penyebab sakitku karna aku merindukanmu. " -Alfarez.
🍁🍁🍁
Bel istirahat pun berbunyi. Semua anak-anak di kelas segera keluar dari kelas menuju kantin begitu juga dengan Jordi, Andi dan Alfarez. Tetapi mereka bertiga tidak menuju kantin melainkan ke taman sekolah.
(Tok..tok..)
Suara langkah kaki mereka bertiga.
Sesampainya ditaman mereka pun duduk bertiga secara berjejer.
"Gue mau ngomong sesuatu," ucap Alfarez dengan serius.
"Mau ngomong apa Rez?" Tanya Andi dan Jordi secara bersamaan.
"Umur gue sudah mendekati perkiraan..."
"L-lu serius?!" Tanya Jordi dan Andi dengan seksama dan menggunakan nada tinggi.
"Gue harap kita masih bisa menghabiskan waktu bersama."
"Pantes wajah lu pucet," ucap Jordi.
"Pasti tuh minuman bukan sirup kan Rez?" Tanya Andi sambil menatap tajam Alfarez.
"I-iya bukan."
"Nah kan! Lu kenapa Rez? Lu kenapa?! Lu habiskan waktu selama ini gak pernah bilang ke kita? Lu nganggep kita sahabat atau bukan Rez?" Tanya Andi.
"Gue minta maaf."
"Intinya kita harus menghabiskan waktu bersama," ucap Jordi.
"Gue setuju sama lu Jor, dari pada kita cuman nongki-nongki biasa mending kita jalan-jalan bareng," ucap Andi sambil melirik ke arah Alfarez.
"Yaudah hari ini kita jalan-jalan, deal?!" Ucap Jordi dengan semangat.
"Deal!" Ujar Andi. Jordi dan Andi pun melihat ke arah Alfarez. "Gimana Rez? Setuju gak?" Ucap Andi.
"Setuju kok," ucap Alfarez sambil tersenyum kepada mereka.
~~~
Sepulangnya dari sekolah. Jordi, Andi dan Alfarez mereka segera pergi jalan-jalan.
"Langsung aja?" Tanya Andi.
"Gakpapa, kita kan juga pakai hoodie." Sahut Jordi.
"Yoklah," ucap Andi.
Mereka bertiga pun menaiki motor mereka masing-masing dan segera menuju tempat yang ingin mereka kunjungi. Sesampainya ditempat tujuan.
"Kita ke Mall?" Tanya Alfarez.
"Kita main bola disini." Ucap Andi.
Mereka bertiga lalu segera memasuki mall tersebut dan menuju ketempat bermain. Mereka menghabiskan waktu bersama bertiga layaknya seperti saudara yang sedang berjalan-jalan bertiga.
Setelah mereka puas bermain, mereka lalu keluar dari mall itu dan mencari makan.
"Kira-kira bro, mau makan dimana?" Tanya Jordi.
"Di tempat biasa," ucap Andi.
"Kita cari kesan yang beda aja gimana?" Saran Alfarez.
"Yoi, kesan yang berbeda," ujar Jordi.
"Didekat sini ada cafe kan? Kita kesana aja," ucap Alfarez.
Mereka pun segera menuju cafe tersebut dan sesampainya dicafe mereka memarkirkan motor mereka ditempat parkir. Lalu masuk ke dalam cafe dan memesan minum lalu makanan yang sama.
"Ini mas, pesanannya silahkan dinikmati," ujar asisten yang ada disana.
"Seru gak sih menghabiskan waktu kayak gini?" Ujar Andi.
"Seru banget, dan gue mau kita kayak gini terus." Sahut Jordi. Andi lalu melirik ke arah Alfarez. Jordi pun tersadar tentang umurnya Alfarez.
Alfarez lalu meletakkan cangkirnya di meja itu. Dan menatap mereka berdua.
"Gue bersyukur punya sahabat seperti kalian.." ucap Alfarez dengan tatapan sedih nya.
"Gue juga Rez, andai lu gak pergi secepat ini, kita dulu pernah janji bakal tua bersama, sekarang lu duluan ninggalin kami," ucap Andi yang sedang membendung air matanya.
"Gue juga gak mau punya takdir kayak gini."
"Lu adalah lelaki yang kuat Rez, lu bisa menyembunyikan ini dari dulu, kalo gue jadi lu, gue gak bakal bisa menyembunyikan hal ini," ucap Jordi.
"Makanya lu gak jadi Alfarez, karna lu gak bisa nyembunyiin masalah sepenting ini," ujar Andi sambil meledek Jordi. Hal itu pun membuat Alfarez tertawa dan membuat senyum diwajahnya Alfarez.
"Alfarez.. kami beruntung bisa punya sahabat kayak lu," ucap Jordi sambil menatap Alfarez. Suasana hening seketika, tidak ada pembicaraan apapun dari mereka bertiga. Sampai akhirnya..
"Heh!" Ucap Andi yang membuat Jordi dan Alfarez terkejut.
"Santuy aja kali Ndi!" Ucap Jordi.
"Iyanih ngagetin gue aja lu," ucap Alfarez.
"Makanya jangan hening-heningan, emang lu berdua pikir ini lagi mengheningkan cipta gitu?"
"Iya gak tapi jangan kayak gitu juga kali ah," ucap Jordi.
"Yaudah kita cabut, besok ketemu lagi di sekolah," ujar Alfarez. Andi lalu berjalan ke kasir, dia pun membayar minuman serta makanan yang telah mereka pesan, lalu setelah itu mereka pun langsung pulang kerumah. Alfarez yang masih sedih langsung masuk ke kamarnya.
"Anak mama kuat," ucap ibu nya Alfarez yang sedang berada di depan kamar Alfarez.
"Mama?" Ujar Alfarez. Ibu nya Alfarez pun masuk ke kamarnya Alfarez.
"Semua ini takdir," ucap ibu nya Alfarez sambil tersenyum kepada Alfarez.
Ini memang takdir, takdir yang tidak pernah ku duga bahkan yang tidak pernah ku inginkan. -Alfarez.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAREZ ||HUANG RENJUN
Fanfiction"Rez, lu tau? Mata lu kayak bintang. " -Aira "Oh ya? Kenapa berfikiran kayak gitu? " -Alfarez "Gak tau juga, setiap kali gue natap mata lu, gue selalu melihat bintang didalamnya, bintang itu bersinar, sama seperti lu yang selalu menyinari hidup gue...