𝑱𝒂𝒅𝒊𝒌𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒋𝒂💌

137 21 3
                                    

Playlist || Misellia: Akhir Tak Bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Playlist || Misellia: Akhir Tak Bahagia.

           
              Cinta dan luka, keduanya mempunyai kedekatan yang erat di antara dua anak manusia dalam menjalin hubungan atau yang sedang memulai tali kasih. Keduanya, saling menyatu, hanya saja mempunyai waktu dan tempat tertentu.

Aku jadi teringat, ada satu orang yang berkata; "jika kamu mengenal cinta maka kamu harus siap terluka, dengan cinta yang sudah kamu punya"

Atau, "jatuh cinta akan membuat kamu patah. Tapi aku siap untuk patah!"

Tapi, ternyata, itu hanya kata dan argumentasi belaka. Karena nyatanya, sakit hati tetap saja membuat napas tercekat karena sakit hati dan luka itu sendiri.

Dia manusia indah yang untuk pertama kalinya menorehkan luka di dada. Kenapa harus berjumpa jika pada akhirnya berujung berpisah, dan asing?

Mungkin ini yang selalu dilakukan oleh laki-laki bermata teduh itu kepada setiap perempuan. Hanya sekedar mainan. Kamu yang pertama, tapi kamu juga membuat aku terluka. Untuk apa, untuk apa semua yang engkau perlihatkan?

Manusia indah itu, aku sudah membuat diri aku larut di dalamnya. Memang, ya, di mana kita mengambil keputusan, di situ juga, kita harus berani mengambil resikonya.

Seperti yang aku katakan di pertengahan kisah ini. Kalau aku membiarkan diri aku larut di dalam permainan dirinya, soal nantinya aku belakangkan lebih dulu. Tapi siapa yang menyangka, jika semuanya terjadi begitu cepat seperti yang ada sekarang.

Satu bulan sudah, aku dan Samboja hanya bertatap mata, itupun hanya sekilas, lalu ia lepaskan. Pernah berpapasan, tapi tak bertegur sapa, tak melontarkan senyum juga.

Siapa yang salah di sini?
Aku?
Atau dia?
Atau, orang yang masih menyayangi?

Dia menjauh gitu saja, bersikap dingin dan acuh, aku di depannya saja seperti tidak ia kenali. Semuanya tiba-tiba terjadi, mungkin memang akhir yang bertepi tapi tak bahagia.

Aku bukan pelabuhan terbaik untuk dirinya.

"Sora?" Aku menoleh ke arah Hafifah yang masih fokus sama laptopnya.

"Kenapa?" Tanyaku.

"Lo ngerti nggak sih sama penjumlahan yang ini?" Tanyanya sambil menyodorkan laptop itu padaku.

Fokusku kembali pada tugas matematika yang diberikan ibu Kurnia yang harus dikirim hari ini juga.

Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, harapku semoga tugas ini bisa selesai dengan cepat, agar besok bisa menghabiskan waktu libur dengan santai. Aku pun sengaja mengajak Hafifah untuk langsung  ke rumahku selepas pulang sekolah agar bisa bagi tugas untuk menyelesaikannya.

SAMBOJA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang