Hi.
Aku tantang kalian baca cerita ini sampai selesai.
Warning! Cerita ini mengandung unsur kekerasan fisik dan membuat penasaran untuk kelanjutan ceritanya.
Hati-hati jadi jatuh cinta sama karakter ini. Sekian.
Selamat membaca!
"Pelacur!"
Arunika Selia membanting pintu loker sampai menimbulkan suara debaman yang keras. Matanya memicing, mengintai satu orang yang pura-pura tidak tahu di ujung loker sana. Namun ia tidak tertarik, matanya justru menangkap ketiga kakak kelasnya yang berdiri angkuh di ujung ruangan loker berada.
Di SMA Nusantara, ada tiga hal yang patut dijauhi selain peraturan sekolah. Pertama, guru BK dan jajarannya. Kedua, OSIS dan para anggotanya. Ketiga... Arunika.
Siswa kelas 11 MIPA 1 yang sudah tidak bisa dijinakkan lagi oleh siapa saja. Arunika ibarat ranjau darat. Jika salah menginjak, maka akan meledak.
Arunika menatap kakak kelasnya yang sempat meneriakinya dengan sebutan tak pantas tadi. "Three musketeers," gumamnya.
Tiga kakak kelas dengan barang-barang glamor tetapi otaknya hanya sebatas mata kaki. Dangkal tapi sombongnya setara dengan raja Firaun.
Lorong loker mendadak ramai saat ketiga pentolan sekolah itu mendekati Arunika.
Perkenalkan dulu. Airin, si cewek dengan rambut ikal bagian bawah. Katanya, sih, Airin itu ketuanya. Lalu ada Meli, si cewek dengan mata sipit. Terakhir, Dilara. Cewek keturunan Turki yang selalu berhasil membuat para lelaki di sekolah tunduk akan kecantikannya.
Dari segi penampilan, mereka bertiga memang luar biasa. Tetapi, sayang. Seperti apa yang Arunika katakan. Mereka hanya memiliki otak sebatas mata kaki. Jadi... Mereka lebih rendah dari yang lain.
"Mukanya doang kalem. Kelakuan kayak tante-tante," cerca Airin.
"Gue dengar, adiknya itu idiot." Meli menimpali.
Kini Dilara siap mengeluarkan kata-katanya. "Lo nggak malu punya adek idiot? Mukanya seribu wajah pula."
Arunika tidak akan masalah jika mereka semua menghina dirinya, tetapi jangan adiknya.
Maka dengan gerak pasti, Arunika mendekati mereka tanpa keraguan sedikit pun. Udara berubah mencekam. Tidak ada yang bersuara. Mereka semua sibuk melihat apa yang akan Arunika lakukan kali ini.
Arunika menyentak ketiga kakak kelasnya itu sampai mundur beberapa langkah. Dari wajahnya saja Arunika bisa melihat jika mereka semua takut.
"Kalian semua nggak lebih dari sampah. Bisanya menghakimi orang tanpa pikir panjang. Kalian juga jangan lupa kalau gue nggak segan-segan banting siapa aja," kata Arunika. Matanya menyorot mereka satu per satu lalu berkata lagi, "Gue punya kartu AS. Lo bertiga nggak akan bebas kalau kartu ini gue sebar. Ingat. Gue bukan orang baik."
Begitu selesai mengatakan hal tersebut, Arunika mendorong mereka satu per satu sampai menubruk dinding. Gadis itu berjalan meninggalkan lorong yang entah sejak kapan berubah mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Person
Teen Fiction-Defenisi jahat itu seperti apa?- ISINYA ORANG STRESS SEMUA! Arunika Selia tidak akan pernah meninggalkan kebiasaan buruknya. Merokok, membolos dan membanting tubuh siapa saja yang sok tahu tentang hidupnya. Hingga di hari Kamis pada bulan Septembe...