500 vote biar lama awgawg:v
13. Pertemuan keluarga
"Nanti makan siang di restoran," Ucap Elang.
"Kenapa ngga di rumah aja?"
"Nanti keluarga gue mau ketemu sama keluarga lo," Jelas elang kembali memainkan handphonenya.
"El-"
"El siapa?" Tanya Elang memotong ucapan Clarie.
Plakk..
"ELang," Kesel Clarie. Ia memutar bola matanya malas.
"Ck, kirain siapa. Kenapa?" Lirih Elang di awal kalimat.
"Kita beneran nikah?" Tanya Clarie dengan pelan dan hati-hati. Mendengar pertanyaan Clarie elang langsung menatap gadis itu.
"Kalo iya kenapa? lo ragu sama gue? lo kira uang gue gak cukup buat ngasih lo makan setiap hari? terus kelakuan boros lo lainnya?" Tanya Elang panjang lebar dengan nada sinis.
Elang sedikit tersinggung mendengar pertanyaan Clarie, Apakah dirinya terlihat miskin di depan Clarie?. meskipun ia masih sekolah, tapi ia juga sudah bisa membantu mengurus perusahaan ayahnya.
Ia sudah tidak terlalu menjadi beban keluarganya, ia juga memiliki uang simpanan dari almarhum neneknya nya dulu.
"Sensi amat, bukan gitu maksud gue." Bantah Clarie, ia sama sekali tidak merasa keberatan ataupun ragu.
Ia hanya takut pernikahannya tidak semulus orang lain, dan berkabut di pengadilan. clarie tidak pernah membayangkan bagaimana jika ia jadi janda di usia muda.
"Terus apaan?" Tanya Elang yang sudah sedikit geram.
Bukan menjawab ucapan Elang, gadis itu malah menggelengkan kepalanya. Kemudian ia berdiri dan berjalan kearah luar.
"Mau kemana?" Tanya Elang sedikit penasaran.
"Mau ngambil jean dulu, kasian belum minum susu dari tadi." Jawab gadis itu kemudian langsung keluar.
Elang menganggukkan kepalanya meskipun tidak ada melihat.
***
"Elang gue deg-degan,"ungkap Clarie sambil menggenggam tangan elang lebih erat.
"Gak usah takut, orang tua gue baik kok." Tenang elang pada gadis yang menggenggam tangannya.
"Beneran? Gue gak percaya, coba bakar perusahaan orang tua lo. kalo mereka gak marah, baru gue percaya." Ucap Clarie dengan nada yang sedikit lirih.
"Pikiran lo goblok amat, ayo keluar." Ajak Elang, sambil mematikan mobilnya kemudian keluar. dan mau tak mau juga, Clarie ikut keluar.
"J biar gue yang gendong, sini." Ucap elang kemudian mengambil baby jean dari gendongan Clarie.
Elang berjalan tanpa memperdulikan Clarie yang ada di belakangnya, namun setelah sampai di pintu restoran ia menunggu Clarie menyamakan langkahnya.
"Lama, buruan buka." Suruh Elang pada Clarie yang sudah berada di sebelahnya. Clarie memutar bola matanya kemudian membukakan pintu untuk Elang.
Tanpa bertanya terlebih dahulu, keduanya dengan kompak berjalan masuka kedalam ruangan vip di restoran itu.
Disitu sudah terdapat orang tua Clarie dan Elang,
"Maaf lama." Ucap Elang kepada orang tua yang ada di meja itu, dan hanya di balas anggukan."Silahkan duduk," Suruh Teresha kepada dua remaja yang masih berdiri di sampingnya.
Kemudian Clarie dan Elang berjalan kearah kursi yang kosong, dan duduk bersebelahan. Clarie berusaha duduk dengan tenang, hatinya sedikit resah.
"Baik, besok adalah hari pernikahan kalian. saya harap keduanya ikhlas, tapi jika salah satu dari kalian keberatan berbicaralah sekarang." Ucap aji dengan tegas.
Keduanya tidak menjawab, aji menoleh pada anaknya yang menggendong bayi laki-laki. setelah di tunggu selama 5 menit, keduanya masih belum menjawab.
"Bagus, tidak ada yang ragu. silahkan tukar cincin sebagai tanda pertunangan, dan berikan bayi itu kepada ibumu terlebih dahulu." Suruh elang masih dengan nada tegasnya.
Elang memberikan bayi itu kepada ibunya yang bernama Anya, dan baby jean di terima dengan baik oleh ibunya itu.
"Clarie, ulurkan tangan kamu." Suruh daza pada putrinya itu, dan langsung di turuti dengan sedikit ragu.
Teresha tersenyum hangat sambil mengangguk saat Clarie menatap dirinya. Clarie ikut tersenyum dan mengikuti alurnya.
Teresha mengeluarkan cincin dari tas anya, karena wanita itu sedang memangku cucunya(?).
Kemudian Teresha memberikan cincin itu kepada Elang.Elang langsung membuka cincin itu kemudian memasangkan cincin itu di jari manis Clara, meskipun sedikit ragu. Ia pasti akan berusaha memantapkan hatinya.
Dan begitu juga Clarie, gadis itu memasangkan cincin satu lagi di jari Elang. "Ini memang tidak resmi, namun setidaknya kalian sudah ada ikatan." Ucap daza sambil menatap keduanya.
Clarie menundukkan kepalanya, ia masih tidak percaya dengan semuanya. mungkin ia akan berusaha mengikhlaskan apa yang terjadi hari ini.
"Nanti sebagai seserahannya saya akan kirim ke rumah kalian," Ucap anya. kemudian di balas anggukan oleh keduanya.
"Sudah mari kita makan."
***
"Kenapa?" Tanya Elang kepada Clarie yang berada di sebelahnya, sambil menyusui baby jean.
"Kenapa apanya?" Tanya balik Clarie sambil mengelus kepala baby jean.
"Kenapa lo diem aja dari tadi?"
"Gak papa, perut gue masih sedikit sakit." Jawab Clarie dengan sedikit kebohongan.
"Oh, mau mampir dulu ke alfam*rt?" Tanya Elang kembali.
"Ngga, langsung pulang aja." Jawab Clarie tanpa menatap laki-laki di sampingnya. Elang hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Jangan tidur." Peringat Elang pada Clarie yang hendak menutup matanya.
"Ngga."
***
Aku mau ngasih tau kalo dalem cerita ini itu waktunya lebih depan dari pada cerita Rajendra.
Kalo kalian ga paham itu kaya, dalem cerita Rajendra kehidupan Maureen sama Rajendra itu lebih dulu. Dari pada dalem cerita ini.
Dalem cerita Rajendra, misal kehidupannya di mulai dari bulan Desember/Januari sedangkan cerita Clarie ini bulan September.
Kalo ga paham kasih tau aja yaa.
Tandain aja ya kalo ada yang typo, anw maaf juga kalo ada kesalahan dalem cerita.Bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARIE!
Fiksi Remaja(18+) Young adult content ⚠️ Clarie Florence dan Ravelang Mendoza Yang di satukan karena kesalah pahaman. ------ Start : 9 September 2021 finish : -