BUKU
...
Luhan
Sejujurnya, Luhan tidak tahu kenapa lelaki bernama Oh Sehun itu membawanya ke sebuah apartemen milik seorang perempuan bernama Baekhyun. Ia tidak pernah merasa mengenal Sehun. Melihat pun juga belum pernah.
Yang benar, Luhan pernah melihatnya sekali di klub, dan berkenalan dengannya.
Tapi yang Luhan herankan adalah tentang keputusan Sehun untuk membawanya ke apartemen Baekhyun. Kalau pun Sehun termasuk lelaki yang pandai mengambil kesempatan dalam kesempitan, bukankah seharusnya Luhan terbangun di kamar lelaki itu, atau di kamar hotel juga bisa, tanpa sehelai benang di tubuhnya? Tapi kenapa?
Oh, jadi Sehun bukan lelaki yang demikian.
Eh. Tapi kenapa Luhan terlalu berpikiran ngawur? Sinting!
Tapi sesungguhnya, Luhan tidak bisa berhenti berpikir, serius. Semenjak ia selalu diperhatikan Oh Sehun saat ia menikmati sup pereda mabuknya dan setelah itu pulang dari apartemen Baekhyun diantar olehnya, Luhan merasa aneh. Ada yang membuatnya aneh karena kehadiran Oh Sehun di sekitarnya. Apalagi sekarang ini ia kembali bertemu dengan Oh Sehun. Di kampus. Tepatnya di depan ruang kelas terakhirnya.
Luhan berhenti melangkah, rasanya enggan keluar dari kelas ketika melihat sosok Oh Sehun berdiri di depan pintu kelas, sedang mengobrol dengan seorang teman lelakinya yang Luhan kenal dengan nama Kim Jongin. Luhan meneguk ludah susah payah. Oh, dunia sempit sekali.
Aduh, harus bagaimana ini? Diam-diam Luhan panik. Selintas bayangan saat ia berkenalan dengan Sehun di klub membuatnya merasa tolol seketika.
"Karena aku tak mengenalmu dan kau juga kelihatan tampan, ayo kita berkenalan. Namaku Luhan."
Ya Tuhan... Luhan meremas udara dalam genggamannya dengan gemas. Rasanya ia ingin mengubur diri!
"Oh, Luhan?" tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang.
Luhan tersentak kaget. "E-eh?" ia mengerjap melihat Kyungsoo sudah berada di sebelahnya. Perempuan bermata bulat itu terkikik geli.
"Kenapa kau sekaget itu?" tanyanya.
Luhan menggeleng-geleng kaku. "Kukira tadi kau sudah keluar dengan Jongin." Jawabnya gelagapan. Kyungsoo tertawa kecil.
"Tidak. Jongin sedang ada urusan dengan temannya." Kata Kyungsoo sembari menunjuk Jongin dan Sehun dengan dagu. "Aku pulang denganmu, ya?"
Luhan mengangguk. Terpaksa ia keluar dari kelas karena Kyungsoo merangkul pundaknya. Dalam hati Luhan berdoa supaya Sehun tidak menyadari keberadaannya, atau memanggil namanya, atau apalah itu. Yang penting Luhan tidak bisa melihat wajah Sehun, begitupun sebaliknya.
Namun baru saja Luhan melangkahkan kaki keluar dari kelas, suara milik Sehun terdengar memanggil namanya. Luhan membeku, sementara Kyungsoo berhenti melangkah karena merasa bahu Luhan tegang karena panggilan itu. Pelan-pelan, Luhan menengok ke sumber suara. Dapat ia lihat Sehun menunggu jawabannya dengan tangan bersedekap. Luhan meringis, lalu membalas, "Oh. Ya. Hai. Kita bertemu lagi."
Sehun mengangguk. Ada senyum tipis yang terukir di wajahnya. "Mau pulang, ya?"
Luhan mengangguk kaku sebagai jawaban. Di ekor matanya, ia dapat melihat Kyungsoo sudah tersenyum-senyum jahil. Luhan khawatir Kyungsoo akan bertanya macam-macam soal Sehun setelah ini. Luhan sungguh tidak mau mengingat kejadian saat dirinya berkenalan dengan Sehun di klub dan seterusnya. Baginya itu memalukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
When The Wind Blows
Fiksi Penggemar[RE-UPLOAD FROM FanFiction.Net] HUNHAN GENDERSWITCH FANFICTION!! Sehun membuatnya sadar. Bahwa Tuhan selalu memberi ganti yang lebih dari cukup untuk membuatnya bahagia. This story was dedicated for my beloved sister, Apriltaste. Posted on FanFictio...