Berpindahnya Sora Agnesia ke kota kelahirannya, Jakarta, dan kembali bersekolah di sekolah lamanya, menuntun dia bertemu dengan sahabatnya dan juga manusia indah yang membantu dia saat telat masuk sekolah melalui tembok belakang.
Samboja Adrian Atma...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Playlist || Agnes Monica: Tanpa Kekasih.
Satu minggu setelah hari kelulusanku, aku semakin sibuk dengan bimbangan belajar serta persiapan untuk tes SNMPTN, membuatku menjadi sering pulang pada sore hari, ini lebih melelahkan dari pada sekolah. Tapi rasa syukurknya adalah, Samboja selalu mau menjemputku, seperti hari yang sedang hujan ini, aku yang sudah selesai dengan bimbingan belajar dari 30 menit lalu, aku sudah mengirimkan pesan lebih dulu pada Samboja dan dia membalas agar aku menunggunya karena hujan sangat deras, alhasil ia harus meneduh lebih dulu.
Hujan yang belum juga menunjukkan akan reda itu sudah membuat jalanan menjadi basah bahkan tepat di depan tempat bimbelku sudah banjir setinggi mata kaki.
Aku akhirnya memilih duduk di kursi panjang yang memang sengaja di sediakan, di sini juga bukan hanya aku tapi ada beberapa murid bimbingan juga yang sedang menunggu hujan reda.
Tak lama berselang, hujan reda secara perlahan, menyisakkan rintik serta genangan air yang membuat aspal menjadi licin, tapi awan mendung masih ada di langit sana. Di samping itu ponselku berbunyi, ternyata Samboja mengirimi pesan lagi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku baca pesan itu sambil tersenyum, ternyata ia membawa hadiah untukku, sebuah bunga matahari yang indah, seindah yang memberikannya, aku juga menyuruhnya agar tidak terlalu kencang dalam mengendarai motor, melihat kondisi jalan ibu kota yang banyak sekali lubang serta licinnya aspal sehabis hujan membuat aku mewanti-wanti dirinya agar tidak mengebut, karena Jakarta akhir-akhir ini sedang dilanda hujan, ia pun menyelipkan emot cinta di pesannya, sungguh hal yang membuat aku semakin mencintai manusia itu.
Kumasukkan kembali ponselku itu, duduk manis menunggu ke kedatangannya, melihat tangan kiriku yang ada jam berwarna pink itu.
"Jam 3 sore," ucapku dan kembali menunggu.
Memasuki menit ke lima belas, beberapa orang yang tadi duduk bersamaku satu persatu mulai pergi meninggalkan tempat bimbingan belajar ini, menyisakan aku sendiri dengan posisi yang masih sama. Sampai di menit ke 30 Samboja belum kunjung datang juga.