HAPPY READING AND ENJOY THE STORY❤️
....
Hari ini aku memilih berangkat lebih awal agar Gilang tak menjemputku. Aku kesal dengan sikapnya kemarin. Melirikku saja tidak, ya walaupun memang hubungan ini dirahasiakan, setidaknya dia ada itikad baik menghubungiku atau menemuiku untuk menjelaskan apa yang terjadi di antara mereka.
Saat tiba di sekolah, aku tidak melihat keberadaan Gilang ataupun Fani. Di kelas pun hanya ada aku. Oke ini kepagian untuk aku yang lebih sering datang terlambat. Karena bosan, aku memilih bermain ponsel. Melihat hiruk pikuk orang di dunia maya memang membuat candu. Apalagi tentang kisah percintaan artis yang wara-wiri di stasiun tv.
“Kenapa ninggalin gue?” Aku terkejut mendengar suara berat itu. Sosok Gilang sudah berdiri tegap di depanku. Aku melihat ke sekeliling untuk memastikan hanya ada kami berdua di ruangan ini.
“Bisu? Atau tuli?” tanyanya lagi. Aku tidak menjawab melainkan berjalan melewatinya keluar kelas.
“Berani lo keluar dari ruangan ini, kesepakatan kita batal,” katanya membuat langkahku terhenti.
“Egois banget, sih!” teriakku. Dia sedikit tersentak melihat reaksiku.
“Lo kesambet apa sih pagi-pagi? Aneh banget,” katanya menghampiriku. “Gue cuman nanya, kenapa lo ninggalin gue?” katanya melembut membuat emosiku yang tadi ingin meluap perlahan mereda.
“Seharusnya gue yang nanya itu ke lo. Kenapa lo ninggalin gue kemarin?” tanyaku menggebu-gebu. Gilang terdiam membuatku bingung. Kenapa pertanyaan seperti itu harus memerlukan waktu untuk berpikir?
“Siapa yang ditinggalin?” tanya sebuah suara dari belakang. Itu Sari. “Tiana? Tumben udah di kelas,” sambungnya. Aku dan Gilang bertatapan, Sari juga masih memperhatikan kami berdua.
“Nggak!” kataku kemudian berlari keluar kelas.
“Tiana!” teriak Sari tapi tidak aku hiraukan. Aku hanya terus berlari menuju taman di ujung kelas yang sangat sepi.
Aku duduk di taman sekolah menghadap tembok. Air mata yang sedari tadi kubendung, luruh juga di sini. Bukannya dapat penjelasan, Gilang malah terlihat pura-pura bodoh tadi. Sebenarnya aku tidak punya hak untuk bersikap seperti ini, tapi Gilang sudah keterlaluan kemarin. Aku juga punya urusan lain, karena dia yang menawariku, ya mau tidak mau aku menunggunya kemarin, tapi yang kudapat malah zonk. Atau jangan-jangan dia sengaja menyuruhku menunggunya agar aku bisa melihat bahwa dia pulang bareng Fani? Ish! Dasar manusia es menyebalkan!
...
Moodku hari ini sedikit buruk. Selain karena Gilang yang tak kunjung meminta maaf, sekarang ia bermesraan di depanku bersama Fani. Benar-benar hari yang buruk. Aku sudah beberapa kali berusaha melepaskan diri dan keluar dari kantin ini, tapi Sari juga terus-terusan menahanku. Aku akan tetap di sini demi sahabatku, walaupun mataku perih melihat pemadangan di depan.
“Tiana kenapa, sih? Dari tadi cemberut aja?” tanya Kak Rama.
“Mood swingnya kambuh,” kata Sari. Aku tidak menghiraukan mereka berdua.
“PMS lo? Merusak suasana tau nggak,” kata Kak Defri. Mulut Kak Defri memang tidak memiliki rem.
“Apaan, sih. Nggak usah ngurusin gue,” kataku sinis.
“Kamu kenapa Hel? Nggak nyaman ya ada aku?” tanya Fani. Entah ini benar-benar merasa bersalah atau hanya untuk cari muka di depan Gilang? Aku hanya menggeleng sebagai balasan.
“Eh, gue kemarin kayaknya liat kalian berdua pulang bareng deh. Iya, kan?” tanya Kak Rama pada Gilang dan Fani. Aku melihat Fani tersenyum malu-malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terserah Semesta
Teen Fiction[Update setiap hari SENIN dan JUMAT] HAPPY READING AND ENJOY THE STORY❤️ ... "Lo mau kan jadi pacar gue? Inget, ini cuma simbosis mutualisme," Tanya Gilang. Ditembak oleh cowok dingin seperti Gilang membuatku bingung. Gimana kalau kesepakatan in...