Part 10 [Danau]

2 1 0
                                    


Pagi berganti menjadi siang, siang berganti menjadi sore. Pergantian waktu yang begitu cepat, tanpa terasa berlalu begitu saja.

Keyna yang sedari pagi hanya berdiam diri di kamar benar–benar merasa bosan. Namun bagaimana lagi, jika ia melanggar ucapan Gathan, takutnya pemuda ikut akan marah kembali pada dirinya.

Hufh!

Keyna membuang nafas kasarnya. Gadis manis itu benar–benar merasa sangat jenuh. Dengan perlahan Keyna mulai melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Persetan dengan amarah Gathan nanti. Yang penting ia tidak mati kebosanan hanya dengan terus berdiam diri di kamar.

"Kalo Gathan marah gimana? Tapi Key bosan. Masa keluar kamar aja nggak boleh," gerutu Keyna, seraya melangkahkan kakinya keluar kamar.

Sebelum benar–benar keluar, Keyna terlebih dulu celingak-celinguk mencari keberadaan Gathan.

"Kayaknya Gathan nggak ada di apartemen. Aku ke kolam aja deh biar nggak bosan," gumam Keyna.

Saat dirasa aman, Keyna langsung bergegas menuju kolam renang yang memang tersedia dia dalam apartemen tersebut. Namun langkah gadis manis itu terhenti saat suara bariton seseorang menegurnya.

"Mau kemana lo? Nggak dengar tadi gue ngomong apa, hemm?" ucap Gathan dengan tatapan datarnya.

Keyna hanya mampu cengengesan. "Aku bosan kalo di kamar terus," ucap Keyna.

Gathan menghela nafas kasar. "Emang badan lo udah nggak panas lagi?" tanya Gathan.

"Nggak kok, aku udah baikan," jawab Keyna.

"Yaudah lo mau kemana?" tanya Gathan.

"Kamu kan nggak bolehin aku keluar, jadi aku mau ke kolam aja," jawab Keyna.

Gathan berpikir sejenak. "Sekarang lo ganti baju, gue akan ajak lo ke suatu tempat. Gue yakin lo pasti suka," ucap Gathan.

"Beneran?" tanya Keyna dengan mata berbinar.

"Kalo lo nggak mau, yaudah nggak jadi," ucap Gathan.

"Mau! Key pasti mau. Tunggu Key lima menit." Keyna langsung berlari masuk ke dalam kamarnya.

"Dasar cewek aneh," ucap Gathan, seraya tersenyum tipis, bahkan sangat tipis.

Beberapa menit akhirnya Keyna siap. Gadis itu memakai celana jeans panjang dipadukan dengan baju kaos lengan pendek.

"Ayo," ucap Keyna dan tanpa sadar merangkul lengan Gathan.

Gathan hanya menatap Keyna dan beralih menatap lengannya yang dirangkul Keyna. Sementara Keyna yang sadar dengan apa yang dilakukannya langsung melepas tangan Gathan.

"Ehh maaf, aku nggak sengaja," ucap Keyna, seraya menunduk. Takut jika Gathan marah karena kelancangannya.

"Udah nggak pa-pa," ucap Gathan, seraya menarik tangan Keyna menuju motornya terparkir.

****

Setelah hampir setengah jam di perjalanan. Akhirnya Gathan memarkirkan motornya di dekat sebuah danau. Danau tersebut tidak ramai, hanya ada satu dua orang saja di sana.

Gathan membawa Keyna ke pinggir danau, mereka duduk dia atas rerumputan hijau di sana.

"Indah banget," gumam Keyna.

"Gimana, suka nggak tempatnya?" tanya Gathan.

Keyna mengangguk dengan antusias. "Suka banget, danaunya indah banget," jawab Keyna.

"Lo belum lihat yang lebih indah dari ini," ucap Gathan.

"Apa?"

"Tuh," ucap Gathan, seraya menunjuk kilauan senja yang terpancar oleh air danau.

"Indah banget. Ini pertama kalinya aku lihat senja secara langsung, nggak nyangka kalo seindah ini," ucap Keyna.

"Lo baru pertama kali lihat senja secara langsung?" tanya Gathan.

"Iya, karena Mama nggak pernah biarin aku keluar rumah," jawab Keyna.

"Hidup lo emang selalu tertutup, ya .... ohh ya, gue kok nggak pernah lihat bokap lo, emang dia kemana? tanya Gathan.

Keyna mengangkat kepalanya ke arah langit. Terdengar helaan nafas dari gadis tersebut. "Ayah udah meninggal dua tahun yang lalu karena kecelakaan, dan semenjak ayah nggak ada, hidup aku cuma diatur Bunda. Jadi karena Bunda nggak bolehin aku keluar rumah selain ke sekolah, akupun nggak punya kesempatan untuk sekedar menikmati senja secara langsung," tutur Keyna.

Ada sedikit rasa iba di hati Gathan. Ia tidak pernah membayangkan ternyata seberat itu hidup Keyna. Lain dengan dirinya, yang malah lebih memilih pergi dari rumah daripada tinggal di rumahnya sendiri.

"Mulai sekarang, kapanpun lo mau lihat senja, lo bisa ngomong sama gue. Gue pasti akan ajak lo," ucap Gathan.

"Makasih Gathan," ucap Keyna, seraya tersenyum manis.

"Hemm."

Keduanya larut dalam keindahan yang disegukan oleh senja. Angin berhembus dengan kencang hingga membuat Keyna agak kedinginan karena baju yang dia gunakan hanya baju lengan pendek, ditambah lagi dengan kondisinya yang belum benar–benar pulih total.

Keyna tidak terlalu menghiraukan
angin yang menerpa dirinya, karena memang terlalu menikmati keindahan senja.

"Dasar! Makanya lain kali kalo keluar jangan pake baju lengan pendek. Apalagi sekarang kondisi lo yang belum benar–benar sembuh," ucap Gathan, seraya memakaikan jaket yang ia kenakan pada tubuh Keyna.

"Hehe tadi soalnya buru-buru takut kamu marah, jadi nggak sempat ganti baju, cuma cuci muka," ucap Keyna, seraya cengengesan.

"Lain kali jangan diulangin," ucap Gathan.

"Iya. Makasih Gathan," ucap Keyna.

"Hemm."

Bersambung....

Gathan KeynaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang