Part4

2.9K 272 31
                                    

"Ingin ku bantu?."

Dengan kaku taeyong mengiyakan tawaran ten lalu segera merubah posisinya menjadi duduk, ia tidak ingin menerima namun juga tidak ingin menolak. Ingat sekarang taeyong sangat membutuhkan bantuan ten untuk melepas hasrat yang sudah di ujung tanduk.

Mengubur rasa malu untuk mendapatkan pelepasaanya, masabodoh dengan posisi mereka yang sesama submisif selagi ten bisa membantu kenapa harus di tolak. Tangan kecil ten bergerak melepas gasper taeyong tanpa rasa malu, senyum mengejek tersungging di ujung bibirnya, menarik turun retsleting taeyong sebelum akhirnya mengeluarkan kejantanan yang tidak kalah mungil dari miliknya.

"Eiy, ini pertama kalinya aku memegang milikmu." Ten terkekeh saat manik mereka bersirebuk,wajah memerah taeyong terlihat sangat lucu saat ini. "ini baru satu vidio taeyongie kita bahkan belum menonton yang ada di cast"

Tangan ten bergerak mengurut penis kecil di tangannya mambuat si pemilik mendesah dengan tidak tau malu, jika berakhir seperti ini lain kali ingatkan taeyong untuk menolak ajakan ten nantinya.


"a—aahh! Ouhh"


Ten terkekeh, meremas pelan penis taeyong kemudian menggerakan tangannya dengan cepat, berteman harus saling membantu, itu sangat baik. jadi tidak masalah ten menawarkan bantuan pada taeyong yang membutuhkannya saat ini.


Taeyong melenguh nikmat di depannya dalam posisi duduk dan paha yang terbuka menghadap ten sekarang, jika saja ten seorang dominan sudah di pastikan taeyong akan terbaring pasrah di bawah sekarang. Ia menyayangkan—


"Sayang sekali penis ku kecil." Tangan ten tidak berhenti walau matanya masih memperhatikan bagai mana wajah  horny taeyong yang terlihat sangat menggemeskan, tidak ada niat lain selain menggunakan tangannya. Entah mengapa ten merasa geli membayangkan benda kecil itu masuk menjejal mulutnya.


Taeyong mengangkat pinggulnya, membantu tangan ten bergerak dengan cara dirinya yang menggerakan pinggul dengan amatiran.


"Unghh euhh besar atau kecil aku tidak akan tertarik" taeyong mendongak ketika merasa ada dorongan kuat di ujung penisnya yang siap meledak kapan saja, tinggal sedikit lagi ia keluar.


Membantu tangan ten yang sudah terasa kebas semakin bergerak cepat, ketika pelepasannya sudah di ujung tanduk tangan ten dengan tidak tahu dirinya berhenti saat suara ketukan pintu memenuhi kamar.


TOKK TOKKK

"Kenapa pintunya di kunci?!." Teriakan wanita di luar sana terdengar memekik saat pintu putranya terkunci, tomben sekali.



"Aku dan taeyong sadang main dan tidak ingin di ganggu!." ten menjawab dengan santai, melepas kejantanan taeyong. Ia meraih tissue untuk membersihkan tangannya yang lengket karena precum taeyong, sementara si manis yang lainnya mendengus kesal, ia bahkan belum keluar tapi ten terlihat sudah tidak ingin melanjutkan aksinya.


"Cepat turun untuk makan malam!." Ten menjulurkan lidahnya pada taeyong dengan wajah menjengkelkan, merasa puas melihat wajah kesal taeyong ia segera berlari dari kamarnya.


"Iya eomma!." BLAM!


Taeyong mendengus, pelepasannya tertunda saat ia sudah hampir menyemburkannya, dengan perasaan kesal taeyong membanting laptop ten di atas kasur yang masih memperlihatkan vidio intim di sana. Dengan kesal ia beranjak untuk kekemar mandi dan melepaskan sesuatau yang masih terasa mengganjal.


Ingatkan taeyong untuk membalas perlakuan ten nanti!.


...





"Taeyong ingin yang mana?" Taeyong sudah duduk manis saat ini di meja makan keluarga lee, ia juga sudah menuntaskan kewajibannya di kamar mandi sendirian tanpa bantuan sahabat menyebabkannya.


my father《jaeyong》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang