15.JUJUR

73 14 7
                                    

"Sulit, jika harus menerima kenyataan, bahwa takdir kita memang sekedar menemani, bukan memiliki"

.

Hari ini, suasana di dalam kelas Khandra sangat ramai, bukan ramai saling berebut jawaban pr, melainkan ramai karena banyak anak yang menonton pertengkarannya dengan Malvin.

Entahlah, Malvin benar-benar marah pada Khandra, bisa-bisanya dia meninggalkan adik sepupunya dipinggir jalan sendirian dalam keadaan menangis, sebelumnya Malvin sudah mulai bodo amat terhadap Khandra dan jabatan ketua tim basket di SMA RAJAWALI, namun saat dia mengetahui bahwa Khandra telah membuat adiknya menangis, Malvin kembali menjadi sosok pembuat onar bagi Khandra

"MAKSUD LO APA?! DATENG-DATENG MUKUL GUE?" Ujar Khandra tak terima, lantaran Malvin menyerangnya tanpa sebab

Senyum miring tercetak di sudut bibir Malvin "MASIH NANYA KENAPA? LO APAIN ADEK GUE, BANGSAT?!!!" Wajahnya tampak menyeramkan, dan terlihat jelas bahwa laki-laki itu sedang dipenuhi amarah yang sulit di kendalikan

"Ara? Gue nyentuh dia aja nggak! Lo kalo mau ributin jabatan ketua basket, gak usah bawa-bawa ara!" Pekik Khandra dengan sorot matanya yang tajam

Malvin kembali tersenyum miring "LO TAU DIA CEWE. BISA-BISANYA LO TURUNIN DIA DI PINGGIR JALAN SENDIRIAN, DALAM KEADAAN NANGIS!!" Jeda Malvin

"Lo pinter kan, katanya? PAKE OTAK LO. ANJING" Lanjut Malvin, kembali melayangkan pukulan pada Khandra, namun Khandra tak berniat membalas lantaran dia mulai menyadari kesalahannya

Leon dan anak fighter lainnya, yang baru saja datang langsung berlari melerai keduanya, hari ini memang mereka tak berangkat bersama karena Khandra ada perlu dengan pak Wawan dan disuruh beliau untuk berangkat lebih awal.

"APA-APAAN SIH? LO APAIN TEMEN GUE?!" Ujar Leon pada Malvin, seraya menarik tangan Khandra untuk bangkit

"Temen lo? ajarin dia cara menghargai cewe" Jawab Malvin

"Dan lo, minta maaf sama Nara, dan jangan pernah buat dia nangis." Ucapnya sebelum akhirnya benar-benar pergi meninggalkan kelas tersebut

Leon menuntun Khandra untuk duduk di kursinya "Lo apain anak orang?" Tanya Leon santai, tapi dia juga kesal dengan Khandra, setelah mendengar ucapan Malvin

Anak fighter lainnya, mendekat dan tidak ada yang berani memulai pembicaraan selain Leon

"Gue turunin di pinggir jalan" Jawaban Khandra, membuat Leon dan yanag lainnya kaget

"Lo serius? Bodoh, lo bodoh ndra, lo gagal jadi cowo" Kesal Leon sudah tak tertahankan lagi

"Dia yang minta. Katanya butuh waktu buat sendiri, dan minta di turunin, ya gue turunin"

"Alasannya? Gak mungkin dong tiba-tiba minta turun?, Perasaan pas kalian balik dari kafe baik-baik aja tuh?"

"Dia bilang soal perasaannya ke gue, gue bilang itu semua salah"

Bima melotot "DEMI APA? EMANG LO CARI YANG MODELAN GIMANA SIH BOSSS" Ujarnya dengan nada tinggi

"Kita beda bim, kalo di bilang suka, gue suka sama dia, dan kalo di bilang sayang? Gue juga sayang sama dia. Tapi gue ga mau nyakitin dia" Jelas Khandra pada mereka, mereka semua tahu betul apa perbedaan antara keduanya

KHANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang