Chapter 2

155 59 2
                                    

Playlist : Terlukis Indah - Rizky Febian & Ziva Magnolya

"Sore, kak Cla!" sapa Geysha kepada Clara yang sedang membersihkan meja di depan cafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sore, kak Cla!" sapa Geysha kepada Clara yang sedang membersihkan meja di depan cafe.

"Hai, sore juga Sha. Sana ganti baju dulu nanti bantuin kakak lap-in meja di sana ya" ujar Clara dengan senyumannya. Geysha mengangguk pelan lalu berjalan ke dalam cafe dan masuk dalam ruangan khusus pegawai lalu mengambil baju kerjanya di loker yang tersedia.

Setelah berganti baju, Geysha mengambil lap meja lalu mulai melaksanakan perintah yang tadi di perintahkan kepadanya. Sesekali Geysha bolak balik menuju kasir saat ada yang membayar atau memesan sesuatu dan membersihkan meja.

Karena meja yang ia bersihkan sudah selesai Geysha berdiam diri di balik kasir sambil sesekali melihat ke sekililing cafe yang terlihat sudah sepi karena menjelang malam.

"Sha, udah makan?" tanya Clara tiba-tiba membuat Geysha tersentak kaget.

"Udah kok, kak" jawab Geysha berbohong karena ia tidak ingin merepotkan Clara lebih sering. Karena Clara sering memberinya atau membelikannya makanan. Geysha tidak ingin menyusahkan Clara yang udah ia anggap kakak sendiri.

Fyi, Clara ialah sang pemilik cafe tempatnya bekerja. Karena hal itu lah Geysha di beri keringanan dalam bekerja yang bisa di bilang singkat, lima jam saja. Awalnya, Geysha pernah menolak namun Clara tetap memaksa. Dengan syarat, Geysha ingin gajinya sedikit di turunkan dari pegawai cafe yang lainnya dan setiap weekend ia akan bekerja dari pukul sembilan pagi sampai malam.

Mau tak mau Clara menyetujui syarat yang di ajukan Geysha dengan berat hati. Sungguh, ia sangat kagum dengan Geysha yang masih bertahan sampai saat ini dengan kehidupan yang sangat berat ia jalani.

"Beneran?" Clara memicingkan matanya karena ia takut Geysha membohonginya. Ia tahu semua tentang Geysha. Termasuk hubungan Geysha dan keluarganya.

"Iya, kak. Nggak percayaan banget sih sama Geysha. Mending kakak istirahat di ruang kakak di atas"

"Yaudah kalau gitu kakak ke atas ya" pamit Clara yang dibalas anggukan kepala dari Geysha.

Kurang lebih sejam berlalu, kini cafe semakin ramai. Dan Geysha semakin sibuk. Sesekali ia membantu pegawai lainnya untuk mengantar pesanan pengunjung.

"Geysha kita berempat kayak biasanya, ya" pesan Dante saat sampai di depan kasir yang hanya di balas Geysha dengan deheman saja.

Geysha sudah hapal dengan pesanan dari keempat cowok tampan yang merupakan teman satu sekolahnya. Karena cafe tempatnya bekerja menjadi tempat yang sering mereka jadikan untuk tempat berkumpul.

Dante yang mendapat deheman cuek dari Geysha hanya bisa menggelengkan kepalanya. Lantas ia kembali menuju meja yang terdapat ketiga sahabatnya.

"Udah pesan?" tanya Noval saat Dante baru mendudukkan diri di sampingnya.

EramnesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang