11.KEBENARAN

83 13 11
                                    

"Tak ada gunanya kamu bersuara, semuanya sudah terjadi. Dan memang seperti itu kenyataannya"

.

Banyaknya orang yang berkeliaran di salah satu mall membuat Khandra pusing, sebenarnya dia tak mau pergi ke mall seperti ini, dia pergi kesini hanya untuk ke toko buku langganannya yang berada di mall dalam tersebut.

Saat hendak pulang, matanya menangkap sosok sang ayah, yang sedang berjalan dengan wanita yang sudah jelas bukan ibu tirinya.

Khandra menyipitkan matanya 'Bagas bukan sih?' batinnya dalam hati

'Dia Bagas? Ayah gue? Serius dia ayah gue? Siapa tu cewek? Sekertaris? Mesra banget?' lanjutnya masih dalam hati

Laki-laki itu hanya melihat Kelakuan bejat sang ayah dari jarak jauh, kemudian dia mengeluarkan ponselnya dan memvideokan semua gerak-gerik Bagas.

Setelah dirasa cukup, Khandra memberanikan diri berjalan ke arah sang ayah "Siang om" Tegurnya

Sontak Bagas panik dan juga kaget luar biasa "K-kamu? ng-apain di sini?" Bagas terbata-bata

Senyum miring tercetak di bibir Khandra "Nggak usah gugup kali om, saya kan juga berhak ke tempat umum kaya gini" tangannya menepuk bahu sang ayah

Kemudian, laki-laki itu mendekatkan wajahnya ke telinga Bagas "Saya ada bukti, video anda bersama wanita itu" bisiknya kemudian meninggalkan ayahnya bersama wanita lain

Jika boleh jujur, Khandra sangat kecewa dan juga malu atas kelakuan Bagas, Sesak, itu yang dia rasakan, sekarang Khandra mengerti bagaimana perasaan ibunya kala itu

Laki-laki itu berjalan ke arah kursi taman dekat mall, dan mendudukkan dirinya di sana, dia menghela nafas, tatapannya ke arah langit, tak lama setelah itu, dia memejamkan matanya

"Bunda hebat banget, kuat bisa bertahan dalam kepura-puraan" Batin laki-laki itu dalam gelapnya mata yang dia pejamkan

"Sebejat itu kelakuan ayah gue? Apa belum cukup dia menyakiti satu wanita?" Lanjutnya

Tiba-tiba seseorang berlutut di hadapannya, sontak hal itu membuat Khandra kaget dan langsung membuka matanya

"Ayah mohon, hapus video itu" Bagas Memohon pada anaknya

"Kenapa? Hm? Takut sama istri anda?" Pertanyaan itu mampu membuat Bagas semakin panik

"A-ayah akan kasih semua yang kamu mau, t-tapi tolong hapus videonya, kalau video itu tersebar bisa rusak reputasi ayah"

"Reputasi? Masih sempat anda memikirkan reputasi? Bahkan anda tidak memiliki harga diri lagi di depan saya."

Rahang Bagas mengeras, dia emosi dan ingin sekali memberi pelajaran pada anak laki-lakinya itu, tapi dia harus berusaha agar videonya bermesraan dengan wanita lain tidak tersebar

"Gak terima? Mau nampar lagi?"

Bagas menggeleng cepat "Enggak, ayah minta maaf atas kejadian kemarin, tapi tolong hapus video itu"

"Nggak akan!"

Setelahnya, Khandra meninggalkan Bagas sendirian, laki-laki itu berjalan menuju motornya, kemudian melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi

KHANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang