Mochalatte Gratis

4 0 0
                                    

Belum genap sebulan ditinggalkan oleh Zylla, Ayana sudah merasa sangat kesepian. Biasanya ketika pulang dari kampus Ayana dan Zylla selalu menyempatkan untuk makan atau hanya sekedar duduk di taman untuk saling bercerita. Namun sekarang, Ayana memilih untuk tidak kemana-mana dan langsung kembali ke kamar kosnya.

Saat ini Ayana benar-benar merasa bosan. Ia sudah menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk scroll sosial media di ponselnya. Saat masih asik scroll instagram, tiba-tiba di bagian atas layar ponselnya muncul notif dm instagram dari Dekha.

"Wah, on ig nih. Ga biasanya, bukanya lo orangnya jarang banget buka instagram? Tumben sempat main ig, biasanya wa mulu. Emang wa asrama buayanya udh pada di balesin?" begitulah isi dm dari Dekha.

"Ih apaan sih lo, gue lagi gabut" balas Ayana masih melalui dm.

"Gabut? Tapi kok ga sempat balas wa gue? Oiya lupa, pasti tenggelam kan sama chat para buaya.

Makanya kan udah gue bilang, pelihara tuh kucing, jangan buaya" balas Dekha lagi.

"Sumpah demi apapun, kali ini lo ngeselin" balasan terakhir dari Ayana sebelum akhirnya ia menutup aplikasi instagramnya.

Ia langsung membuka whatsapp dan scroll kebawah sampai ke arsip chat, ternyata memang benar chat dari Dekha tenggelam oleh sekian banyaknya chat kelompok belajar dan teman kuliahnya. Dengan cepat ia langsung membuka isi chat dari Dekha dan membalasnya.

"Sorry Kha, chat lo kelelep sama grup kuliah gue. Nih udah gue balas. Jangan nagih secara gak langsung kaya tadi" isi balasan chat Ayana pada Dekha.

Tidak lama setelah pesan itu terkirim, ceklisnya langsung berubah menjadi biru. Bukannya mendapat balasan, Dekha justru malah menelponnya.

"Assalamu'alaikum Aya," ucap Dekha di telpon.

"Wa'alaikumussalam," jawab Ayana cukup singkat.

"Ada apa? Coba cerita?" tanya Dekha langsung to the point.

"Loh, kan lo yang nelpon, kenapa gue yang disuruh cerita?" jawab Ayana

"Gak lagi PMS kan?" tanya Dekha lagi.

"Lo kenapa sih, selalu tau gue," spontan Ayana.

"Dari cara chat lo, gue udah tau kalau lo lagi gak baik Ay,"

"Hm. Zylla Pergi Kha," ucap Ayan singkat

"Pergi? Emang kemana banget sampe lo sedih gitu nadanya,"

"Rusia,"

"Hah? Ngapain dia ke Rusia? Kok ga ada yang kasih gue kabar tentang itu?"

"Ya ini kan gue kabarin ke lo Kha. Dia dapat kesempatan buat sekolah music kesana,"

"Bagus dong," spontan Dekha.

"Justru itu, gue belum bisa terima kenyataan kalau sahabat-sahabat gue harus ninggalin gue demi ngejar cita-citanya,"

"But Life must go on Ayana, cerita hidup lo ga bakal disitu-situ aja. Cuma karna lo ditinggal sendiri bukan berarti lo gak bisa ngapa-ngapain lagi kan,"

Mendengar ucapan Dekha itu, Ayana merasa tertampar. Sakit memang, namun menguatkannya.

Belum selesai pembicaraannya dengan Dekha di telpon, tiba-tiba pintu kamarnya diketok oleh seseorang.

"Kha bentar ya," ucap Ayana lalu meletakkan ponselnya.

Ia langsung membuka pintu kamarnya.

"Ayana, di depan ada mas-mas yang cariin kamu. Dia nyuruh panggilin kamu buat kedepan," ucap salah seorang teman kos Ayana.

Setelah mengangguk dan mengucapkan terimakasih pada temannya itu, Ayana langsung menuju ke teras untuk menemui orang tersebut. Dan ternyata orang yang dimaksud temannya itu adalah Rayan.

"Eh lo Yan, ngapain kesini?" tanya Ayana

"Oiya sorry gue tadi telpon ke wa, tp lo lagi ada di panggilan lain," kata Rayan lalu menyodorkan sebuah plastik berisi minuman.

"Nih,"

"Apa ini? Gue ga pesan," kata Ayana

"Emangnya gue abang gofood?"

"Maksudnya, gue ga ada nitip ke lo buat beliin kan,"

"Tadi pas gue beli ada promo free 1 cup, bingung mau kasih siapa yaudah gue kesini," jelas Rayan

"Thanks ya," ucap Ayana lalu tersenyum pada Rayan

"Mochalatte, buat balikin mood lo," ujar Rayan lalu melajukan motornya menjauh.

Tanpa sadar pandangan Ayana tidak lepas dari punggung lelaki itu dengan senyuman kecil yang terbentuk di wajahnya. Setelah menemui Rayan, Ayana kembali ke kamarnya mengingat telponnya dengan Dekha tadi masih menggantung.

"Kha sorry ya, tadi ada temen gue datang," ucap Ayana melanjutkan telponnya dengan Dekha.

"Gue kira lo marah karna kata-kata gue yang terakhir tadi,"

"Ya engga lah, malah makasih kata-kata lo itu bisa nyadarin gue. Tau ngga sebelum Zylla pergi, gue sempat marah sama dia. Harusnya dari awal masalah itu gue udah cerita sama lo, tapi untung ada kak Putra yang bantu kasih pengertian ke gue," Ayana menceritakannya cukup panjang.

"Oh jadi sekarang Putra yang gantiin posisi gue? Baguslah seenggaknya orang yang lo percaya itu orang yang gue kenal,"

-

Tidak lama setelah ia menutup telpon Dekha, Ayana mendapat chat masuk dari Putra.

"Ayana, maaf ya saya beberapa waktu ini sibuk ujian sampai saya tidak sempat bertemu dengan kamu" isi chat dari Putra.

"Ngga masalah kak, Ayana ngerti. Makasih udah sempat kabarin Aya" balas Ayana.

"Setelah saya selesai ujian, kita ketemu ya.Kira-kira dua hari lagi saya sudah selesai ujian. Kamu jangan lupa bahagia Aya"balasan terakhir dari Putra yang menciptakan senyuman di wajah Ayana saatmembaca pesannya.



*Life Must Go On, karena cerita hidup kita bukan hanya berputar di tempat dan waktu yang sama*


Let's see the next chapter !

Don't forget to vote and comment.

Hello, My MochalatteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang