08.HUJAN

70 17 2
                                    

"Hari kemarin adalah kenangan, pahit maupun manis, semua telah berlalu. Dan aku percaya kamu bisa melewatinya, tanpa harus melupakannya"

.

Di rumah Khandra, sekarang ramai, karena teman-temannya datang kesana. Entahlah, Khandra pun bingung, karena tidak biasanya mereka kerumah Khandra, jika ingin berkumpul pasti mereka ke basecamp

Laki-laki berkaos navy dan celana selutut, turun dari kamarnya yang berada di lantai dua, dia menghampiri teman-temannya yang sedang rusuh main game di ruang keluarganya.

Dia menepuk pundak Bima, kemudian duduk di sebelahnya "Tumben?" Tanya Khandra pada Bima dan yang lainnya

Leon meraih toples berisikan makanan ringan di meja milik Khandra, yang memang di sediakan untuk tamu, awalnya cemilan itu berada di meja tamu, tapi teman-temannya memboyong semua cemilan yang ada, dan di bawa ke meja keluarga

Ia mulai membuka tutup toplesnya, lalu memasukkan makanan itu ke mulut, melalui tangan kanannya "Emang lo, nggak seneng apa? Kita kesini? Lo jangan keseringan di rumah sendirian ndra, ntar di temenin tante kun serem" Ujarnya meledak Khandra

Khandra menarik napas, lalu sudut bibirnya terangkat yang menimbulkan senyum miring "Masih serem muka lo" Ia kembali meledek

Leon menatap Khandra dengan tatapan sinis "Lo mau gue turunin jabatan lo, sebagai ketua Fighter?" Tanya Leon sambil mengangkat kedua alisnya, yang menandakan bawa ia hanya bercanda, tidak serius

"Emang bisa? Coba aja" Jawab Khandra

"Becanda goblok"

Teza menoyor kepala Leon "Kalo goblok, ga mungkin bisa masuk osis, jadi ketua basket, juara kelas setiap tahunnya, ngikut lomba kemana-mana. Lo kali yang goblok" Ucapan Teza membuat semua anak fighter tertawa lepas

"Ada apa?" Tanya Khandra membuat semua orang berhenti tertawa

Seketika semua pandangan anak fighter teralih pada Khandra "Apanya?" Tanya balik Hariz

"Kalian"

"Kebiasaan. Ndra, lo perlu gue cariin guru buat belajar ngomong nggak setengah-setengah apa gimana?, capek gue harus mencerna setiap ucapan lo" sahut Leon

"Tumben kalian kesini, ada apa?"

"Nah, gitu kek dari tadi" lega Bima

"Gue yang kepikiran ajak mereka kesini, kalo ke basecamp kan udah biasa, dan kemungkinan besar juga, lo nggak bakal dateng" jawab Leon

"Oh"

"Lanjut game kuy" ajak Hariz

"Yok, yok, yokkk" balas Bima dengan semangat

Mereka berdua duduk di bawah depan tv, sedangkan Leon, berbaring dengan posisi miring, serta kaki kanannya, ia angkat ke atas senderan sofa putih yang ia tempati, sambil memainkan game di ponselnya. Khandra hanya memandang mereka dengan pandangan heran

Saat sedang memperhatikan game yang di mainkan oleh Bima dan Hariz di layar tv miliknya, tiba-tiba hp Khandra bergetar

Ia segera mengambil ponselnya yang berada di saku celananya. Setelah melihat bahwa yang menelponnya adalah nomor tidak dikenal, Khandra memilih mengabaikannya. Karena hal seperti ini sudah sering terjadi, dan kebanyakan pelakunya adalah para perempuan yang berusaha menarik perhatiannya.

KHANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang