16.KE DESA

52 13 2
                                    

"Perbedaan sudah terlihat begitu jelas, namun aku tak bisa semudah itu untuk melepaskanmu. Bukan karena egois, tapi aku belum siap jika kamu bersama wanita lain"

.

Pagi ini, anak fighter sudah berencana jika mereka akan berkunjung ke desa, seperti minggu-minggu yang lalu, mereka masih sibuk di basecamp merundingkan waktu yang tepat untuk berangkat

Leon mengacak rambutnya "Jadi gimana? Jam berapa, bapak Andra yang terhormat" Ujarnya sedikit bercanda

"Masih jam tujuh, lo udah bingung aja si yon, kayak ga ada jam-jam berikutnya aja" Sahut Bima

Leon menoyor pelan kepala Bima "Lo bego banget si jadi orang. Ini hari minggu mereka bertiga mau ibadah, lo mau ikut ama mereka? Mau di coret dari Kk bapak Lo?"

Khandra menghela nafas "Udah-udah kayak bocah aja. Gue ibadah dulu, nanti kita berangkat jam dua siang"

"Ini kita ibdah di gereja deket sini, kayak biasanya kan?" Tanya Hariz

Khandra menggeleng "Enggak, gue ibadah sama nyokap gue"

Semua temannya sedikit tersentak, nyokap? siapa yang di maksud oleh ketuanya ini

Leon memberanikan diri untuk bertanya "Ndra sorry, maksud lo apa ya?"

"Bokap gue ninggalin tante Irma, mereka pisah. Dan mulai sekarang gue bakal perlakuin beliau layaknya nyokap kandung gue. Bokap gue brengsek Yon.." Jelasnya agar teman-temannya tak kebingungan

Bima dan yang lainnya mengangguk paham, mereka tahu betul bagaimana buruknya ayah dari ketuanya ini. Mereka tak ingin membahas lebih lanjut karena takut jika Khandra tersinggung nantinya

"Ya udah, kita pisah dulu, Gue jemput nyokap buat ke gereja deket rumah"

Sebelum pergi dari basecamp, Khandra sempat menghubungi Naraya, untuk ikut serta dalam kegiatan mereka

Setelah itu, Khandra beranjak meninggalkan basecamp tersebut dan disusul oleh Hariz serta Teza yang akan beribadah di gereja dekat basecamp

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah itu, Khandra beranjak meninggalkan basecamp tersebut dan disusul oleh Hariz serta Teza yang akan beribadah di gereja dekat basecamp. Diantara mereka berlima, hanya Bima dan Leonlah yang beragama Islam

Sekarang, hanya tersisa mereka berdua dan diselimuti keheningan lantaran keduanya sibuk dengan ponselnya masing-masing

"Sepi banget buset, yon, lo gak mau teriak-teriak gitu? Biar rame" Ujar Bima memecah keheningan

"Lo pikir gue gila? Kalo pengen rame, bakar basecamp Sono. Ntar nyawa lo juga ikut melayang di tangan Andra"

"Andra dari dulu di sia-siain mulu sama bokapnya, padahal dia penurut, ikutan gedeg gue sama bokapnya" Kata Bima yang teringat ucapan Khandra tadi

KHANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang