Chapter 1

3.2K 214 4
                                    

"Jimin! Berhenti appa bilang!" Teriak seorang pria paruh baya yang berusaha menghentikan langkah putranya

"Dia pikir aku perduli? Dia pikir aku akan takut jika ia memblokir semua kartuku" Jimin mendecih

Park Jimin putra tunggal dari Park Jungsoo dan (Choi) Park Sohye. Sang ayah adalah pemilik perusahaan yang cukup besar dan sukses di Korea, cukup sukses hingga mampu membeli sebuah real estate paling mahal di dunia sekalipun.

Sedangkan sang ibu sudah lama bercerai dengan ayahnya karna kasus kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan ayah Jimin. Bahkan bukan hanya ibunya yang merasakan tapi dirinya juga.

Sejak dulu, Jimin kecil selalu diperlakukan kasar oleh sang ayah. Jangankan mengajak bermain ketika hari libur, bahkan ketika hari biasa pun ayahnya tak pernah mau mengantar jemput Jimin ke sekolah.

Setiap hari Jimin diantar jemput oleh supir, saat dirumah hanya ibunya lah yang perduli padanya. Bahkan saat libur Jimin bukannya dimanjakan oleh orang tuanya justru disuguhkan oleh pertengkaran keduanya.

Saat orang tuanya bercerai, Jimin masih di sekolah menengah atas. Saat itu ibu Jimin berpesan padanya untuk jangan pernah merasa takut pada kekangan ayahnya. Jimin itu laki-laki, ia harus berani melawan.

Dulu saat Jimin masih kecil ia selalu dikasari oleh ayahnya, tapi ketika beranjak dewasa ayahnya justru seenaknya memintanya agar menjadi penerus perusahaannya.

Saat ini Jimin sedang menempuh pendidikan S2 di Universitas KAIST di Daejeon. Ia sengaja ingin tinggal jauh dari ayahnya jadi ia tinggal disana dan bekerja sebagai staff marketing di perusahaan properti milik salah satu temannya hingga ia mampu membeli sebuah apartemen mewah di kawasan 372 Mannyeon-dong, Seo-gu, Daejeon, Korea Selatan.

Jadi ia tak masalah jika sang ayah memblokir semua kartunya. Toh.. Ia juga terbilang cukup kaya dari hasilnya bekerja selama ini.

Jimin kini tengah melajukan mobilnya untuk kembali ke Daejeon, tapi tidak untuk langsung kembali ke apartemennya melainkan ke sebuah club malam untuk menemui temannya dan menyegarkan pikiran.

"Yo, Jimin Park" Ujar seorang pria dan Jimin hanya acuh

"Ada apa bro, murung begitu?"

"Biasalah Tae, berurusan dengan tua bangka itu"

"Ah begitu rupanya.."

"Mmm mau coba bersenang-senang?" Tawar Taehyung rekan kerjanya sekaligus kawan semasa kuliahnya

"Aku tidak ingin mabuk" Ketus Jimin

"Ah no no.. Bukan.. Maksudku... 'Bermain' sedikit tidak ada salahnya" Taehyung berbisik

"Tae.. Harus berapa kali aku bilang.. Aku ini gay dan aku tidak tertarik dengan wanita sebesar apapun payudaranya"

"Memang aku bilang akan menawarkan jalang wanita padamu?"

"Memang apalagi 'bermain' yang kau tawarkan jika bukan itu"

"Aisss kau tau, kita ini sudah berkawan selama bertahun-tahun dan aku paham betul aku sangat mengerti jika kau menyimpang"

"Lalu apa gunanya kau menawarkannya padaku"

"Aku memang ingin menawarkan jalang, tapi bukan perempuan"

"Apa? Maksudmu? Jalang.. Pria?" Tanya Jimin hati-hati

Taehyung mengangguk "club ini juga menyediakan gigolo baik itu pihak atas maupun bawah"

"Benarkah?"

Taehyung kembali mengangguk "mau coba? Tidak ada salahnya bukan?"

"Tapi aku belum pernah melakukan itu Tae"

[END] Forbidden Love [Kookmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang