3

1K 75 3
                                    

"Apa kau benar-benar harus pergi kesana?"

Lagi, setelah yang terjadi di minggu lalu.
Kini ada lagi hal yang menjadi debatan antara keduanya.

Jaehyun diharuskan pergi ke Pulau Jeju selama dua minggu oleh perusahaannya
"Aku tahu ini berat bagimu sayang, tapi aku harus karena ini pekerjaanku"ucap Jaehyun mencoba menenangkan Taeyong.

"Baiklah. Maafkan aku, sepertinya aku bersifat kekanak-kanakan"ucap Taeyong
"Tidak, kau tidak seperti itu. Ini wajar bukan. Aku juga tak ingin berpisah lama-lama darimu asal kau tau"ucap Jaehyun kemudian menarik Taeyong kedalam pelukannya.

"Ji-jisungie Jisungie juga mau dipeluk"
Jaehyun terkekeh melihat sang putra kemudian ikut menariknya dalam pelukannya.
"Cepatlah kembali"ucap Taeyong sambil mengecup rahang sang suami pelan.

.

Pagi keesokkan harinya,
Taeyong berdiri dengan Jisung yang berada di gendongannya.
Sambil berdadah, ia menatap mobil hitam itu melaju pergi sesaat setelah Jaehyun dijemput oleh supir perusahaan.

"Eomma, ayo cepat antar Jisung"ucap sang Putra yang mengingatkannya untuk mengantarnya kesekolah.

"Sepertinya Eomma akan pakai mobil ayahmu karena mobil eomma masih bersih"ucap Taeyong sambil berjalan menuju mobil milik Jaehyun yang di bawanya pergi ke kantor atau kemanapun.

Taeyong mendudukkan Jisung dikursi penumpang didepan dan memasangkan sabuk pengaman untuknya.
Namun pergerakkannya terhenti saat netra nya melihat sebuah rambut barada didekat kursi.

Rambut itu berwarna coklat dan panjang.
Ia sempat berpikir milik siapa rambut itu karena Jaehyun memiliki rambut berwarna hitam, sedangkan rambutnya tak sepanjang ini.

Taeyong menepis dugaan nya, mencoba berpikir positif mungkin saja bukan apa-apa
"Aku terlalu banyak pikiran"ucap Taeyong kemudian melanjutkan kegiatannya hendak mengantar Jisung.

.

Taeyong tersenyum mendapat pesan dari Jaehyun yang mengatakan bahwa ia telah sampai di pulau Jeju.

Jarinya hendak mengetik namun sebuah panggilan menghentikan pergerakkannya.

Klik

"Halo-"
"Aku merindukamu~~~"
ucapan itu tersela oleh suara diseberang sana yang siapa lagi kalau bukan dari Jaehyun.
"Ini belum lewat sehari kau berpisah dariku"ucap Taeyong, padahal ia juga sama rindunya.
"Sedang apa kau sekarang?"
"Tidak ada, aku baru saja sampai rumah setelah mengantar Jisung sekolah dan berbelanja bahan makan setelah itu"jawab Taeyong.
"Oohh begitukah, jangan sampai membuatmu lelah"
"Kau juga jaga kesehatanmu"
"Tentu saja nyonya Jung!"
Seruan Jaehyun diseberang sana membuat Taeyong terkekeh.

"Oh iya, aku tadi menemu-"Taeyong menghentikan ucapannya, ia menjadi ragu untuk bertanya kepada Jaehyun mengenai rambut yang ia temukan pagi tadi.

"Halo? Sayang, kau masih disana? Apa yang ingin kau katakan?"

"Ah tidak-tidak, lupakan saja hehe bukan apa-apa"ucap Taeyong, namun tak ada jawaban dari Jaehyun
"Kau yakin?"
"Iya, aku yakin hehe"
"Baiklah, kau tau kalau aku sangat merindukanmu sekarang ini. Rasanya aku- (tuan, kamar anda sudah siap)"

Suara sahutan diseberang itu menyela ucapan Jaehyun,
Taeyong mengernyitkan dahinya mendengar suara wanita dari balik telepon itu. Ia berpikir bahwa itu hanya karyawan hotel, tapi yang membuat ia bingung adalah saat ini perbincangan keduanya terdengar sangat akrab dengan sedikit tawa kecil disana.

"Sayang, aku pergi dulu. Jaga kesehatanmu, aku mencintaimu"

"Aku juga mencin-"

Klik

Belum habis ia berucap namun panggilan itu terputus.
Taeyong menatap ponselnya, mengenggamnya agak erat karena ia gelisah.

Ia pun beranjak dan membawa langkahnya menuju dapur.
Ia membuat secangkir teh chamomile untuk membuatnya tenang.
Setelah ia merasa tenang saat beberapa kali menyesap teh itu.
Taeyong memejamkan matanya sejenak berusaha menghilangkan hal-hal yang memberatkan pikirannya. Sesaat Ia pun merasa ngantuk dan tertidur diatas sofa ruang tamu.

.

Kring Kring

Taeyong dengan lemas meraih ponselnya yang berbunyi di atas meja.
"Halo"Ucapnya dengan suara parau dan suara seorang wanita berbicara dengan panik di telpon tersebut.

Taeyong membelalak kaget,
Ia melihat kesekitar, rumahnya gelap.
Dengan terburu ia menghidupkan semua lampu dan melihat kearah jam dinding.

Jam 7 malam,
Dengan panik ia meraih kunci mobilnya.
Ia tertidur pulas hingga melupakan Jisung yang bersekolah.

Dengan cepat ia membelah jalanan kota Seoul menuju sekolah Putranya.
Tepat didepan gerbang ia dapat melihat putranya berdiri bersama seorang wanita.

Taeyong turun dari mobilnya dengan panik menuju putranya yang tampak sembab karena menangis
"Astaga maafkan eomma, Jisungie tidak apa-apa kan. Tidak ada yang terluka kan"ucap Taeyong sambil mengusap mata sang Putra yang basah karena air mata.
"Jisungie takutt"ucap sang Putra sambil menangis dipelukan Taeyong.

Taeyong pun berdiri berhadapan dengan wanita yang tak lain adalah guru Jisung
"Terima kasih sudah menemaninya. Saya sangat lalai hingga membuat Putra saya menunggu"ucap Taeyong dengan menyesal.

"Untung saja saya tadi lembur, jadinya saya bisa tahu kalau masih ada siswa yang belum pulang"ucap wanita itu.

"Saya sangat berterima kasih kepada anda"balas Taeyong
"Tapi, bolehkah saya bertanya?"ucap Wanita itu membuat Taeyong mengernyit bingung
"A-ah silahkan"
"Mengapa anda dipanggil Eomma?"tanya Wanita itu,
Keheningan menyeruak diantara mereka.
Angin malam mengusak helai demi helai rambut Taeyong, menutupi matanya yang tertegun.

"Maafkan aku karena lancang. Lupakan saja pertanyaanku tadi-....Lain kali anda jangan lalai kepada anak anda sendiri. Kalau begitu saya pulang dulu"ucap wanita tersebut dan beranjak pergi darisana.

Taeyong membungkuk hormat kemudian menggendong Jisung dan membawanya kedalam mobil.
Sepanjang perjalanan sang Putra tertidur pulas karena kelelahan menunggu.

Sedangkan Taeyong hanya bisa merutuki kecerobohannya.

.

Taeyong merebahkan Jisung dan mengusap wajah sang putra dengan pelan
"Maafkan Eomma ne"ucap nya pelan kemudian mengecup dahi sang putra.

Taeyong berjalan menuju kamarnya dan menghempaskan tubuhnya diatas kasur.
Ia menatap langit-langit kamar hingga akhirnya air mata mengaliri netra nya.

Obsidiannya berkabut terhalang air mata,
Ia menyesali akan tingkah lakunya hari ini,
Hari ini berlalu begitu berat baginya.
Apa yang akan Jaehyun katakan kalau ia sampai mengetahui dengan apa yang terjadi pada Jisung hari ini.
Dan juga, mengenai status nya.
Beginilah kehidupan, ada yang paham mengenai posisinya dan ada yang menolak akan posisinya.

"Mengapa anda dipanggil Eomma?"

Pikirannya berkecamuk mengingat pertanyaan dari guru wanita tadi.
Namun yang ia bisa lakukan hanyalah menangis,
Ia terus menangis hingga ia jatuh tertidur.






Tbc

Haiii hope you guys like it

Votement juseyo
Kisseu

DIVORCE (JaeYong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang