Berpindahnya Sora Agnesia ke kota kelahirannya, Jakarta, dan kembali bersekolah di sekolah lamanya, menuntun dia bertemu dengan sahabatnya dan juga manusia indah yang membantu dia saat telat masuk sekolah melalui tembok belakang.
Samboja Adrian Atma...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Playlist || Afgan: Bukan Cinta Biasa
Waktu terus berjalan seperti adanya, aku sibuk dengan persiapan simulasi menuju ujian yang sebentar lagi akan dilaksanakan, mencari buku panduan untuk ujian. Sedangkan Hafifah sibuk dengan pelantikan dan pelepasan pengurus osis yang lusa akan diadakan.
Kadang karena kesibukkan yang aku lakukan di sekolah atau di luar sekolah, sekedar mencari buku, aku sampai pulang malam karena banyaknya kegiatan, ditambah aku pun mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah. Karena, itu semua aku lakukan demi bisa masuk ke universitas impian aku.
Seperti sekarang, aku sedang berada di tempat bimbel, hujan di luar tidak membuat aku malas-malasan untuk mengerjakan setiap soal pertanyaan yang guru bimbing aku berikan. Saat ini sedang membahas mata pelajaran bahasa indonesia, siapa sih yang tidak kenal dengan pelajaran itu. Terlihat mudah, tapi sebenarnya butuh ketelitian yang ekstra.
Hal yang paling aku suka saat mengikuti bimbingan belajar itu adalah, banyak teman dari sekolah lain yang ternyata bisa menghargai aku, dan tidak membully aku pastinya. Mereka semua asik, dan aku bisa mempunyai kawan baru.
Hujan masih deras di luar, sepertinya Jakarta memang sudah memasuki musim hujan di November ini.
Tugas bahasa indonesia sudah aku kerjakan dengan baik, aku kebagian satu jam untuk satu pelajaran, dan dalam seminggu mendapat 3 kali pertemuan, dan tidak terlalu jauh dari sekolah, jadi waktu yang aku punya cukup efisien.
Sekarang fokusku hanya untuk diriku sendiri, aku sudah tidak peduli lagi dengan Samboja. Kabar yang aku dengar, dia dan Caca sekarang sudah balikkan. Memang, sudah satu bulan lebih aku tidak bertemu dengan Samboja dan juga temannya, mungkin karena aku yang terlalu sibuk di kelas untuk menyelesaikan tugas latihan bimbel aku dan setelah itu pulang, kadang pergi ke toko buka bersama Hafifah jika ia sempat.
Aku masih sering bertemu dengan Titan, tapi Titan juga tidak pernah membicarakan Samboja, apalagi, dia juga sibuk osis bersama Hafifah dan Ibrahim.
Hujan masih deras, terpaksa aku harus berdiam di dalam sampai hujan itu berhenti atau tersisa rintik baru aku bisa kembali ke rumah.
"Sora, aku duluan, ya!" ucap teman bimbelku, dan aku membalasnya dengan anggukan sambil tersenyum.
Dia bisa kembali ke rumah pas hujan masih deras karena ia dijemput supir pakai mobil.
Pandanganku mengarah ke luar, hujannya semakin deras, pasti perlu waktu lama nunggunya, ditambah aku tidak membawa payung.
Kubuang napasnya berat, mau gimana lagi, mau tidak mau aku harus menunggu hujan itu sampai reda.