"Orang yang kita sayang pasti akan menemukan waktunya untuk pergi dari dunia ini." -Alfarez.
🍁🍁🍁
Pagi sudah tiba, Alfarez tak kunjung bangun dari tempat tidurnya, bahkan untuk bergerak saja tidak. Ibu Alfarez dari tadi sudah memanggil-manggil Alfarez untuk segera bangun tetapi Alfarez tidak merespon.
Ibu Alfarez pun berjalan menuju kamar Alfarez dengan keadaan pintu yang tertutup. Ibu Alfarez pun membuka pintu kamar tersebut. "Ah ternyata ini anak belum bangun juga," ucap ibu Alfarez sambil berjalan menuju kasur Alfarez. Saat ibu nya mencoba untuk mengguncang kan tubuh Alfarez, ternyata tubuh Alfarez sangat kaku. "Rez.. Rez.. dengar ibu nak" ucap ibu Alfarez dengan lembut kepada Alfarez.
"Alfarez.." ucap ibu Alfarez.
"Alfarez!!" Kini ibu Alfarez berteriak dikamar tersebut, tetapi tetap saja Alfarez tidak merespon hal itu. Ayahnya Alfarez yang mendengar hal itu pun langsung datang ke kamar nya Alfarez.
"Kenapa ma," ucap ayahnya Alfarez sambil berjalan mendekati ibu nya Alfarez.
"Alfarez?" Panggil ayahnya Alfarez dengan wajah tampak terkejut ketika melihat sang putra kini terdiam kaku di tempat tidurnya dengan tidur lelapnya itu.
"Al-alfarez yah.." ucap ibu nya Alfarez sambil menangis dan memeluk Alfarez.
"Alfarez.." ayahnya Alfarez pun terduduk di lantai, ayahnya Alfarez lalu menangisi Alfarez yang kini sudah terbaring kaku di tempat tidurnya.
"Alfarez jangan tinggalkan kita nak..." Ucap ibu nya Alfarez sambil memeluk tubuhnya Alfarez.
"Secepat inikah Alfarez meninggalkan kita?" Tanya ayahnya Alfarez yang masih tidak percaya bahwa putra kesayangannya sudah tidak ada lagi didunia ini.
Ayahnya Alfarez semakin meneteskan air mata nya karna mengingat kebersamaan bersama sang putra, sedangkan ibu nya Alfarez masih menangis di atas tubuhnya Alfarez.
Setelah beberapa menit, tangan Alfarez ternyata bergerak sedikit demi sedikit, hal itu diketahui oleh ayahnya dan disadari oleh ibu nya. "Alfarez?" Ucap sang ibu.
"Cepat kita antar dia ke rumah sakit," ucap ayahnya Alfarez sambil memanggil ambulance.
~~~
Sesampainya dirumah sakit, Alfarez dimasukkan keruangan. Orang tua nya disuruh diam diluar supaya tidak menganggu proses pemeriksaan kepada Alfarez.
Sekian lama menunggu dokter keluar dari ruangan tersebut, teman-teman Alfarez, Jordi dan Andi pun datang kerumah sakit itu untuk melihat kondisi Alfarez. Mereka diberitahu oleh ayahnya Alfarez bahwa Alfarez masuk ke rumah sakit.
Tidak lama dari kedatangan mereka berdua, dokter pun keluar dengan raut wajah yang sedih yang sudah jelas bahwa.. "Maafkan kami... Saudara Alfarez sudah meninggal dunia saat dia dibawa ke rumah sakit ini. Kami turut berduka cita atas kepergiannya Alfarez putra kalian."
"A-apa? A-alfarez meninggal?" Ujar Jordi sambil meneteskan air mata diwajahnya yang mengalir deras di kedua belah pipinya.
"Innalillahi.." ucap mereka dengan serentak.
"Sudah saya beritau kepada kalian, bahwa umur Alfarez memang tidak lama lagi, saya harap dari dulu kalian sudah menyiapkan semua ini, Alfarez mengidap penyakit kanker stadium 4, sangat susah untuk dia bisa sembuh." Ucap Dokter tersebut yang membuat teman-teman Alfarez terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAREZ ||HUANG RENJUN
Fiksi Penggemar"Rez, lu tau? Mata lu kayak bintang. " -Aira "Oh ya? Kenapa berfikiran kayak gitu? " -Alfarez "Gak tau juga, setiap kali gue natap mata lu, gue selalu melihat bintang didalamnya, bintang itu bersinar, sama seperti lu yang selalu menyinari hidup gue...