10.PERASAAN?

81 14 13
                                    

"Akan ada kalanya, semestamu benar-benar kamu jatuhkan pada seseorang yang tepat. Tetapi jangan memilihnya saat di hatimu masih terselip rasa ragu"

Pagi ini, Khandra tidak pergi ke sekolah, memang tak seperti biasanya dia bolos. Khandra benar-benar malas bertemu orang banyak, dia hanya ingin sendiri tanpa di ganggu oleh siapapun.

Leon yang harusnya berangkat sekolah, malah jadi ikut bolos karena sebelum ke sekolah, dia ke rumah sahabatnya terlebih dahulu

"Lo ngapa dah?" Tanya Leon sambil duduk di sofa

"Males aja" jawab Khandra dengan menggaruk tengkuknya

"Ya udah gue juga"

"Apa?"

"Bolos, biar sama kaya lo"

"Jangan aneh-aneh, berangkat sekarang! Kasian nyokap lo"

"Mamah pasti bilang gapapa, kan bolosnya sama lo"

"Aneh"

"Tapi, lo tau nggak sih ndra?"

"Apa?"

"Guru-guru pasti pada riweh nyariin lo"

"Biarin, otak gue butuh istirahat"

Notif hp Khandra berbunyi, sepertinya ada yang mengiriminya pesan. Dengan segera Khandra membuka ponselnya

Khandra kembali menaruh ponselnya dan merebahkan diri dengan kedua tangan yang dia tarik kebelakang kepala untuk dijadikan bantalan, dan Leon yang berada di sebelahnya, dibuat bertanya-tanya lantaran Khandra senyum-senyum sendiri meski tak terlalu...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Khandra kembali menaruh ponselnya dan merebahkan diri dengan kedua tangan yang dia tarik kebelakang kepala untuk dijadikan bantalan, dan Leon yang berada di sebelahnya, dibuat bertanya-tanya lantaran Khandra senyum-senyum sendiri meski tak terlalu kelihatan

"Lo sinting?" Tanya Leon yang merasa aneh

Dengan bodohnya Khandra mengangguk tanpa dosa, dengan raut yang masih senyum-senyum sendiri

"Iya?! Wahh gawat, fighter harus cari pengganti nih" ujar Leon dengan candaan

"Kenapa sih? Jadi kepo kan gue" sambungnya

"Pak Wawan nyariin gue" jawab Khandra yang masih dengan senyum-senyum

Leon membelalakkan matanya "Gak waras ni bocah, lo suka sama pak Wawan? Mau jadi gay, terus ke Jerman?!"

Tangan Khandra terulur untuk menoyor kepala Leon "Anjing lo. Bukan pak Wawan, tapi yang chat gue"

"Siapa-siapa?" Leon menaik-turunkan alisnya dengan julid seperti biasanya

"Gue tau!!! Nara kannnn, udah bisa di tebak lo mah" sambungnya

"Anak sekolah kita pulang jam berapa?" Tanya Khandra, untuk menghindari pembicaraan yang sebelumnya

KHANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang