Jay melempar segenggam uang yang ada di tangannya ke udara hingga uang tersebut berhamburan. Suara riuh teman - temannya bergema. Ia baru saja datang ke pesta salah satu temannya, Jake Shim."Huuuuu"
"Wahhhhh kau kerenn!"
"Ayo kalian ambil uang itu!"
"Tambah lagi uangnya tambah lagi!!"
Kurang lebih begitulah suara sahutan teman - temannya dan orang - orang yang ada di pesta.
Jay Park, anak tunggal dari konglomerat Korea Selatan, James Park. Ia adalah pemuda berusia 27 tahun yang terkenal suka berpesta. Keluarganya masuk dalam golongan 0,1% orang kaya di Korea Selatan.
Mayoritas teman - temannya berasal dari golongan yang sama. Jay duduk di salah satu sofa mahal di sebuah ruangan sambil meminum sampanye.
"Yak, tidak ingin mencari gadis eoh?" Tanya Jake. Si pemilik pesta.
Jay terkekeh. "Tidak. Kalian saja sana. Aku mau di sini saja."
"Ckckck tumben sekali kau begini. Biasanya kau semangat jika menyangkut 'para gadis'." sahut temannya yang lain, Park Jisung.
Jay mendengus. "Aku sedang malas.". Ucapnya. Setelah ia melihat Jisung dan Jake menghampiri para gadis.
Ia kembali meminum segelas sampanye yang ada di tangannya. Matanya menatap sekitar yang terlihat ramai. Teman - temannya fokus bersenang - senang.
Ada yang sibuk menikmati minumannya, ada yang sibuk bersama para gadis, ada yang sibuk menghambur - hamburkan uang seperti dirinya tadi, dan adapula yang sibuk menatap keriuhan di tempat itu. Sama seperti dirinya.
"Kau kenapa?" Tanya seseorang yang ada di sampingnya. Jay menoleh. Park Sunghoon, salah satu temannya yang pendiam.
Ternyata sedari tadi ia duduk tak jauh darinya, namun ia tak menyadarinya. Huh, sepertinya ia terlalu fokus pada teman - temannya yang sedang bersenang - senang.
"Tidak, aku hanya merasa .... bosan (?)"
Dahi Sunghoon mengernyit. "Bosan?" Ulangnya.
Jay mengangguk kecil. Ia menghela napas panjang lalu menyandarkan tubuhnya ke belakang sambil memejamkan matanya.
Setelah beberapa saat matanya kembali terbuka. Ia menatap langit - langit. "Sunghoon - ah, aku mau dijodohkan." Celetuk Jay.
Mata Sunghoon melebar. "Apa?!"
Jay melirik Sunghoon yang masih dalam kondisi terkejut. "Kau serius?" Sunghoon kembali bertanya. Mencoba memastikan.
Jay mengangguk ringan. Kini atensinya terarah pada Sunghoon. "Lalu kau mau menerima perjodohan itu? Siapa gadis yang mau dijodohkan denganmu? Kenapa dia mau denganmu?" Tanya Sunghoon beruntun.
Jay menyipitkan matanya setelah mendengar pertanyaan terakhir yang Sunghoon lontarkan. Meskipun pendiam, tapi mulut temannya ini terkadang kurang ajar.
Melihat ekspresi Jay yang kurang bersahabat, Sunghoon pun terkekeh. "Aku hanya bercanda dude."
Jay merotasikan matanya. Park Sunghoon memang menyebalkan. "Jadi?" Tanya Sunghoon.
"Aku tidak tahu."
"Tidak tahu?" Ulang Sunghoon. Satu alisnya terangkat.
"Hm, sepertinya papa sudah muak dengan kelakuanku." Ucap Jay dengan nada lirih, setengah frustasi.
Sunghoon terkekeh. "Kalau aku jadi uncle juga pasti muak. Satu - satunya anak tunggal yang ia miliki mempunyai kelakuan seperti bajingan. Sering berpesta, menghambur - hamburkan uang, bermain wanita, bahkan tak jarang ada saja perempuan yang mengaku hamil anakmu. Sudah bisa kupastikan pasti papamu sangat muak padamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
AESPA x IDOL | ONESHOOT
FanficAESPA x IDOL | ONESHOOT RANDOM Kumpulan oneshoot Aespa dan Idol lain