KHANDRA

02.CORETAN

"Jangan pernah membiarkan orang lain mengetahui apa yang sedang kamu alami. Pahit maupun manis, rasakan sendiri"

.

Setelah Khandra dibawa ke ruang kepsek kemarin, Khandra mendapatkan beberapa hukuman yang harus dia jalani. Sebenarnya, pihak sekolah tidak ada yang berani menghukum Khandra karena dia merupakan anak dari pemilik sekolah tersebut. Namun, karena Khandra adalah seseorang yang selalu bertanggungjawab atas apapun yang telah dia lakukan, Khandra meminta agar dirinya dihukum layaknya murid pada umumnya.

Khandra sedang berada di dalam kamarnya yang berlatar gelap, serba hitam dan abu-abu, laki-laki ini sedang berbaring dengan posisi tengkurap, tampaknya hari ini dia benar-benar kelelahan

"Kangen banget sama bunda" Khandra berucap dengan mata yang masih terpejam, dia tidak tidur hanya memejamkan matanya saja. Setiap Khandra lelah dia selalu mengatakan hal yang sama tanpa bosan

Tiba-tiba senyuman tipis terukir di sudut bibirnya, bukan senyum pertanda bahagia. Melainkan senyuman perih dan sesak yang dia rasakan.

"Coba bunda ada disini, pasti udah marah karena andra belum makan dari pagi haha"

Senyum tipisnya kemudian melebar dan rasa sakit bercampur perih itu semakin menjadi, ingin rasanya dia menangis dan berteriak sekeras mungkin. Tidak, tapi itu tidak mungkin karena dia bukan tipe orang yang seperti itu, ketika dia berada di situasi seperti ini dia memilih untuk menulis sesuatu di laman Instagram privatnya dibanding menceritakan apa yang dia alami kepada orang terdekatnya, tidak ada seorang pun yang mengetahui bahwa Khandra memiliki akun Instagram