Sesuai janjinya, Putra mengajak Ayana untuk pergi. Saat ini ia membawa Ayana ke Museum daerah. Ia ingin memperkenalkan lebih dalam tentang daerah ini terutama tentang kebudayaan Jawa kepada Ayana.
"Kak Putra unik ya," tiba-tiba kata itu terucap begitu saja dari mulut Ayana saat mereka sedang melihat-lihat isi di dalam Museum.
"Apanya yang unik?" tanya Putra.
"Ya ga nyangka aja Aya bakal diajak kesini,"
"Suku kamu Jawa kan?" tanya Putra lagi dan dijawab anggukan oleh Ayana.
"Nah, kamu sukunya Jawa tapi besar di Sumatera pastinya kamu tidak begitu mengenal Jawa. Makanya saya bawa kamu kesini untuk mengenal lebih dalam suku kamu sendiri," jelas Putra
Setelah cukup lama Putra menjelaskan tentang semua yang ia ketahui pada Ayana, mereka berdua sama-sama merasa haus dan memutuskan untuk membeli minuman di pekarangan Museum. Mereka pun keluar dari gedung Museum dan mencari penjual minuman. Sampai akhirnya mereka menemukan pedagang yang menjual minuman dan berbagai makanan yang posisinya strategis dan cukup teduh. Setelah mendapatkan sebotol minuman dingin, Putra langsung meneguknya dengan penuh nafsu. Ia terlalu banyak bercerita dan menjelaskan sehingga membuatnya sangat haus.
"Kak, Aya boleh nanya nggak?" tiba-tiba dari Ayana dan langsung di tanggapi oleh Putra.
"Kak Putra kenapa pilih kuliah kesini?" pertanyaan Ayana yang membuat Putra terdiam sejenak.
"Malang punya banyak hal yang berharga bagi saya," jawab Putra
Ayana langsung melihat kearah Putra dan memasang muka penasaran seakan menyuruh Putra untuk melanjutkan ceritanya tentang itu.
"Malang menyajikan pemandangan yang begitu indah, kamu sendiri sudah membuktikannya kan," ujar Putra
"Kota ini juga menjadi tempat pertama kalinya Ibu dan Ayah saya bertemu," ucapnya lagi
"Wah, lengkap ya" spontan Ayana
"Bukan itu saja, disini ada seseorang yang sangat saya sayang," tambah Putra lagi.
"Siapa?" tanya Ayana masih dengan rasa penasaran.
"Dia adalah Aira, adik perempuan saya. Wajahnya sekilas mirip kamu dan karena itu ketika SMA saya ingin selalu bertemu dan melihat kamu. Karena kamu bisa sedikit mengobati rasa rindu saya padanya,"
"Sekarang dia ada dimana?" tanya Ayana yang semakin penasaran.
"Dia tingga dengan nenek saya,"
"Orang tua kak Putra kan di Bandung, kenapa dia ngga tinggal disana juga?" tanya Ayana yang belum habis rasa penasarannya.
"Waktu SD, kami pernah mengalami kecelakaan. Saat itu saya menaiki sepeda dan Aira duduk di belakang, kami ingin pergi ke taman untuk jalan-jalan sore. Namun tiba-tiba dari arah belakang ada abang-abang yang bawa motor sangat kencang dan menyenggol stang sepeda kami. Akhirnya saya dan adik saya jatuh di jalan, dia mengalami luka di bagian matanya. Ternyata ada batu yang ukurannya cukup besar masuk kedalam mata adik saya dan melukai bola matanya. Sampai sekarang mata sebelah kirinya rusak dan tidak bisa melihat. Aira selalu menyalahkan saya atas kejadian itu dan sampai sekarang dia belum bisa memaafkan saya," jelas Putra cukup panjang.
Ayana menggigit bibir bawahnya pelan sejak ia mendengar cerita Putra. Ia merasa canggung karena pertanyaannya tadi.
"Sejak saat itu, dia tidak mau lagi dekat dengan saya. Dia jadi tidak mau keluar rumah yang membuatnya jadi tidak punya teman. Dia juga tidak mau lagi tinggal di Bandung karena merasa malu dengan keadaannya hingga memutuskan untuk tinggal di rumah nenek disini. Bahkan dia sempat tidak mau sekolah dan memilih home schooling. Saya merasa sangat bersalah karena itulah salah satu alasan saya kesini agar saya bisa melihatnya dan melindunginya walaupun harus dari jauh," ungkap Putra lagi.
"Kak, maaf tapi boleh ngga Aya bantu kakak untuk dekat lagi sama dia? Aya juga pengen kenalan sama adik kakak, siapa tau kita bisa temenan," pinta Ayana
"Saya tidak begitu yakin," kata Putra
"Kita bisa coba dulu kan kak, usaha sama-sama. Ayana pengen bantu kakak," ucap Ayana
Setelah Putra bercerita cukup panjang, suasana diantara mereka berdua kini hening. Keduanya saling diam seperti ada rasa canggung diantara mereka. Untuk mencairkan suasana, Putra mengajak Ayana melanjutkan berkeliling pekarangan Museum. Ketika asik melihat-lihat para pedagang menjual barang dagangan mereka masing-masing tiba-tiba langkah Putra terhenti. Ia melihat ada orang yang menawarkan berfoto dengan baju adat dan langsung menarik tangan Ayana untuk mengajaknya kesana. Ayana terkejut dan hanya bisa mengikutinya saja.
"Kamu sudah pernah foto dengan baju adat seperti ini?" tanya Putra pada Ayana.
"Udah kak, waktu TK," jawab Ayana seketika langsung flashback pada masa kecilnya.
~
"Anak-anak, hari ini kita ada acara foto dengan memakai baju adat. Jadi kalau ada yang sukunya sama, itu berpasangan ya," ucap seorang guru TK itu.
"Bu, saya pasangan sama Ayana. Kami sama-sama orang Jawa," kata seorang anak lelaki yang bernama Razkah.
"Kamu Sukunya Jawa apa Razkah?" tanya gurunya
"Jawa... Timur Bu," ucap anak lelaki itu
"Ayana, kamu sukunya apa?" tanya guru itu memastikan
"Jawa Bu," jawaban polos dari Ayana kecil.
"Iya ibu tau Jawa, maksud ibu Jawa Barat, Jawa Tengah atau Jawa Timur?" tanya gurunya lagi
"Jawa Tengah Bu," jawab Ayana
"Bu saya juga Jawa Tengah, bukan Jawa Timur," sambung anak lelaki itu lagi.
"Yaudah, Ayana berpasangan dengan Razkah ya. Ini baju adat kalian pegang dulu," kata Ibu guru sambil memberikan bajunya pada mereka.
~
"Aya, ayo mau kan?" suara Putra tiba-tiba membuyarkan lamunannya. Dan spontan Ayana mengangguk.
"Mbak, list harganya ada?" tanya Putra pada penjaga stan foto.
"Untuk yang paket foto berpasangan harga normalnya 50 ribu udah sekalian sewa baju adat dan take foto 3 kali. Nah karena kita lagi ada promo khusus yang berpasangan diskon 20% dan free dua kali take lagi, jadi totalnya 5 kali take foto mas," jelasnya pada Putra.
Mereka berdua mengambil paket foto berpasangan itu dan berfoto ria menggunakan baju adat. Setelah selesai, softcopy fotonya langsung dikirim melalui email. Tidak sabar dengan hasilnya, Ayana langsung melihat foto yang telah dikirim ke emailnya itu.
"Wah, bagus-bangus banget," spontan Ayana.
"Kak, Ayana boleh post ini ke ig ya?" Ayana izin ke Putra lalu disetujui olehnya.
*Masing-masing orang punya kisah terkenang yangmungkin menjadi cerita menarik bagi orang lain*
Gimana part ini reader? Yuk lanjut yuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, My Mochalatte
Подростковая литератураTentang seorang gadis yang masih penasaran dengan teman masa kecilnya.