TKPK 💙 5

5 1 0
                                    

Jangan lupa bantu vote, Komen and share yaa teman-teman!

💙💙💙

“Chia, gue minta tolong dong. Lo bajak hp Yura, ntar buka instagramnya abis tuh lo follback akun gue. Gue udah lama pollow Yura tapi gak difollback juga.” gerutu Oky dengan tangan yang yang sibuk memotong-motong siomay hingga menjadi potongan kecil.

“Dih, ogah! Gue saranin mending lo mundur aja deh, atau gak ngilang aja sekalian ngilang. Instagram aja gak difollback apa kabar sama perasaan lo? Sadar diri sahabat!” ucap Chiara dengan teganya.

“Anjir lo, kalo bukan pacar ketua gue udah gue cium tuh bibir. Enteng bener ngomongin fakta didepan gue, sedih gue.” sungut Oky. Laki-laki itu menatap Chiara kesal.

“Berani cium Chia, mati lo ditangan gue!” ucap Sabana kepada Oky membuat laki-laki itu bergidik dengan kedua tangan yang disatukan didepan dada.

“Ampun suhu.” ucapnya.

Chiara terkekeh geli melihat wajah Oky, siapa suruh laki-laki itu macam-macam dengan Chiara. Dimana ada Chiara, laki-laki itu gemar sekali mencari masalah dengan gadis cantik yang selalu melanggar peraturan itu. Entah tidak tahu atau benar-benar tidak tahu, padahal, pawang Chiara selalu berdiri didepan Chiara jika keselamatan Chiara terancam.

“Lagian nih ya, Yura itu sukanya sama Reginal.” orang yang disebut namanya hanya melirik Chiara, wajahnya masih datar seperti biasanya.

Chiara sendiri tidak peduli ditatap seperti itu oleh Reginal, bagi Chiara Reginal sama sekali tidak terlihat menakutkan. Chiara lebih takut jika Sabana mendiamkan dirinya walaupun hanya dua jam.

“Astaga ini cewek mulutnya ember juga. Gak kasian apa sama sahabat lo kalo orang yang dia suka tau?” sela Falen yang dari tadi diam menyaksikan adu mulut antara Chiara dan Oky.

Chiara mengernyitkan dahinya. “Lha, salah gue dimana kakak palen! Harusnya Yura seneng dong, coba aja kalo gue gak bilang gini, apa Rengginang bakalan tau kalo Yura suka sama dia?” kata Chiara santai lalu kembali memakan siomay ikan yang dia pesan.

“Cewek gila!” gumam Reginal tidak terima nama indah pemberian orang tuanya diganti seenaknya oleh Chiara.

“Reginal udah bisa ngomong? Kemarin-kemarin kenapa, sariawan?” Tanpa rasa takut Chiara menatap Reginal dengan wajah menantang.

“Anjir, bukan pacar gue woii!” seru Sabana tiba-tiba.

“iihh jahat banget Bana!” kesal Chiara.

Gadis itu kembali menatap Oky yang duduk tepat didepannya. “Gue juga bersyukur sih waktu Yura nolak lo, itu artinya sahabat gue masih normal buat pacaran sama buaya jelmaan monyet kayak lo.”

“Bener-bener ya! Nyeselin banget lo jadi cewek. Bener kata Bana, cewek dia bar-bar ngalahin emak gue.”

Chiara melotot tidak terima. Matanya menatap tajam Sabana dan Oky secara bergantian. Apa tadi? Dia disamakan dengan mama Oky? Chiara bergidik geli membayangkan dirinya berdandan menor dengan kacamata yang ala-ala Syahrini dan rambut yang mengembang. Masih mending jika cantik seperti Syahrini, jika seperti mama Oky, sungguh Chiara tidak ingin membayangkannya lagi. Chiara tidak seperti itu kawan.

“Sembarangan kalo ngomong, bar-bar gini gue masih punya hati nurani kali. Gak kayak mama lo yang tega mengorbankan anaknya dijodohin sama tante-tante.”

“Enak aja kalo ngomong! Gue gak dijodohin ya.”

“Terus kalo gak dijodohin apa namanya?”

“Ya cuma dikenalin aja, kalo kita cocok ya lanjut ke jenjang yang lebih serius.” jawab Oky

Terkadang Kita Perlu KecewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang