BERTEMU RINDU (Bagian B)
Sehun & Luhan
...
(Backsound: Ben-Like a Dream OST. Another Oh Hae Yeong)
"Bagaimana kabarmu?"
Akhirnya sebuah suara terdengar di antara Sehun dan Luhan setelah bermenit-menit lamanya mereka larut dalam keheningan. Pertanyaan itu dilontarkan Luhan untuk Sehun. Sehun yang saat itu sedang sibuk menonton video operasi melalui laptop di seberang Luhan, mendongak, dan mengerutkan kening. Luhan sedang menunduk dan pelan-pelan menyendokkan sesuap bubur ke dalam mulut.
"Baik." Jawab Sehun pada akhirnya. Ia masih memperhatikan Luhan bahkan ketika perempuan itu melirik-lirik ke arahnya. "Aku tidak perlu bertanya bagaimana kabarmu, kan?" tanya Sehun kemudian. Luhan mendongak sekilas, menatapnya bingung. "Kau sedang sakit dan tidak mungkin kau sedang baik-baik saja." Jelas Sehun.
Luhan kembali mendongak. Tatapannya berbeda. Ia mengaduk-aduk buburnya tanpa minat. "Ya, aku sedang sakit." Sahutnya pelan. Luhan seperti sibuk dengan pikirannya. Entah apa yang ada di dalam pikirannya, Sehun tidak mengerti.
Masalahnya, pikiran Luhan sedari tadi terlalu penuh. Ada banyak hal yang berputar-putar di sana, membuatnya sulit untuk berbicara, dan bingung harus menumpahkannya dengan cara apa. Bertemu dengan Sehun lagi membuat Luhan merasa seluruh dunianya berhenti berputar, lalu memampat, lalu meledak begitu saja, tak meninggalkan sisa sama sekali.
Pikirnya, Sehun tidak akan membuatnya tertarik ke masa lalu lagi. Luhan awalnya biasa-biasa saja. Maka dari itu ia memberanikan diri untuk tetap berada di tempatnya saat Sehun menghampirinya tadi. Tapi setelah Sehun menggosok puncak kepalanya, Luhan merasa Sehun mendorongnya kuat-kuat ke masa lalu. Luhan jadi takut untuk menemui kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan terjadi padanya setelah ini.
Jadi di sinilah dia; berusaha untuk memblokir kemungkinan-kemungkinan buruk tersebut dengan diam, dan berusaha untuk tidak menatap mata Sehun. Mata lelaki itu masih terasa menenggelamkan dan teduh secara bersamaan. Luhan tidak ingin terbuai lagi.
Sehun menghela napas pelan menyadari sikap Luhan padanya. Ia me-pause video operasi yang ia pelajari, lalu bersedekap, memperhatikan Luhan dengan selimut yang tersampir di bahunya tersebut. "Kupikir kau sudah banyak berubah." Katanya.
Luhan mengerutkan kening. "Aku tidak merasa begitu."
"Tapi aku merasa begitu." Sehun menggedikkan bahu sekilas. "Pikiranmu semerawut tapi kau tidak lagi berkata-kata di luar kendalimu. Kau sudah bisa mengendalikannya?"
Luhan tersenyum samar. Sehun tahu kebiasaannya dulu.
Sehun memiringkan kepalanya. "Adakah yang ingin kau katakan padaku?" tanyanya.
Butuh dua menit lamanya hingga akhirnya Luhan menjawab pertanyaan itu. Luhan meletakkan sendok buburnya, melipat lengannya di atas meja. "Bukankah seharusnya kita tidak bertemu?" tanyanya balik.
Sehun tidak membalas apa-apa, tapi ia tahu maksud Luhan.
"Kau..." Luhan menerawang sejenak. "Kau membuatku bingung, jujur saja." Ungkapnya. Sehun dapat mendengar nada keraguan di sana. "Aku tidak yakin apakah pertemuan ini baik untukku atau baik untukmu. Tapi aku merasa, kau—"
"Baik untuk kita berdua." Sehun menyela, berusaha membenarkan.
Luhan mendenguskan tawa. "Itu lucu," gumamnya serak. "Aku tidak ingin bertemu de—"
![](https://img.wattpad.com/cover/285994756-288-k620402.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Wind Blows
Hayran Kurgu[RE-UPLOAD FROM FanFiction.Net] HUNHAN GENDERSWITCH FANFICTION!! Sehun membuatnya sadar. Bahwa Tuhan selalu memberi ganti yang lebih dari cukup untuk membuatnya bahagia. This story was dedicated for my beloved sister, Apriltaste. Posted on FanFictio...