part7

3.9K 287 15
                                    


"AHH!." taeyong terkejut bukan main ketika tubuhnya yang tadi tengkurap di sentak secara kasar. Jaehyun membuatnya berbaring telentang, manik coklat itu menatapnya tajam tanpa berkedip membuat taeyong menelan ludah gugup.

Kilat tanda bahaya dari tatapan jaehyun membuatnya merasa waspada, ia ingin pergi dari sana sebelum hal tidak di inginkan terjadi. Taeyong bukan remaja polos yang tidak tahu cara jaehyun menatapnya saat ini, mata coklat itu berkabut penuh napsu yang membeludak. Menuntut untuk di tuntaskan.

"T-taeyong ingin kembali kekamar" dengan gugup berusaha mendorong dada jaehyun agar menyingkir dari atasnya. "Minggir daddy."

Lamunan jaehyun pecah, ia tatap mata bergetar di bawahnya, opsidian hitam itu bergetar takut membuat sebelah ujung bibir jaehyun tertarik menyeringai. Taeyong terlihat sangat menggemaskan saat ini.

Benda di bawah sana semakin terasa sesak, wajah taeyong sama sekali tidak membuatnya berniat menyingkir, wajah takut itu malah terasa semakin menantangnya. Menikmati taeyong di bawahnya dengan suara isakan yang sangat menggairahkan.

"Jung taeyong." Jaehyun berbisik, setiap untaian kalimat yang keluar dari mulutnya di iringi salah satu tangannya yang membelai lembut pipi seputih porselin milik taeyong hingga keleher jenjangnya. "Kau tahu seberapa aku menginginkanmu sejak dulu?."

Tubuh yang lebih kecil menegang, menyadari sikap jaehyun yang berubah 180 derajat, pria di atasnya terlihat sangat menakutkan. Jaehyun tampak mengabaikan setatus mereka saat ini.

Membuat taeyong ingin berteriak jika apa yang di lakukan daddynya itu salah, mereka itu anak dan ayah. Meski tidak memiliki hubungan darah, tetap saja ini sangat salah.

"Daddy menyingkir." Sekali lagi ia berusaha mendorong tubuh besar di atasnya, gerakan jaehyun untuk menahan kedua tangannya jauh lebih cepat.

Kedua tangan si manis terkunci di atas kepala dengan satu tangan jaehyun yang menahannya dengan kuat, tanpa aba-aba ia menempelkan bibir tebalnya di atas bibir tipis milik anak tirinya itu, taeyong melebarkan matanya terkejut. Menggerakan kepala kekanan dan kekiri agar menghindari ciuman jaehyun.

Jaehyun bergerak menahan dagu itu agar diam, ia melumat renum itu tidak sabaran, menikamti bibir yang selama ini ia perhatikan. Selalu membayangkan bagaimana manisnya bibir taeyong jika ia lumat, bagaimana bibir tipis itu melahap penis besarnya di bawah sana.

Itu selalu menjadi bayangan jaehyun ketika melakukan onani atau berhubungan intim dengan jalang di luar sana. Taeyong selalu menjadi objek dan fantasi liarnya.

Ia memang segila itu, karena jaehyun memang tertarik dengan taeyong sebelum ia menikahi yoona, setatus mereka sekarang benar-benar tidak ia perdulikan.

Tidak memiliki hubungan darah bukan? Maka jaehyun tidak akan menahan diri. Ia bahkan bisa menikahi taeyong setelah menceraikan yoona.

"Mphhhh!" Taeyong masih berusaha melawan, membuat jaehyun menggeram. Dengan tidak berperasaan menggigit bibir tipis itu hingga terluka, membuat si cantik meringis merasa sakit karena gigitan jaehyun.

Jaehyun melahap penuh bibir itu, penuh candu membuatnya tidak ingin berhenti, ia mamasukan lidahnya kedalam mulut taeyong, merasa si manis tidak lagi melawan. Sungguh jaehyun tidak bisa lagi menahan diri, taeyong terlalu sayang untuk tidak di cicipi.

Lidah panasnya mengaduk mulut si manis, mengabsen deretan gigi rapi beserta gusinya, menjelajahi semua yang ada di sana, sampai mana lidahnya bisa menggapai titik terdalam mulut taeyong.

Air liur mengalir di ujung bibir taeyong. jatuh keatas kasur, taeyong bergerak gelisah saat nafasnya hampir benar-bemar habis, ia tidak bisa bernafas, jaehyun terus melumatnya dengan rakus bahkan tidak perduli meski taeyong tidak membalasnya.

my father《jaeyong》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang