Ngaret lagi nihh😛
3/4 Hari menurut klian lama gak sih?
0.8 Tidak di terima.
"B-bunda."
"Ya? Bunda tunggu kamu di bawah." Ucap Teresha kemudian keluar dari kamar itu, Clarie masih diam tidak berkutik.
Namun tak lama kemudian, ia langsung tersadar kemudian memukul tangan Elang yang berada di payudaranya.
"Elang bangun."
"Emhh, bentar."
"Ih, kalo gitu awasin tangan lo dulu." Paksa Clarie sambil berusaha melepaskan tangan Elang.
"Awshh, ngapain lo remes kaya gitu!"
"Gue bilang bentar ya bentar, ngerti gak sih."
"Elang, ada bunda di bawah."
Mendengar ucapan Clarie, Elang langsung terbangun. Kemudian menatap wajah Clarie.
"Terus gimana?"
"Kata bunda gue, di tunggu di bawah. Lo mandi dulu aja sana," Elang mengangguk kemudian beranjak ke kamar mandi.
***
Kini Clarie dan Elang sudah berada di hadapan Teresha dan Daza, orang tua Clarie menatap keduanya tajam.
"Maksud kalian apa begitu? Kalian belum sah. Dan itu bayi siapa hah!?" Ucap Daza dengan nada sentakan di akhir kalimat.
"I-itu bukan bayi aku yah" ucap Clarie dengan gugup, sedangkan Elang santai-santai saja.
"Clarie kamu tau kesalahan apa yang udah kamu lakuin?" Clarie mengangguk kan kepalanya.
"Dan itu udah kelewat batas Clarie! Kamu udah di sentuh sama yang bukan suami kamu!" Sentak Daza, ya beginilah ayah Clarie.
Ia akan menjadi pemarah jika ada yang membuat kesalahan di rumah miliknya ini. bunda Clarie hanya diam.
Tadinya ia yang akan memberikan kejutan pada Clarie, namun nyatanya kini. Ia yang di beri hadiah oleh gadis cantik nya.
"Maafin Clarie ayah."
"Setiap hal yang kamu perbuat, kamu juga harus berani tanggung jawab. Jadi kamu ngertikan maksud ayah?"
Clarie menganggukkan kepalanya pelan, "Apa maksudnya om?" Tanya Elang dengan santai.
"Maksud saya, kamu harus menikahi Clarie!" Elang tersenyum kecil di hatinya, meskipun ini salah tapi tidak masalah.
"Loh? A—"
"Tidak ada yang harus di komentari Teresha."
"Oke, 3 Hari lagi saya akan menikahi. Clarie anak Om dan Tante," Elang mengelus rambut Clarie pelan.
"3 Hari? Kamu pikir menyiapkan semuanya itu mudah?"
"Semuanya akan mudah jika kita memiliki uang, dan saya memilikinya. Jadi, kenapa tidak?"
"Baiklah, kalo begitu laksanakan secepat." Ucap Daza sambil menarik nafasnya pasrah.
"Baik, tapi biarkan saya membawa Clarie ke apartemen saya terlebih dahulu." Ucap Elang kemudian pergi sambil menarik Clarie.
Keduanya pergi ke halaman belakang, untuk mengambil baby jean. Dan perlengkapannya, kemudian pergi ke apartemen.
***
"Elang, tidur yang bener."
"Gak bisa tidur."
"Terus mau apa?"
"Nyusu, masa tiap hari baby j mulu yang di kasih susu."
"Yang bener aja lo, baby j masih bayi."
"Ini bener loh, kalo gitu anggap aja gue baby boy nya lo."
"Sinting."
Elang tidak menjawab, namun tangannya kini merembet kearah payudara Clarie, yang tidak tertutup apapun.
Clarie tidak memakai bra karena ia malas membukanya saat baby jean menangis ingin susu.
Namun hal itu malah di manfaatkan oleh Elang, dengan gencar ia memainkan puting milik Clarie itu.
Clarie benar-benar mengantuk ingin tidur, jadi ia membiarkan Elang memainkan putingnya itu.
Selama tidak menurun kebawah ia tidak masalah, Elang menyorongkan badannya Agar wajahnya berada di payudara Clarie.
Dengan gemas ia mengigit payudara mulus itu membuat Clarie langsung memukul kepalanya kencang.
"Sakit tau! Lo main gigit² aja."
"Gemes pengen gue jilat."
***
Ini simpel banget yaa, ga nyambung juga soalnya aku lagi gak ada ide ! Tapi semoga kalian suka.
Anw kalian udah mampir ke cerita tentang maureen belum nih? Jangan lupa baca ya !
Makasih juga buat yang udah masukin ceirta gaje aku ini ke reading list kalian 💗💗
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARIE!
Teen Fiction(18+) Young adult content ⚠️ Clarie Florence dan Ravelang Mendoza Yang di satukan karena kesalah pahaman. ------ Start : 9 September 2021 finish : -