Dua orang anak berumur 5 tahun sedang bermain kejar-kejaran di sebuah lapangan sepak bola. Mereka begitu bahagia seakan-akan tidak mempunyai beban hidup. Yang satu bermata emas madu yang satu berwarna oranye terang menyala seperti api.
Mereka bermain kejar-kejaran hingga tak terasa hari semakin sore. Salah satu dari mereka pun berpamitan pulang lalu mereka pun berpelukan menandakan tanda perpisahan. Karena rumah mereka bisa dikatakan sangat jauh.
"Blaze...besok main lagi ya!!"
"Baik!!!besok aku akan membawa bola,agar kita bisa bermain bola seperti Halilintar!!"
"Besok ajari aku ya blaze!!!"
"Ha'i!!!!"
Dan pada saat matahari terbenam, mereka pun berpisah dan pulang ke rumah masing-masing.
Keesokan harinya.seperti biasa mereka akan bertemu di sebuah gang untuk berangkat sekolah bersama. Mereka selalu bercanda ria bersama. Susah senang bersama. saat pergi ke sekolah pun,blaze selalu menggandeng tangan temannya itu dengan erat seakan-akan tidak ingin melepaskan.
Saat dikelas pun mereka duduk bersama dan pasti blaze selalu mencontek pr milik temannya itu. Dan temannya itu selalu tidak keberatan saat blaze mencontek tugas miliknya itu.
Hati-hati mereka lewati dengan penuh suka cita dan duka tentu nya. tetapi mereka tetap akur satu sama lain layaknya seorang saudara. Hingga bencana pun datang.
Ibu dari temannya blaze itu meninggal dunia dan temannya itu harus pergi bersama ayahnya ke kota besar. Berat memang melepaskan seorang teman yang sudah kita anggap saudara pergi jauh dari kita.
"Gem...kenapa kau harus pergi?nanti blaze mainnya sama siapa?nanti siapa yang buatin bekal buat blaze?nanti siapa yang jadi temeng kejailan blaze?nanti siapa yang bakal ngehibur blaze?"
Ucap blaze dengan nada gemetar karena menahan air matanya. Dia sekarang sedang memeluk temannya itu. Rasanya enggan untuk melepaskan pelukan itu. Pelukan yang itu pasti suatu saat menjadi sebuah kenangan yang pahit.
Lantas temannya itu sudah menangis tersedu-sedu sembari memeluk erat tubuh blaze yang boleh dikatakan agak tinggi dari dirinya itu. Dia juga enggan melepas pelukan itu. Jika boleh ia juga ingin tetap tinggal disini selamanya tapi takdir memisahkan mereka.
"Nak...ayo,kita harus pergi"ucap ayah temanya itu.
Lantas dia mengangguk lalu mengelap pipinya yang basah karena air mata itu. Lalu dia pun melepaskan kalungnya lalu di berikan ke blaze sembari tersenyum paksa.
"Sniff...jaga kalung ini yah blaze,nanti suatu hari nanti gem bakalan balik lagi kesini kok...snif....blaze gak boleh lupain gem ya,snif....sampai kapanpun blaze tetep temen gempa yang palingggggggggg!!!gempa sayang, snif...da..dadah..."
Lalu gempa pun memeluk tubuh untuk terakhir kalinya lalu dia pun mencium pipi blaze lalu berlari kearah mobilnya sembari melambaikan tangannya.
"Dah blaze!!!jangan lupain gem ya!!!"
Blaze yang masih bengong pun langsung menggelengkan kepalanya lalu menggenggam kalung pemberian dari gempa itu lalu mengangkat kepalanya lalu berlari kearah mobil gempa yang sudah berjalan secara perlahan.
"Aku....AKU BERJANJI!!!AKU AKAN MENIKAHI MU SUATU SAAT NANTI!!!!KAU...KAU AKAN JADI ISTRIKU NANTI!!! HUWAAAA!!!!GEMPAAA!!!JANGAN LUPAKAN AKU!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Spesial [Boboiboy Gempa][C]√
Short StoryCerita ini bersifat random,jadi dalam satu buku ini bisa bermuat cerita acak mulai dari sad ending horor dan lain sebagainya. Cerita ini bersifat on shot,dan slow update. Karakter yang menonjol disini adalah Boboiboy gempa dan karakter lainnya hanya...