Chapter 7

59 21 0
                                    

Playlist : Camilla Cabello, Machine Gun Kelly - Bad Things

Selamat menjalankan ibadah puasa semuaaa💙

Menatap langit-langit kamar dengan pencahayaan minim, Geysha kembali teringat awal mula Zephira dan Rivaldi memanggilnya dengan sebutan jalang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menatap langit-langit kamar dengan pencahayaan minim, Geysha kembali teringat awal mula Zephira dan Rivaldi memanggilnya dengan sebutan jalang.

Kala itu, sebelum iya bekerja di cafe milik Clara tempat kerjanya sekarang. Saat ia yang baru masuk kerja tepatnya hari pertamanya di sebuah tempat karaoke. Bukan sebagai wanita penghibur melainkan menjadi office girl. Namun, saat itu ia pun di buat kaget saat melihat seragam office girl yang menurutnya sangat seksi. Rok pendek span dan baju lumayan ketat.

Mau tidak mau suka tidak suka ia harus memakainya. Karena pemilik karaoke sudah berbaik hati mempekerjakannya yang masih sangat muda walaupun itu cuma sebagai office girl. Dan Geysha sangat bersyukur akan hal itu. Tapi, ternyata ia tidak menyangka kalau tempat karaoke tersebut bukan tempat karaoke biasa. Dan sialnya lagi di hari pertamanya bekerja ia sudah mendapat sentuhan-sentuhan nakal nyaris ke pelecehan kalau ia tidak melawan.

Tak cukup dengan itu, saat ia mau pulang ia di perintahkan untuk mengantar minuman terlebih dahulu ke sebuah ruangan. Geysha mun mengagguk dan mengantar minuman tersebut dengan raut wajah dingin dan sorot mata tajamnya saat beberapa laki-laki mulai mencoba merayu bahkan memegang tubuhnya.

Ia tersentak saat baru saja masuk dan melihat sekumpulan orang di dalam ruangan. Dua di antaranya yang sangat ia kenali. Bukan hanya ia yang kaget melainkan kedua orang itu juga kaget melihat keberadaanya. Namun, tak bertahan lama karena salah satunya menatapnya dengan tatapan mengejek.

Dua orang itu ialah Rivaldi dan Zaphira. Kedua kakaknya.

Dan Geysha yakin, setelah ini penghinaan akan semakin ia rasakan oleh kedua kakaknya tersebut. Geysha hanya harus menyiapkan mental untuk semua penghinaan yang terus menerus di terimanya. Bahkan sekarang mungkin saja dia mendapat julukan baru dari kedua kakaknya tersebut.

"Wow, cewek cantik nih bro" ucap salah satu laki-laki dan menyenggol lengan Rivaldi pelan.

"Nggak minat"

"Aneh, selama ini semua cewek cantik yang ngedekatin lo lo-nya yang nggak tertarik. Jangan bilang lo gay dan naksir sama gue?"

"Kalau iya emang kenapa?"

"Najis"

Diam-diam Geysha merasa iri melihat interaksi itu. Selama ini ia menginginkan moment seperti itu. Bercanda atau menjahili antar saudara. Taoi takdir berkata lain, ia dilahirkan dengan nasib sial yang selalu mengiringinya. Entah kapan keberuntungan dan kebahagiaaan akan ia dapatkan.

Terutama kasih sayang kedua orang tua dan kedua kakaknya.

Menepis rasa iri yang masih bersarang di hatinya, Geysha mulai menyusun minuman yang tadi di bawanya. Ia menahan napasnya saat sadar posisi meja berada tepat di samping Zaphira. Mengabaikan tatapan mengejek dari kakaknya tersebut.

EramnesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang