Setelah melewati masa ospek yang penuh dengan drama, akhirnya tibalah hari yang menjadi bagian paling aku tunggu-tunggu. Ya, merasakan menjadi seorang mahasiswi. Karena ini adalah hari pertama aku masuk kuliah, tepatnya menjadi mahasiswa baru atau para senior menyebutnya lebih singkat yaitu maba. Saat ini aku sedang berada di salah satu universitas negeri di kota Malang. Aku sangat berterimakasih kepada Zylla karena ia yang selalu menyemangatiku hingga aku benar-benar berhasil lulus disini. Melalui ujian SBMPTN yang aku ikuti beberapa waktu lalu mengantarkanku diterima di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Hingga akhirnya aku dan Zylla bisa terus bersama karena kami masuk ke universitas yang sama walaupun beda fakultas.
"Alhamdulillah ya La, gue ngerasa bersyukur banget waktu itu lo terus semangatin gue buat ikut SBMPTN"
"Iyaa Ay untungnya lo mau dengerin gue, kalo nggak kita nggak bakal satu univ gini sekarang"
"Oh iya La, btw kemarin pas ospek gue kayaknya lihat orang mirip kak Putra deh"
"Ya ampun Ay gue lupa kasih tau lo kalo kak Putra itu emang masuk sini juga tahun kemarin. Sefakultas lo deh kayaknya"
"Seriusan lo? Dia di FISIP juga?"
"Iya, ambil sosiologi katanya. Jodoh kali lo sama dia," kata Zylla sambil mengejekku.
"Gue pikir dia bakal lanjut ke bidang olahraga gitu, kenapa jadinya ngambil sosio" tanyaku heran.
"Ya bisa ajalah dia ngambil jurusan sosiologi, diakan dulu pas SMA jurusan IPS juga sama kayak kita"
Aku terdiam, masih kurang percaya kalau kak Putra ada disini juga. Sejak kelulusannya dari sekolah kabar kak Putra memang tidak banyak yang tau. Selain karena dia orang yang sedikit tertutup, dia juga jarang buka sosial media. Jadi followers sosmednya yang paling update pun tidak akan bisa tau tentang kehidupan pribadinya.
-
"La tau nggak masa gue disuruh kumpulin tanda tangan dosen cuma karna gue telat ngumpulin tugas," kataku pada Zylla melalui video call di line.
"Hah seriusan? Duh lo juga sih, kenapa telat kumpul tugasnya"
"Gimana dong ini, gue kan belum hapal nama dosen-dosennya"
"Lo minta bantu kak Putra aja, diakan udah setahun disini pasti udah hapal sama dosen"
"Duh kalo sama kak Putra gue segan juga nih"
"Ya gimana lagi, emang lo punya kenalan senior lain buat bantu lo?"
.
Saat ini aku sedang berada di depan kantin untuk menunggu kak Putra selesai makan dengan teman-temannya. Aku memang sudah mencarinya keliling fakultas sejak tadi dan akhirnya aku menemukannya sedang berasa di kantin. Di dalam kantin isinya semua adalah senior, aku tidak melihat satupun maba yang masuk kantin ini jadi aku memutuskan untuk menunggu kak Putra selesai dan keluar kantin melewati tempatku berdiri sekarang ini. Dan benar saja, tidak terlalu lama aku menunggu akhirnya kak Putra lewat di depanku.
"Ka..k Putra!" panggilku dengan sedikit gugup.
Yang di panggil hanya menoleh sedikit kearahku dan setelah itu berlalu begitu saja tanpa bersuara sedikitpun. Rasanya aku ingin segera hilang sekarang juga menuju ke dasar bumi.
.
"Nggak bakal lagi deh gue panggil dia di kampus titik," kataku dengan nada yang sangat kesal pada Zylla yang saat ini sedang bersamaku menuju ke perpustakaan.
Zylla hanya tertawa mendengar ceritaku tentang kejadian memalukan tadi.
Tiba-tiba sebuah motor cbr berwarna putih berjalan pelan mendekati kami. Pengendaranya memakai helm fullface membuat kami tidak bisa mengenali siapa dia. Lalu motor itu langsung berhenti tepat di sampingku dan membuka kaca helmnya. Ternyata orang tersebut adalah kak Putra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, My Mochalatte
Fiksi RemajaTentang seorang gadis yang masih penasaran dengan teman masa kecilnya.