Chapter 3

1.8K 181 10
                                    


Sinar mentari pagi yang mulai meninggi mengusik tidur seorang pria tampan yang masih betah memejamkan matanya.

Jungkook terbangun ketika sinar mentari mulai tajam menyorotnya, membuatnya mengerjap beberapa kali untuk bisa melihat dengan jelas.

"Mmhh jam berapa ini?"

Dengan suara yang serak khas orang yang baru bangkit dari tidur Jungkook mengucek matanya dengan punggung tangan kemudian menyadari sesuatu menghambat gerakannya.

Oh!

"Apa semalam aku.."

Jungkook melihat kedalam selimut dan membelalak mendapati dua tubuh yang tak dilapisi sehelai benang pun menempel tanpa jarak. Belum lagi ia melihat sesuatu dibawah sana masih menyatu.

Jungkook terhenyak beberapa saat, Jimin masih setia menutup matanya sambil memeluk tubuh besar Jungkook. Semalam itu benar-benar nyata berarti? Jungkook pikir ia hanya bermimpi basah.

Tapi melihat keadaannya sekarang, ditambah tubuh Jimin dan tubuhnya yang dipenuhi ruam kebiruan dan merah keunguan nampaknya sangat mustahil jika itu hanya mimpi.

Oh dan bahkan jam di dinding yang berjalan menunjukan waktu pukul delapan lebih lima belas pagi semakin meyakinkan jika ini bukanlah mimpi semata.

Jungkook perlahan menyingkirkan lengan Jimin yang melingkari tubuh polosnya kemudian mencabut batang kesejatiannya dari lubang senggama Jimin. Hal itu membuat Jimin sedikit terusik namun kantuk lebih mengalahkannya.

Jungkook bangkit dari ranjang dan memunguti pakaiannya "tubuhku lengket sekali dan baunya sungguh luar biasa"

Beberapa detik kemudian Jungkook berpikir untuk meminjam kamar mandi Jimin dan membasuh tubuhnya dengan sedikit air. Yah setidaknya hingga aroma cairan bercinta tak lagi tercium.

Jungkook memasuki kamar mandi dan mulai membasuh tubuhnya dengan air. Agak segar rasanya ketimbang sebelumnya lengket dan bau. Yah ini lebih baik meskipun ketika dibasahi air Jungkook harus beberapa kali meringis perih karna punggung dan tengkuknya penuh bekas cakaran. Jimin ganas sekali semalam.

Setelah Jungkook keluar dari kamar mandi, nyatanya Jimin masih setia terlelap di ranjang besarnya. Namun Jungkook tak bisa berlama-lama lagi disini karna ia ada kelas pukul sebelas siang nanti. Dan Jimin nampaknya masih jauh dari kata 'bangun'.

Jungkook memutar otak bagaimana caranya ia memberitahu Jimin soal kepergiannya, ia tak mau dibilang 'lelaki yang tak bertanggung jawab' lagi. Jungkook akhirnya menemukan memo kecil dan kebetulan ada pena juga disana. Dewi fortuna memberkati.

Jungkook menuliskan pesannya pada Jimin dan berharap ia membacanya saat bangun nanti. Selesai dengan memo yang ia letakkan dinakas, Jungkook bergegas meninggalkan apartemen Jimin. Oh namun sebelum itu ia sempat membuatkan Jimin omelette untuk santap paginya, sebagai sedikit bentuk tanggung jawab sudah menggempur Jimin semalaman. Setelah itu Jungkook benar-benar pergi dari sana.

⚜⚜⚜⚜⚜

"Engghh apa itu" Ucapnya lemah

Jimin meraba-raba sisi tempat tidurnya mencari sumber suara hingga benda pipih persegi dibawah bantal yang menjadi sumber suara akhirnya ia temukan.

"Mhhh yaa~ kenapa menelfon pagi-pagi sekali sih~"

"Apa maksudmu pagi huh?! Ini sudah pukul sebelas siang Jimin! Kau melindur?!"

[END] Forbidden Love [Kookmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang