11

923 70 2
                                    

Jaehyun mengusak rambutnya frustasi,
Beberapa kali ia menghela nafasnya dengan kasar.

Pikirannya berkecamuk dan bahunya terasa berat,
Kertas-kertas yang berhamburan di meja nya pun membuatnya semakin frustasi.

Tok tok

Jaehyun mendongak dan melihat Minju yang berdiri di ambang pintu
"Tuan, apa anda perlu sesuatu? Sepertinya anda sedang tidak baik"ucap Minju yang tampak khawatir dengan keadaan Jaehyun yang terlihat berantakan.

Pemuda Jung itu mengusap wajahnya kasar, kemudian mengurut dahinya pelan.
Sedangkan Minju masih terdiam memperhatikan.

Jaehyun berdiri dengan membawa tas miliknya,
Kemudian berjalan kearah pintu
"Aku merasa tak sehat, aku akan istirahat di rumah"ucap Jaehyun sambil melewati Minju yang membungkuk hormat.

Setelah lama ia berjalan menuju parkiran,
Akhirnya Jaehyun mendudukkan dirinya di kursi kemudi,
Ia melonggarkan dasi yang melingkar dilehernya.
"Aaaaarrgghhhhhh" ia berteriak keras di dalam mobilnya sambil memukul kemudi itu dengan emosi.

Rasanya ia ingin meluapkan emosinya sekarang juga,
Ia pun menyalakan mobilnya.
Berusaha menenangkan dirinya kemudian ia pun memulai perjalanan nya.

Ia membelah jalanan kota Seoul yang ramai siang ini,
Namun saat berada di perempatan jalan,
Dia hanya lurus dan tak membelokkan mobilnya,
Yang mana berarti ia melewatkan belokkan menuju rumahnya.

Ternyata ia tak pulang, tapi ia menuju rumah orang tuanya Taeyong.
Sekarang ia berusaha menemui Taeyong yang masih betah berada disana, bahkan ini sudah hari ke-empat pemuda itu menginap di rumah orang tuanya.

.

"Apa kau tidak mau pulang?"suara itu mengintrupsi Taeyong yang sedang duduk di teras belakang.

Pemuda itu berbalik dan dapat ia lihat sang Ibu menatap khawatir padanya.
"Aku tak tau"sahut Taeyong kemudian mengalihkan pandangannya dari sang Ibu.

Nyonya Lee berjalan mendekat dan mendudukkan dirinya di kursi seberang sang Putra.
"Apa kau tidak khawatir kalau Jisung merindukan ayahnya?"tanya Sang Ibu.

"Aku-...merasa bersalah pada Jisung"ucap Taeyong kemudian ia menunduk menatap jemarinya yang bertaut.
"Karena aku melibatkannya dalam pertengkaran kami berdua"lanjut Taeyong.

Tidak seharusnya ia membuat sang Putra merindukan ayahnya
"Kalau begitu kembalilah. Bukan berarti Eomma tak mau kau menginap disini. Tapi kau harus menyelesaikan masalahmu"ucap Nyonya Lee kepada Taeyong yang masih ragu.

"Eomma"panggil Taeyong pelan
"Ada apa?"sahut Sang Ibu.

"Mengapa Eomma dan Appa menerima pernikahan ku dengan Jaehyun?"tanya Taeyong yang kini mengalihkan atensinya pada sang Ibu.

Nyonya Lee tersenyum kecil,
Dengan tatapan kosong keudara, wanita itu mulai berkata
"Awalnya aku tak tahu harus bereaksi apa saat kau mengatakan kau dan Jaehyun adalah sepasang kekasih. Apalagi kalian memutuskan akan menikah"ucap Nyonya Lee, dan Taeyong terdiam memperhatikan.

"Kalau kau ingat ayahmu waktu itu marah bukan padamu?"tanya Sang Ibu dan diangguki oleh Taeyong.
"Walau saat itu dia mengeluarkan sumpah serapahnya kepadamu, tapi saat kalian pergi. Ayahmu menangis terisak-isak dipelukan Eomma. Selama kami bersama baru pertama kali Eomma melihatnya menangis seperti itu"ucap Nyonya Lee.

"Kenapa Appa menangis?"tanya Taeyong penasaran.

Nyonya Lee menghela nafasnya sejenak, kemudian tersenyum kecil
"Dia menyesal karena telah berucap kasar padamu. Dalam tangisnya dia berucap 'aku menyesal,aku menyesal' terus-menerus. Dan lagi ucapannya uang paling kuingat adalah 'harusnya aku mendukung apapun keputusan putra kecil ku, kenapa aku menghalanginya untuk berbahagia' dan setelahnya ia mulai tertidur karena kelelahan terus menangis"ucap Nyonya Lee

"Dan setelah itu ayahmu tak mau menemuimu beberapa hari karena matanya bengkak, bukan karena dia membencimu hahaha itu sangat lucu sekali"lanjut sang Ibu sambil tertawa kecil.

Membuat Taeyong juga terkekeh mendengar hal itu
"Jadi sekarang ambil lah keputusan yang tepat untukmu dan Jaehyun"ucap Nyonya Lee sambil menggenggam tangan sang Putra.

Ding dong

Keduanya mendengar suara bel pintu diluar,
Membuat Taeyong pun berdiri
"Biar aku yang buka"ucap Taeyong kemudian berjalan menuju pintu depan.

Ding dong

Lagi, bel itu berbunyi
"Sebentar"sahut Taeyong

Kriettt
"Siapa- Jaehyun?"Taeyong tersentak saat ia melihat Jaehyun berada di hadapannya.
"Apa yang kau-"

Grep

Ucapan Taeyong terhenti saat Jaehyun merengkuhnya, dan tanpa pikir panjang Taeyong pun membalas pelukan erat itu.

Di telinganya, Taeyong dapat mendengar suara Jaehyun yang terus-menerus mengucap maaf,maaf dan maaf.

Dan setelahnya pun kini keduanya berada di kamar lama milik Taeyong.
Keduanya duduk di atas ranjang dan saling terdiam.

"Jaehyun/Taeyong"
Namun setelah itu mereka saling memanggil satu sama lain.

"Kau saja dulu"ucap Jaehyun
"Tidak, kau saja dulu"sahut Taeyong lagi
"Tak apa kau saja yang-"ucapan Jaehyun terhenti saat ia melihat Taeyong menatapnya dengan kesal.

Setelah meneguk ludah,
Jaehyun pun memulai perkataannya
"Aku minta maaf atas yang terjadi tempo hari, aku tak sadar akan ucapanku dan berkata kasar tanpa berpikir panjang. Dan juga aku menyakitimu dengan ucapanku saat itu"ucap Jaehyun sambil tertunduk.
Jemari pemuda itu bergerak gelisah, karena ia takut Taeyong tidak akan memaafkannya.

"Aku juga minta maaf padamu karena aku tidak bisa menjaga perasaanmu. Aku juga merasa bersalah karena menampar mu saat itu. Jadi aku juga minta maaf padamu"sahut Taeyong.

Setelah itu suasana menjadi hening
"Ekhem"Jaehyun berdehem berusaha mencairkan suasana.
"Kalau begitu-...kau akan pulang kan?"tanya Jaehyun sambil menatap kearah Taeyong.

Sedangkan Taeyong kini merasa gemas melihat Jaehyun yang terlihat seperti anak anjing yang tersesat.

Karena tak kuasa, Taeyong pun mencubit kedua pipi Jaehyun, yang mana hal itu membuat sang empu menjerit
"Aaakk ini sakit akk huwee"seru Jaehyun, sebenarnya itu tak sakit tapi ia berusaha membuat suasana menjadi nyaman.

Taeyong terkekeh
"Tentu saja, aku memang berencana akan pulang hari ini. Lagipula aku tak bisa jauh dari 'rumahku' "ucap Taeyong kemudian memeluk Jaehyun.
Menenggelamkan wajahnya di dada bidang itu,
Tubuh dan aroma yang sangat ia rindukan beberapa hari ini.
"Kau adalah rumahku, Jaehyun"ucap Taeyong samar, membuat Jaehyun tersenyum kecil.

"Kau juga rumahku,Taeyong"balas Jaehyun, dan ia semakin erat mendekap Taeyong dalam pelukannya.





Tbc

Votement juseyo

DIVORCE (JaeYong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang