04.KENYATAAN

149 20 0
                                    

"Bahagia dan luka menjadi satu. Bahagia atas pertemuan dan luka atas kenyataan."

.

Sore ini, para anggota fighter mulai mencari keberadaan bunda dari ketua geng mereka. Khandra belum menemukan alamat panti asuhan yang dia cari. Mereka berpencar untuk mencari alamat yang andra berikan. Cukup sulit untuk mencari keberadaan panti asuhan tersebut

Setelah kurang lebih 2 jam mereka berpisah, Khandra memutuskan untuk menghubungi teman-temannya dan menyuruh mereka segera berkumpul di basecamp, untuk berdiskusi lebih jauh lagi.

On Call...

Teza
________________________

Hallo, za. Lo dimana?...

Ini lagi minggir, kan lo nelpon anjj

Balik ke basecamp, kasih tau yang lain

Lahh..... Kenapa? Aneh banget sih lo.

Diskusi.

Hm. Iya, lo tunggu di sana

___________________________________

Call end...

Kemudian Khandra meletakkan ponselnya di meja yang berada tepat di depannya, lalu laki-laki itu diam sejenak dan mengatur strategi di dalam otaknya, mengenai hal apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Sebenarnya dia takut jika hal yang dia lakukan tidak membuahkan hasil, tapi dia selalu berusaha agar salah satu rencananya berhasil menemukan informasi terkait keberadaan bundanya.

Tak lama kemudian, laki-laki berjaket kulit warna coklat tersebut mendengar suara motor yang menuju kearah basecamp fighter. Yang tak lain dan tak bukan, pemilik motor tersebut adalah Bima, dengan segera Bima berlari memasuki basecamp.

"Buset ndra-ndra, capek gue sumpah" ujar Bima dengan nafas ngos-ngosan dan keringat yang bercucuran di dahinya, lalu tertepar di atas sofa sebelah Khandra

"Maafin gue" lirih Khandra

"Apaan sih? malah minta maaf, lo gak salah Andra jelek"

"Sejelek-jeleknya gue, lo jauh lebih jelek"

"Bisa ngelawak juga lo ndra" senyum tipis yang nyaris tak terlihat, terukir dalam bibir Bima. Dia merasa lega melihat Khandra seperti ini, Khandra yang mau meladeni ocehannya, Karena biasanya Khandra memilih diam daripada meladeni ocehan tak jelas dari teman-temannya

"Gara-gara gue lo capek kaya gini"

"Heh bego. Gue capek bukan gara-gara nyari nyokap lo. Tapi gue capek, itu gara-gara dorong motor dari jalan tulip sampe pom bensin sebrang anjir. Kalo masalah nyari nyokap lo, tujuh samudera juga gue jabanin." Bima menjelaskan penyebab dia ngos-ngosan dan keringatnya yang bercucuran

"Gila-gilaaa, lo kuat banget Bim? Lumayan jauh loh itu, lagian lo kenapa gak minta tolong gue? Udah tanggungjawab gue kali bantuin lo sama anak-anak"

"Tuh" Bima melemparkan ponselnya secara kasar di lantai

"Hp gue mati, gimana gue bisa minta bantuan ke elo pak Andra?" Sambungnya

KHANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang