Berpindahnya Sora Agnesia ke kota kelahirannya, Jakarta, dan kembali bersekolah di sekolah lamanya, menuntun dia bertemu dengan sahabatnya dan juga manusia indah yang membantu dia saat telat masuk sekolah melalui tembok belakang.
Samboja Adrian Atma...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Playlist || Irwansyah: Pecinta Wanita.
Karena sudah terucap kata maaf, dan, sudah jadian juga, akhirnya Samboja menjemputku untuk datang ke sekolah bersama pagi ini. Dia juga meminta aku untuk membuatkannya bekal, karena katanya, ingin menyicipi masakan aku.
Sebenarnya, kurang percaya diri, jika nanti Samboja menyicipi masakan aku. Tapi dia memaksanya lewat pesan singkat semalam, alhasil, aku buat dua bekal hari ini.
Dengan menu nasi goreng sosis dengan ayam suwir serta teh tawar hangat yang aku taruh di tumbler agar hangatnya lebih lama; semoga Samboja suka.
Setelah semua sudah siap, semua sudah lengkap, buku-buku pelajaran pun sudah aku masukkan ke dalam tas. Sedangkan dua bekal dan teh hangat itu aku taruh di tote bag.
"Assalammualaikum, Sora," itu suara Samboja, aku sangat mengenalnya.
"Waalaikumsalam, sebentar, Sam!"
Sebentar aku lirik jam dinding yang ternyata sudah jam 6 lewat 15, dengan cepat aku mengambil kunci pintu rumah dan berjalan keluar untuk menemui Samboja.
"Waalaikumsalam," ucapku lagi dengan tersenyum ke arahnya.
"Sini aku bantu!"
Dia mengambil tote bag itu, "terima kasih," ucapku, yang langsung mengunci pintu rumah.
"Menu apa nih? Aromanya bikin lapar," ucapnya.
"Nasi goreng sosis dengan ayam suwir, sama teh tawar juga," jawabku sambil memasukkan kunci ke dalam saku seragamku.
"Nggak sabar buat coba," balasnya, aku hanya tersenyum malu, tapi hati aku berdoa kalau dia akan suka sama masakkanku.
"Ya sudah, yuk langsung berangkat!"
Samboja mengangguk, dan kami pun berjalan menjauh dari rumahku menuju ke motor Samboja yang ia parkirkan di tempat biasa.
Selama di perjalanan, kami bersenda gurau, segala humor ia berikan sampai aku tertawa, aku juga melihat anak-anak sekolah sekitar rumahku, yang ingin berangkat sekolah juga, begitu memandangi kagum seorang Samboja, sampai ada yang salah tingkah; resiko punya pacar ganteng.
"Kamu parkir motor di mini market? Bukannya belum buka, ya," tanyaku setelah kami berdua berbelok di persimpangan.
"Iya, di mini market, tapi tadi titip sama pedagang gorengan," aku mengangguk saja.