Happy reading
vote kalian penting banget buat aku, buat menambah semangat up, matanya banyak banget tapi yang vote mentok 100 :)
BOLEHKAH taeyong egois saat ini? Entah sejak kapan perasaan terlarang muncul di hatinya. Mencintai daddy tirinya bukan sebuah dosa bukan?.
Jikapun itu sebuah dosa yang harus di salahkan terlebih dahulu adalah jaehyun, pria itu yang memulai, melecehkannya berulang kali hingga berakhir taeyong mencintainya.
Tubuh kecil taeyong terhentak dalam dekapan jaehyun, posisi mereka saat ini duduk di kursi besar jaehyun dengan taeyong di pangkuannya. Celana dan dalaman taeyong raip entah kemana.
Kejantanan besar jaehyun melesak dalam, menumbuk titik terdalam dalam posisi saat ini, si manis mendongak penuh kenikmatan, air liur menetes dari sudut bibirnya.
"Aahhh daddy ahhh dalam henghh!" Pinggang kecil taeyong semakin jaehyun dekap, pinggulnya bergerak cepat, posisi saat ini begitu memabukan ternyata.
Cairan taeyong turun membasahi celana bahan yang tidak jaehyun lepaskan, tampaknya si manis begitu terangsang saat ini. "Kenapa kau begitu nikmat shhh" tidak tahan pergerakannya terbatas dalam posisi saat ini.
Jaehyun mengangkat tubuh lecil itu, menyingkirkan apa saja yang ada di atas mejanya. Menjatuhkan tubuh kecil taeyong di sana dalam posisi tengkurap dan kaki yang di biarkan menjuntai kebawah.
"Lubang mu begitu menggoda." Mulut kotor itu tertarik membentuk seringai nakal, satu tamparan jaehyun berikan pada salah satu pantat padat taeyong, membuat tubuh kecil itu bergetar.
"Ughhh daddy masuki yongie lagi." Tangan kecil taeyong meraih kedua sisi pipi pantatnya, membuka belahan pantatnya hingga memperlihatkan lubang pink berkedut yang mencetak bekas penis besar jaehyun.
Kabut nafsu menyelimuti si pria jung, rasanya tidak ingin berhenti menyetubuhi anak tirinya itu bahkan ketika taeyong memohon untuk berhenti.
Penis besar jaehyun masuk dalam sekali hentak, bergerak penuh tenaga membuat tubuh kecil di atas meja itu terlonjak dengan mulut menganga. "aahh! Ahhhh ohh daddyhh!!." Tidak akan ada yang mendengar desahan taeyong sekalipun itu taeil yang berkeja di depan ruangannya, ruangannya kedap suara.
Jaehyun terus bergerak, melesakan penisnya sedalam mungkin mengisi ruang anal taeyong, menggesek raktum di dalam sana dengan gerakan cepat.
"Fuck! Jung taeyong shh kau menyukainya sekarang hm?" Pipi pantat itu kembali mendapat tamparan.
Hal yang jaehyun impikan sejak dulu telah ia dapatkan, membawa putra yoona dalam pelukannya. Memiliki taeyong untuk dirinya sendiri memang memerlukan proses panjang.
Seharusnya taeyong yang jaehyun nikahi bukannya ibu dari anak yang tersentak di bawahnya saat inu. Jaehyun terpaksa menikahi yoona karena kedua orangtuanya dan begitipun sebaliknya, wanita itu juga terpaksa, hingga mereka benar-benar idak bersatu, tidak ada cinta. Dan salah satu alasan jaehyun bertahan adalah taeyong.
Taeyong yang membuatnya bertahan bersama yoona. "Yongie ahhh!." Taeyong organisme, sperma pria manis itu menyembur mengotori meja kerja jaehyun.
Dalam beberapa hantakan terakhir jaehyun ikut menyemburkan benihnya bersamaan ponselnya yang berdering, napas mereka memburu saling bersahutan. Jaehyun meraih ponselnya, menekan ikon hijau setelah menarik nafas panjang.
"Ya?." Secara perlahan jaehyun menarik diri, mengelurkan penisnya dari anal taeyong yang mana membuat taeyong melenguh. "Kau pulang cepat?."
"Taeyong baik."
"Nhhh dad." Taeyong membekap mulutnya menggunkan tangan kecilnya berusaha manahan desahan akibat dua jari pria itu memasuli analnya, memasukan kembali spermanya yang tidak dapat di tampung anal taeyong.
"Baiklah." Jaehyun menyimpan kembali ponselnya, meraih tubuh kecil taeyong kedalam pelukannya setelah selesai memasukan semua sperma yang mentes keluar. "yoona akan kembali lusa." Jaehyun menjilat daun telinga taeyong membuat taeyong menggelinjang nilmat. "Taeyong."
"Ughh daddy stop!." Bukannya berhenti, tangan nakal jaehyun malah mengusap tubuh sensitif taeyong.
Usapan berhenti di atas pusar taeyong, mengusapnya lembut sebelum berucap penuh kegilaan. "Aku ingin kau mengandung anakku, jadi sepertinya kau harus giat melahap penis daddy" terdengar sangat gila, jika saja taeyong tidak memiliki perasaan cinta pada jaehyun mungkin sekarang ia sudah menggeleng ribut dan menangis, tapi tawa kecil malah mengalun indah dari bibirnya. Seolah menerima keinginan bejat itu.
...
"Taeyong!." Setelah sekian lama si menyebalkan lee taeyong itu tidak masuk sekolah akhirnya menjejaki sekolah kembali. Ten yang mendapati taeyong di samping tempat duduknya segera menghampiri dengan wajah kelewat penasaran. "Kenapa tidak ada kabar?." Doyoung bertanya.
Pria bergigi kelinci itu duduk di ikuti winwin dan ten pada tempat duduk masing-masing. "Aku pergi menemui eomma di prancis kemarin." Doyoung dan winwin mengangguk, tapi ten tidak, pria berdarah thailand itu menatap taeyong penuh arti.
Mereka berteman bukan kemarin, pembawaan tenang taeyong cukup membuatnya menaruh curiga. Sesuatu sedang di tutupi taeyong darinya.
"Hai kau tidak membawakan kami oleh-oleh?." Taeyong menekuk bibirnya, mengejek doyoung.
"Memang kau siapa?." Mata pria kelinci itu membola, merasa tak di anggap teman oleh taeyong. Doyoung berdiri dengan mimik jengkelnya menarik seragam yang taeyong kenakan.
Pertengkaran kecil itu terjadi di pagi hari, doyoung memang cukup anarkis pada siapapun yang menjahilinya. " yakk! Lain kali jika aku ke perancis lagi akan aku bawakan oleh-oleh!" Winwin dan ten hanya diam menyaksikan keributan kecil itu.
Jika winwin tertawa maka ten menatap taeyong tidak percaya, selama beberapa hari ini ia selalu kerumah taeyong. bukan kondisi rumah sepi yang ia dapati, tapi beberapa bodyguard yang berjaga dan melarang siapapun yang ingin bertamu untuk sementara waktu.
Ten pikir keluarga taeyong sadang di rundung masalah hingga pagar rumah mewah itu harus di jaga dan menolak tamu, padahal ten sangat dekat dengan keluarga taeyong, dan baru kali pertama kehadirannya di tolak.
Semua kemungkinan yang ia simpan di dalam otaknya terjawab, saat baju taeyong di tarik oleh doyoung beberapa kissmark tercetak dikulit putih itu, ten tidak sepolos itu untuk tidak tahu jika di bagian pundak dan tulang selengka taeyong bekas cumbuan sesaorang.
Di tengah pelajaran berlangsung, pokus ten hilang. Matanya selalu melirik khawatir pada taeyong yang bahkan terlihat sangat tenang saat ini. "Siapa yang lecehkanmu taeyong?." Suara ten sangat pelan di tengah kelas yang berlangsung.
Taeyong menegang, melirik ten secara perlahan. Mata itu bergetar takut tapi kembali berpaling dari ten dan kembali pokus kedepan. Mata taeyong tidak bisa berbohong jika ia tengah di landa ketakutan.
"Setidaknya kau ceritakan padaku apa yang terjadi." Ten menutup buku catatannya. "Jika kau masih menganggapku sahabatmu." Tangan kecil ten terangkat membuat eksetensi guru di depan sana teralih padanya. "Saya permisi ketoilet."
Setelah mendapat izin ten segera pergi dari kelas dengan mata sendu yang mengiringi langkahnya hingga hilang di balik pintu.
Taeyong tidak mungkin menceritakan semuanya karena yang melecehkannya adalah jaehyun ayahnya sendiri, sosok yang ia cintai sejak beberapa hari yang lalu.
Up setelah sekian lama, jangan lupa vote sama komen kalian.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
my father《jaeyong》
Romancemy father taeyong "perasaan itu datang tanpa bisa di cegah, aku ingin berhenti agar tidak menyakiti siapapun" jaehyun bukan sosok daddy yang sempurna, tidak seperti yang orang lain lihat. seiring waktu berjalan taeyong jadi tahu sedikit demi sedikit...