Chapter 10

32 7 0
                                    

Playlist : K.Will - No Sad Song For My Broken Heart

"Kalau di ceritain gue nggak tahu harus mulai dari mana"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau di ceritain gue nggak tahu harus mulai dari mana"

Dave menatap Geyaha dengan tatapan yang sulit untuk Geysha artikan. Namun ia melihat kilat penasaran di kedua matanya. Menghembuskan napasnya kasar Geysha memilih untuk menceritakan semuanya kepada Dave.

Entah kenapa ia melakukan ini. Mungkin, ia sudah terlalu lelah menanggung semuanya selama ini. Untuk kali ini saja, ia ingin membagi beban beratnya selama ini kepada seseorang. Dan entah kenapa ia merasa yakin untuk memberi tahu semuanya kepada Dave.

"Ini semua berawal dari umur gue delapan tahun...."

Flashback on

Geysha kecil yang baru saja pulang bermain walaupun tidak punya teman satu pun namun ia senang melihat teman-teman lebih tepatnya kedua kakaknya dan para sepupunya seusianya yang tampak senang bermain tidak jauh darinya.

Dari dulu ia ingin sekali bergabung bersama mereka tapi ia selalu di jauhi bahkan di usir agar tidak dekat dengan mereka. Ia tidak tahu salahnya di mana padahal ia tidak bersikap nakal sampai-sampai mereka semua tidak mau bermain bersamanya.

Lelah melihat, ia memilih untuk pulang kerumahnya dan ia yang selama ini tinggal bersama salah satu pembantu orang tuanya di buat terkejut saat melihat Bi Nur yang menangis di atas kursi kumuh di rumahnya. --yang sekarang di tempati Geysha di belakang rumah kedua orang tuanya--.

"Bi, kenapa nangis?"

"Eh nggak papa, Non. Baru pulang main ya?"

"Iya. Bibi kenapa nangis? Ada yang jahatin Bibi ya?" Geysha mengulang pertanyaannya saat tidak mendapat jawaban dari Bi Nur kesayangannya.

Bi Nur menahan sekuat tenaga air matanya dan membawa Geysha ke pelukannya. "Nggak ada Non. Bibi kelilipan aja"

"Sini biar Geysha bantu tiupin mata Bibi" Geysha meniup pelan kedua mata Bi Nur. Bukannya berhenti air mata Bi Nur malah semakin deras.

"Perih banget ya, Bi? Kok air matanya makin deras" Geysha mengusap air mata Bi Nur dengan hati-hati.

"Non apa pun yang terjadi, ingat satu hal. Bibi selalu sayang sama Non"

"Geysha juga sayang sama Bibi" Geysha memeluk Bi Nur erat seolah tidak ada hari esok. Yang memang kenyataannya besok ia tidak bisa bertemu dengan Bi Nur entah sampai kapan.

"Sekarang Non mandi dulu ya. Bibi siapin makan malam dulu" menganggukkan kepalanya Geysha lantas menuruti perkataan Bi Nur untuk mandi.

Selesai mandi, Geysha duduk lesehan menunggu Bi Nur menyiapkan makan malam untuknya. "Bi, nggak ikut makan?"

"Nggak. Bibi udah kenyang, Bibi nemenin Non makan aja ya"

"Kalau gitu Geysha makan ya, Bi"

EramnesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang