Chapter 16

1K 158 24
                                    

ǁ Try Again ǁ

.

✌️♥️

.

Nanon Korapat
Chimon Wachirawit
Marc Pahun
Phuwin Tangsakyuen

.

.

.

Chimon ingat pembicaraannya dengan Marc di pagi pertama mereka setelah bertemu kembali. Selesai sarapan dan melupakan Phuwin yang masih tertidur dengan nyenyak, Marc menggunakan kesempatan ini untuk bicara.

"Aku ingat sekali, satu minggu setelah papa tahu kalau mama pergi dari rumah dan dia tidak bisa menemukanmu sama sekali, papa tidak masuk kantor saat itu. Lamaaaaaa sekali. Papa tidak mengantarku sekolah, papa juga lupa kalau hari itu ulangtahunku. Papa lupa makan dan papa mengurung dirinya di kamar."

"Benarkah?"

Marc mengangguk. Ia menatap pada piring bekas sarapannya yang kosong. "Waktu itu, papa mengajakku pergi ke rumah paman. Tapi rumah paman kosong, rumah nenek juga. Papa terus mencari, tapi tidak menemukan apa-apa."

Ibunya tersenyum simpul. Ia tahu, Marc tidak akan pernah berbohong padanya.

"Saat itu, aku berusia sebelas tahun. Di hari ulangtahunku, aku pergi ke kantor papa sepulang sekolah. Aku bilang padanya, kalau aku menginginkan sebuah hadiah, aku ingin tahu dimana mama berada karena yang aku lihat papa menjadi sosok orang yang tidak mempedulikanmu ketika itu."

"Lalu, kau mendapatkan hadiahmu?"

Gelengan kepala dari putranya adalah sebuah jawaban pasti yang membuat Chimon tersenyum kecut. "Papa marah padaku. Katanya, dia juga sudah mencari tapi tidak pernah menemukan jejakmu sama sekali. Apakah menurut mama, itu semua mungkin? Aku tidak percaya, karena setelahnya aku tahu bahwa papa tidak pernah benar-benar mencarimu."

"Aku selalu bertemu dengan paman secara tidak sengaja di suatu tempat, aku bertanya padanya bagaimana kabar ibuku tapi paman bilang kau selalu baik-baik saja dan selalu memikirkanku setiap detiknya. Aku mendesak paman untuk memberitahuku dimana mama berada, tapi paman tidak pernah menjawab."

"Sampai beberapa minggu yang lalu, paman bilang... aku memiliki seorang adik laki-laki yang tumbuh dengan baik. Paman memberiku satu foto Phuwin, dan mengatakan kalau kalian ada di Vancouver."

"Apa menurut mama yang lebih membuatku bahagia selain semua hal yang paman beritahu padaku? Aku punya adik laki-laki yang manis, aku menemukan keberadaan kalian, dan aku bisa bertemu denganmu secepat ini. Rasanya... aku seperti menemukan tempat lagi untuk pulang."

"Marc..." Chimon mengulurkan tangan, mengusap punggung anak itu yang sekarang sudah tumbuh menjadi seorang remaja delapan belas tahun.

"Papa tahu dia salah, papa bahkan tidak berhubungan dengan siapapun setelah mama pergi dari rumah. Papa tahu mama di Kanada sejak lama, tapi untuk tahu mama dan Phuwin ada di Vancouver, papa harus berlutut di kaki paman. Jangan menghukumnya lagi, mama... Aku mohon. Mama bilang, aku harus menyayangi kalian sama besar. Aku sudah melakukannya, dan aku ingin kalian kembali bersama, membiarkan adikku bahagia dan merasakan apa yang namanya keluarga lengkap. Aku ingin Phuwin memakai nama papa seperti yang seharusnya. Kumohon, jangan menghukumnya lagi, aku tahu papa sudah begitu menderita sendirian di waktu belasan tahun setelah mama pergi dari rumah..."

Seperti yang sudah Chimon duga... Marc adalah seorang anak baik, yang selalu menyayangi Nanon, sama seperti Nanon menyayanginya.

"Marc, putra Nanon Korapat dan Chimon Wachirawit..." Hanya itu yang bisa Chimon katakan pada anaknya yang sedang menangis terisak. Memeluknya hangat, seperti memberikannya sebuah keajaiban.

Try Again [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang