CLARIE!

16. Sah!

Sorry ya aku skip langsung udah sah, krna aku gak bisa bikin akad.

Sorry juga jadi loncat.

16. Sah?

Tandain kalo ada yang typo.

Tak terasa kini hari pernikahan Elang dan Clarie sudah di depan mata, Clarie masih tidak percaya dengan semuanya.

Tapi tempat dan baju yang kini ia tempati dan ia pakai menghancurkan pikiran Clarie.

Taman belakang hotel milik keluarga elang sudah di hias dengan simple namun terlihat indah dan menyenangkan.

Namun apakah pengantinnya juga ikut senang?..

Di sisi lain.

Gadis cantik yang biasanya memamerkan keanggunan dan keindahan wajahnya kini terdiam bingung.

Ini semua nyata.

Kisah hidup yang sebenarnya akan di mulai.

Apa yang harus ia lakukan setelah menikah?

Apakah ia sanggup memiliki suami seperti Elang?

Clarie menarik nafasnya pelan.

"Ada apa nona?" Tanya pelayan yang menemaninya di belakang.

"Tidak ada," Jawab Clarie sambil menggelengkan kepalanya.

Pelayanan itu mengangguk lalu tersenyum ramah.

Cklek..

Pintu di buka dari luar oleh Teresha yang menampilkan senyum indahnya.

"Bunda keliatan seneng aku nikah," ungkap Clarie pada bundanya.

"Terus bunda harus nangis gitu?" Tanya Teresha.

"Gak gitu juga, bunda gak sedih apa liat aku nikah? aku anak tunggal loh."

"Tinggal bikin lagi, apa susahnya?" Canda Teresha.

Clarie memutar bola matanya malas.

"Clar, bunda mau ngomong serius."

Clarie menolehkan kepalanya kearah Teresha.

"Ngomong aja bun," Ucap Clarie pada bundanya yang sedang menatap pelayan dengan pandangan sedikit serius.

Pelayanan itu menyadari tatapan Teresha kemudian ia berpamit keluar dari ruangan itu.

"Clar.. jadi istri sekaligus ibu itu gak mudah apalagi kamu masih muda, bunda pengen setelah kamu nikah, kamu belajar jadi istri dan ibu yang baik buat elang dan anak kamu, bunda gak mau suatu saat nanti bunda denger kalo kamu berantem dan pisah sama elang, kamu harus nyoba ngontrol emosi kamu, kamu udah bukan tanggung jawab bunda sama ayah lagi tapi kamu udah jadi tanggung jawab elang—"

"Iya bunda, Clarie tau." Potong Clarie sambil berjalan kearah bundanya yang duduk di atas ranjang.

"Tapi kalo suatu saat nanti elang nyakitin kamu, pulang ya sayang.. pintu rumah ayah sama bunda selalu terbuka lebar buat kamu." Lanjut Teresha sambil tersenyum hangat.