Page 04 : Best of you

5K 490 17
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Haechan kini tengah tersenyum bersama dengan jinwoo di dalam gendongnya. Renjun yang sedari tadi memperhatikan pun hanya menggeleng sembari terkekeh kecil ketika mendengar celotehan jinwoo. Kemudian renjun mengalihkan fokusnya pada jisung yang tengah menggandeng tangannya. Wajah anak itu sedikit tertekuk membuat renjun terheran-heran.

"Jie? Kenapa?" Tanya renjun lembut yang berhasil mengalihkan fokus jisung pada sang mama. Jisung pun menggeleng pelan sebagai jawabannya yang membuat renjun semakin menyerngitkan keningnya bingung.

"Papa, temani jinu tidur..." ujar jinwoo dengan nada manjanya yang kemudian memeluk leher sang papa.

"Hei, papa pasti lelah sayang. Sama mama saja ya?" Ujar renjun lembut yang dibalas gelengan oleh jinwoo.

"Mama temani jie saja" ujar jie yang sudah menarik-narik tangan renjun. Melihat itu haechan pun memberikan tanda untuk menuruti kemauan jisung dan membiarkan jinwoo dengan dirinya.

Setelah renjun dan jisung menghilang di balik pintu kamar jisung, haechan pun menatap mata bulat mata jinwoo yang tengah menatapnya juga kemudian tersenyum yang membuat haechan mau tak mau ikut mengembangkan senyumnya dan beranjak ke arah kamar si bungsu dengan pakaian kantornya itu.

Renjun masih bingung dengan kelakuan jisung yang sedikit pendiam itu, karena sudah jengah akhirnya renjun membuka mulutnya ketika melihat jisung sudah bersiap naik kekasurnya.

"Jie, tidak ingin cerita pada mama?" Tanya renjun lembut sembari mendudukan dirinya di sisi ranjang milik jisung. Jisung yang ditanya pun hanya terdiam dan menghindari tatapan sang mama.

"Jie kesal" ucap jisung pelan menyerupai gumaman namun bisa terdengar jelas ditelinga renjun. Renjun yang mendengarnya pun mengerutkan alisnya.

"Kenapa jie kesal?" Tanya renjun lagi dan kini jisung menarik selimutnya menutupi seluruh tubuh hingga wajahnya.

"Jie kesal karena jinu dekat-dekat lele!" Ujar jisung sedikit terbekan karena selimut yang menutupi wajahnya. Mendengar ucapan jisung tersebut renjun pun terkekeh. Rupanya anak sulungnya itu tengah cemburu.

"Hei, kenapa kesal? Kan lele teman jinh juga?" Ujar renjun sembari mencoba menarik pelan selimut yang menutupi wajah jisung itu.

"Tapi jie tidak suka, lele jadi lebih suka bermain dengan jinu dibanding jie. Lele tidak mencubit pipi jie hanya pipi jinu saja! Lele tidak mengatakan jie imut seperti jinu. Lele lebih menyukai jinu dibanding jie" jelas jisung dengan nada marah anak-anak yang membuat renjun menahan tawanya takut sang anak malah bertambah kesal.

"Jie, dengarkan mama ya. Lele seperti itu karena lele menyukai jinu sebagai adiknya. Lele itu anak tunggal sayang, dia tidak pernah merasakan bagaimana rasanya memiliki seorang adik. Jie dan lele kan seumuran, jadi lele tidak mungkin memperlakukan jie seperti lele memperlakukan jinu. Jie juga sebelum bertemu lele selalu mencubit dan mengatakan jinu menggemaskan bukan? Sama seperti lele tadi" jelas renjun yang membuat jisung terdiam mencerna ucapan sang mama.

Lee Familia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang