🌹| 6 |🌹

59 7 4
                                    

Happy Reading
•───────•°•❀•°•───────•

Aku berlalu melupakan pernyataan cinta Sehun sejenak dan beralih memikirkan Chanyeol. Ini sudah malam namun janji Chanyeol yang mau menelfonku tidak ditepatinya. Jujur, aku khawatir pada pria itu. Tadi siang kudengar ayahnya marah besar padanya menyuruhnya pulang. Chanyeol banyak bercerita padaku jika ayahnya itu tempramental. Sedari kecil ayahnya selalu memaksa Chanyeol untuk menjadi apa yang diinginkannya.

Sedari dulu Chanyeol selalu dituntut untuk menjadi juara di segala hal. Ia dipaksa belajar keras untuk menjadi juara kelas, juara olimpiade dan lain sebagainya. Tidak ada yang bisa menghentikan sikap ayahnya, sosok ibu yang bisa jadi penenang di segala hal pun tidak ada karena ibu Chanyeol meninggal setelah melahirkannya.

Hanya satu hal yang akan ayah Chanyeol lakukan jika Chanyeol tidak memenuhi ekspetesinya. Yaitu-

Kekerasan.

Itulah yang sedang aku khawatirkan. Aku takut Chanyeol kembali terluka lagi dan lagi.

Chanyeol is calling...

Aku mengangkat kedua sudut bibirku melihat layar notifikasi di layar ponselku. Akhirnya Chanyeol menelfonku.

"Ya Chanyeol?"

Aku sudah menjawabnya tapi yang kudapat adalah keheningan.

"Chanyeol ..." kupanggilnya lagi.

"Aku ada di depan rumahmu. Bisakah kamu keluar?"

Chanyeol berada di luar rumahku? Aku beranjak dari kasur menuju jendela. Kubuka jendelaku dan melihat bayangan Chanyeol di depan gerbang rumahku. Kenapa Chanyeol tidak masuk saja? Kenapa harus menunggu di luar? Di luar saat itu sedang dingin jika Chanyeol mengetuk pintuku pasti ayah dan ibuku menyambutnya dengan baik seperti biasa.

"Yasudah aku keluar." Kututup panggilan itu dan beranjak keluar. Ku lihat ayah dan ibuku sudah tidak ada di ruang tengah biasa mereka menonton televisi.

Setelah gerbang kubuka aku benar-benar terdiam di tempatku melihat Chanyeol di depanku. Bagaimana bisa Chanyeol datang padaku dengan wajah yang babak belur seperti ini.

Chanyeol datang mendekat dan langsung memelukku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chanyeol datang mendekat dan langsung memelukku.

"Tidak usah khawatir aku tidak apa-apa."

"Bagaimana bisa kamu bilang kamu tidak apa-apa dengan luka seperti ini Chanyeol," ucapku setelah melepaskan pelukannya.

Chanyeol tidak menjawab apapun setelah itu. Kubawa Chanyeol ke kamarku. Aku keluar kamar mengambil kompresan dan datang pada Chanyeol lagi.

"Apakah sakit?" Chanyeol menggeleng sebagai jawaban ketika aku tengah mengompres memar di wajahnya.

"Sudah biasa. Ayah tadi marah besar."

I Have 3 Boyfriend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang