Part 11 [Elang]

2 1 0
                                    


Suasana danau yang tenang membuat dua sejoli yang sedang menikmati senja itu enggan untuk pergi. Keduanya larut dalam suasana yang alam sugukan, tidak ada diantara keduanya yang membuka suasana, hingga perlahan-lahan senja menghilang dari pandangan.

"Udah puas lihat senja, kan?" ucap Gathan membuka percakapan setelah beberapa saat keduanya terdiam.

"Udah kok. Ayo kita pulang," ucap Keyna.

Gathan berdiri terlebih dulu pemuda itu mengulurkan tangannya kepada Keyna, membantu gadis itu untuk berdiri.

"Makasih," ucap Keyna, seraya menampilkan senyum indahnya.

"Hemm."

Kedua remaja itu berjalan beriringan menuju tempat dimana motor Gathan diparkiran. Gathan memasangkan helm ke kepala Keyna saat melihat gadis itu sedikit kesusahan dalam menggunakan helm.

"Makasih Gathan," ucap Keyna.

"Kalo dipikir-pikir hari ini lo banyak ngucapin terimakasih kr gue, bahkan untuk hal kecil. Nggak udah ucapin terimakasih untuk hal kecil karena hanya akan buang waktu," ucap Gathan.

"Sekecil apapun bantuan seseorang kepada kita, sudah semestinya kita ucapin terimakasih, karena itu jadi bentuk penghargaan dan balasan tersendiri untuk orang yang bantu kita," tutur Keyna.

"Yaudah terserah lo aja. Ayo cepetan naik," ucap Gathan.

Gathan mulai mengendarai motornya membelah jalan raya yang cukup ramai. Tiba di pertengahan jalan, Keyna merasa aneh dengan beberapa motor yang terus mengikuti motor yang mereka kendarai.

"Gathan, motor-motor di belakang kayaknya ngikutin kita dari tadi," ucap Keyna.

Gathan yang mendengar hal tersebut langsung melihat ke arah spion motor, dan benar saja ada beberapa motor yang mengikuti mereka. Dapat Gathan lihat semua pengendara motor tersebut menggunakan jaket dengan lambang ular di bagian dada.

"Sial! Mereka ngikutin gue," gerutu Gathan.

"Mereka siapa, Gathan?" tanya Keyna.

"Lo tenang aja, pegangan yang erat ke gue," ucap Gathan dan mulai mempercepat laju motornya.

Sementara beberapa pengendara motor tersebut langsung menyusul Gathan hingga beberapa motor berhasil sejajar dengan motor Gathan.

"Gathan si pengecut, berhenti lo!" teriak salah satu dari pengendara motor tersebut.

"Lo yang pengecut bego!" maki Gathan.

Pengendara tersebut tersenyum miring, beberapa pengendara lain menghentikan motornya di depan motor Gathan, alhasil mau tidak mau Gathan juga harus menghentikan motornya.

Pengendara motor yang berjumlah sekitar sepuluh orang tersebut langsung turun dari motor mereka dan bersiap menyerang Gathan.

Gathan langsung turun diikuti Keyna. Pemuda itu menyembunyikan Keyna di belakang tubuh tegapnya.

"Gathan, aku takut," cicit Keyna.

"Tetap di belakang gue. Gue nggak akan biarin lo terluka. Tenang aja, selama ada gue, lo aman," ucap Gathan.

"Kamu harus hati–hati, mereka jahat," ucap Keyna.

"Saat ada celah buat lari, lari dan cari tempat sembunyi, paham?" ucap Gathan yang langsung mendapat anggukan kepala dari Keyna.

"Tumben seorang Gathan perhatian sama cewek. Kesambet lo?" ucap pemuda tadi.

"Nggak usah banyak bacot, lo mau apa lagi?" ucap Gathan.

"Gue mau lo hancur sehancur hancurnya, sama kayak apa yang lo buat ke gue!" bentak pemuda itu.

"Elang, Elang, masih aja lo jadi orang bego. Harus gimana lagi gue jelasin ke lo kalo bukan gue yang salah, hah!" bentak Gathan.

"Maling mana ada yang ngaku maling. Serang!" ucap Elang.

Semua pengendara motor yang tadi ikut membututi Gathan langsung menyerang Gathan secara bersamaan. Gathan tidak tinggal diam, ia mendorong Keyna agar gadis itu menjauh dari dirinya.

Dengan lihai Gathan menghindar dan membalas berbagai pukulan yang diarahkan ke arahnya. Beberapa dari mereka sudah tersungkur ke tanah karena menerima tendangan dan pukulan dari Gathan.

Kini tinggal Gathan dan Elang yang masih tersisa. Walaupun sendiri, namun ilmu bela diri para pemuda itu tidak bisa menandingi ilmu bela diri Gathan.

"Anak buah lo semuanya cuma pecundang, sama kayak lo," ucap Gathan.

"Diam lo!" maki Elang, dan mulai menyerang Gathan.

Kedua pemuda itu saling menyerang satu sama lain. Ilmu bela diri Gathan masih di atas Elang, alhasil Elang tersungkur dengan tendangan Gathan.

Tanpa Gathan sadari, salah satu dari anggota Elang sudah memegang balok kayu di tangannya dan berniat menyerang Gathan dari belakang. Keyna yang melihat itu, tanpa pikir panjang langsung berlari dan memeluk Gathan dari belakang, alhasil kepala gadis itu yang terkena pukulan.

"Gathan awas!" teriak Keyna, seraya memeluk Gathan.

Buuk!

Balok kayu itu tepa lt mendarat di kepala Keyna sehingga membuat gadis itu hilang kesadaran. Gathan yang melihat itu langsung menghajar pemuda tadi tanpa ampun hingga pemuda itu terkulai lemas dan berakhir tak sadarkan diri.

"Bawa semua anggota lo sebelum gue bunuh mereka dan termasuk lo juga!" bentak Gathan kepada Elang.

Mata Gathan memerah menahan amarah melihat keadaan Keyna yang diakibatkan oleh anggota Elang.

Gathan langsung menggendong tubuh Keyna, membawa gadis itu ke rumah sakit terdekat. Ia tidak lagi memperdulikan motornya, motor itu ia biarkan begitu saja di tengah jalan.

******

Di tempat lain, tanpa sengaja Mirna menjatuhkan gelas dari atas meja.

"Astagfirullah, perasaan apa ini?" gumam Mirna.

"Bunda kenapa?" tanya Bara.

"Bunda nggak tau, perasaan Bunda nggak enak sayang. Kamu nggak kenapa-kenapa, kan? Kamu nggak terluka, kan?" tanya Mirna.

"Bara nggak pa-pa, Bun. Bara baik-baik aja, Bunda mending istirahat aja. Ini mungkin karena efek Bunda kecapean," ucap Bara, seraya menuntun Mirna menuju kamarnya.

Bersambung......

Gathan KeynaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang