part6

3.4K 289 16
                                    

TAEYONG membanting pintu mobil keras, ia tidak perduli jika mobil itu akan tusak. Toh jaehyun punya banyak uang untuk membeli mobil baru.

Sopir yang tadi berniat membukakan pintu hanya menunduk sopan, taeyong lebih dulu bergerak. "Daddy jam berapa pulang?."

"Tuan jung sudah pulang." Kata si sopir, tayong mengangguk kecil lalu mulai melangkah dengan melompat-lompat kecil.

Bibirnya besenandung asal, tangan mungil itu mulai membuka pintu rumah dan langsung mendapati jaehyun yang tengah duduk di sofa dangan berkas di tangannya. Pria jung melirik kearah pintu meletakan berkas tadi lalu menggerakan tangannya kearah taeyong meminta si manis mendekat padanya.

Dengan patuh taeyong mengikuti perintah jaehyun, mulai mendekat berdiri di samping si pria besar. "Daddy pulang cepat lagi?." Jaehyun tidak menjawab. Meraih tangan mungil taeyong dalam genggamannya dan mulai menarik tubuh itu agar duduk di atas pahanya.

"Menurutmu?." Tidak menolak, taeyong menurut mendudukan tubuhnya di atas paha kekar itu dan mulai menumpukan tangannya di pundak jaehyun. Taeyong merasa biasa saja karena ia bahkan menaiki tubuh jaehyun ketika membangunkan daddynya itu. "Ini tentang permintaan." Jaehyun memeluk pinggang kecil itu.

"Daddy ingin apa?." Jaehyun menaikan alis kemudian tertawa kecil. "Malam ini tidur dengan daddy bagaimana?."

Serius hanya itu? Taeyong manamungkin menolak, ia juga bosen tidur sendiri jadi keuntungan untuknya malam ini.

"Deal." Senyum jaehyun mengembang, tangannya mengusap pinggang ramping taeyong mengecup pipi gembil si manis dengan gemas. Tidak susah untuknya membawa taeyong keatas kasur hangatnya ternyata.

"Daddy tunggu sayang." Dengan perlahan jaehyun mulai menurunkan tubuh kecil itu. "Daddy ada pekerjaan, jadi sampai jumpa nanti malam" taeyong merangut saat jaehyun mulai menjauh darinya, dengan langkah gontai kaki kecil itu beranjak menuju kamarnya di lantai dua.

Padahal ia ingin mengajak daddynya itu keluar tapi apa daya jika jaehyun ada pekerjaan yang jauh lebih penting.

Jaehyun membuka pintu ruang kerjaanya, mulai melepas jasnya dan melemparnya asal di atas meja kerja, tangan beruratnya bergerak menarik dasi guna melonggarkan simpul yang mencekik lehernya.

"Manis sekali." Entah untuk siapa pujian itu, jaehyun merih kacamata bacanya di atas meja. "Begitu polos hingga membuatku ereksi."

Menggeleng pelan, jaehyun menyingkirkan pikiran kotornya dan mulai duduk di kursi besarnya. Ujungnya matanya melirik foto yang terpajang di atas meja tersenyum kecil, itu foto taeyong yang sengaja ia pajang.

Jaehyun mulai menyibukan diri pada pekerjaan sebelum hari semakin sore, ia harus makan malam untuk menemani anak manisnya jika tidak taeyong akan merajuk dan berakhir memorotinya dengan berkeliling supermarket.

...

"Apa tidak apa kau terus meninggalkan taeyong?." Yoona menyandarkan punggungnya pada kursi.

"Dia akan baik baik saja, jaehyun akan menjaganya." Wanita di depan yoona mendengus samar. Bukan itu masalahnya, yang jadi masalah apa tidak apa jika taeyong di tinggal hanya berdua dengan jaehyun.

Boa tahu banyak tentang kehidupan rumah tangga yoona sahabatnya ini. Termasuk tentang pernikahan yoona dengan jaehyun yang tidak melibatkan cinta.

"Kau yakin dengan jaehyun?." Yoona memutar bola mata malas dengan pertanyaan boa. "Boa aku menikah dengan jaehyun bukan kemarin, dia menyangi taeyong seperti anak sendiri. Jangan berpikir terlalu jauh."

Lagpula siapa yang bisa menyakiti taeyong? Bahkan jaehyun sekalipun tidak bisa. Anaknya itu terlalu menggemaskan untuk di sakiti membuat siapapun tidak tega.

my father《jaeyong》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang