Chanle | Ulang tahun (2)

930 134 11
                                    

Chenle as Kale
Sungchan as Saka

oOo

Tempat pertama, Saka menemukan rangkaian bunga di atas ayunan yang berada di lapangan belakang sekolah. Di dalam rangkaian bunga itu terdapat amplop dengan surat kecil di dalamnya.

'Ini tempat kita kenalan!'

Ingatan Saka terbawa ke dua tahun yang lalu, saat ia dan Kale masih duduk di bangku kelas delapan. Saat itu, Saka menghampiri Kale yang sedang berada di ayunan sambil menangis. Saka memperkenalkan diri, Kale juga memperkenalkan diri, lalu Saka bertanya, "Ada apa?" dan Kale bercerita bahwa ia mendapat hasil jelek di ulangan tengah semesternya, ia takut tidak bisa masuk ke SMA yang dia inginkan jika nilainya tidak mengalami perubahan. Tapi, Saka berhasil meyakinkan Kale bahwa semuanya akan baik-baik saja dan ia berjanji akan berjuang bersama Kale untuk masuk ke SMA yang sama.

Hari itu adalah hari di mana semuanya dimulai.

"Kale nggak lupa ulang tahunku..."

Saka melanjutkan langkahnya menuju ke tanda X kedua. Tidak terlalu jauh dari lapangan belakang sekolah, ia berhenti di sebuah toko kecil yang menjual berbagai macam permen.

"Mas Saka!"

"Oh, halo, Ibu."

Saka menyapa seorang wanita tua bernama Ibu Nona. Beliau adalah pemilik toko kecil yang menjual permen. Saka dan Kale sangat dekat dengan beliau.

"Ini, Mas Kale nitip sesuatu." Ibu Nona menyerahkan setoples permen dan sebuah surat. "Dibaca, ya, suratnya. Ibu mau balik ke toko lagi."

"Iya, Bu, makasih banyak."

"Sama-sama, Mas."

Saka membuka amplopnya.

'Sehari sebelum ulangan kenaikan kelas, kita beli permen buat satu sama lain di tokonya Bu Nona!'

Benar, Saka masih mengingatnya dengan jelas. Kale membelikannya beberapa permen cokelat yang bisa dimakan untuk menenangkan diri selama ujian. Sementara ia membelikan Kale bermacam-macam permen karena ia tidak tahu Kale paling suka dengan rasa yang mana. Sebenarnya Saka tidak belajar dan tidak terlalu peduli dengan ujian kenaikan kelas, tapi permen yang diberikan Kale membuatnya merasa bisa mengerjakan soal apa saja yang diberikan oleh gurunya.

"Isi toplesnya permen cokelat yang sama kayak hari itu." Saka tersenyum lebar. "Oke, lanjut!"

Ternyata permainan Kale yang satu ini tidak terlalu buruk.

Untuk pergi ke tempat ketiga, Saka harus kembali ke dalam daerah sekolah, dan pergi ke dekat ruang guru.

Nggak ada barang apa-apa? batin Saka. Namun, ia langsung tertawa saat melihat sebuah sendok yang diikat dengan pita di salah satu jeruji jendela ruang guru.

Amplop ketiga.

'Hari pertama kita di SMA dan sendok penyelamat Saka!'

Hari pertama mereka di SMA, mereka mengikuti masa orientasi dengan baik. Semuanya berjalan lancar, mereka juga mendapat banyak teman baru. Saat istirahat, Saka dan Kale memutuskan untuk berpencar. Mereka ingin mendekatkan diri dengan teman baru masing-masing. Lalu, suasana damai itu hancur saat terjadi perkelahian antara Saka dan salah seorang kakak kelas di lapangan utama. Kale saat itu sedang menikmati baksonya di kantin, namun ia refleks berlari ke lapangan saat mendengar nama Saka disebut. Ia sampai lupa menaruh sendok dan garpu makannya. Saat tiba di lapangan, Kale panik bukan main karena Saka sudah hampir kalah. Entah dapat keberanian dari mana, Kale melempar sendok di tangannya hingga mengenai kepala kakak kelas yang sedang menghajar Saka tanpa ampun. Kale bersorak karena kakak kelas itu buru-buru kabur setelah merasakan darah turun sampai ke hidungnya. Agak kejam, tapi Kale lega karena lemparan sendoknya berhasil menyelamatkan Saka.

Kale | All x ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang